Chapter 42

11.9K 610 19
                                    

"Dari mana?" Suara datar itu mampu memusnahkan senyum Hanna dalam sekejap. Ia menoleh ke samping, mendapati Bisma sedang duduk di sofa dengan tangan terlipat.
Nada bekunya membuat Hanna kembali melupakan cara tersenyum. Sama sekali tak bersahabat.

Sebelum Hanna menjawab, Bisma kembali bertanya.
"Diantar Reza?"
Wajah Hanna berpaling refleks dari Bisma. Ia kembali merasakan ngilu di hatinya mendengar tuduhan itu.
Bagi Hanna, itu lebih terdengar seperti 'baru pulang dari acara berselingkuh?'

Hanna tahu, dulu sampai sekarang Bisma menganggapnya sama. Wanita murahan.
Hanna tidak ingin suasana hatinya kembali buruk. Tapi ini sudah terlanjur.
Hanya dengan satu dua patah kata, Bisma mampu menghancurkan kebahagiaannya. Bisma adalah adalah peluntur senyum paling sempurna yang pernah Ia temui.

"Ayahku," ucap Hanna pelan sembari menggigit pipi bagian dalamnya, menahan perih di hatinya kemudian memilih berlalu ke kamar mereka. Lebih baik Ia menghindar daripada kembali bertengkar dengan Bisma.
Biarlah Hanna yang akan kembali mengalah.
Tapi mungkin sekarang kepercayaan Bisma untuknya sudah tak penting lagi. Hanna seperti terserahlah kalau Bisma menganggapnya begitu. Yang penting Ia sudah mengatakan yang sebenarnya.

Selanjutnya ada di dreame dengan nama akun kiranoviani

HURT (Sudah Terbit)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang