Chapter-73

9.4K 583 218
                                    

Pertanyaan "kak kok gak ada tanda tangannya?"
Itu aku pengen ngakak weh.
Aku baru belajar nulis dan alhamdulillah bisa terbit bukunya jadi aku belum punya nama.
Di tanda tanganin pun percuma karena aku gak terkenal 😂😂

Tapi makasih loh buat semua yang udah ikut Pre Order😍
Semoga kita semua bahagia😊

Dan hari ini aku mulai Open Order Novelnya. Kepoin di bawah ya😉 sekarang baca aja dulu

appy reading😄

Tiba-tiba Bisma menghentikan langkahnya yang akan masuk ke pintu keberangkatan luar kota "hanya mataku saja atau memang itu Hanna?"

Monica mencari seseorang yang Bisma maksud "di mana Pak?"
"baju biru"

"saya tidak lihat. mungkin anda salah lihat. Mari, sebentar lagi pesawat kita akan take off"

Bisma pun akhirnya mengangguk, tapi sebelum berjalan ia kembali berbalik "ah Monic, tunggu sebentar"
"ya?"

"sepertinya itu benar-benar Hanna" Bisma terus menatap ke tempat yang tadi ia melihat Hanna.
"anda sebenarnya ingin pergi atau tidak Pak?"

"ckck kau mulai berani lagi ya" Bisma mendengus tak terima.
"maaf pak" ucap Monica pura-pura takut.

"tunggu sebentar"
"pak! pak Bisma!" Monica memanggil Bisma yang tiba-tiba berlari meninggalkannya.

Yang deg-deg an mana suaranya.... 😂😂
*
*

"aku tidak mungkin salah lihat" Bisma terus mengedarkan pandangannya ke seluruh arah yang mampu dijangkaunya.
Bisma tak peduli jika beberapa kali ia menabrak orang lain.

"apa Hanna juga akan pergi? Ya Tuhan, kenapa aku belum bisa rela juga?" Bisma mengusap wajahnya frustrasi. Kedua tangannya bertengger manis di pinggang dengan pandangan mengedar. Ia berharap bisa melihat Hanna sebelum wanita yang masih terikat hukum negara sebagai istrinya itu pergi jauh dan ia tak bisa melihatnya lagi.

Bisma kembali melangkah, membelah kerumunan karena bandara sangat ramai oleh orang berlalu-lalang.

Bisma berhenti melangkah saat melihat pria yang tadi pagi bersama Hanna. Bisma menatap ke sekitarnya untuk mencari keberadaan Hanna.
"apa Hanna hanya mengantarnya?" gumam Bisma.

Bisma hendak berbalik tapi ia tak sengaja melihat Rafael memegang 2 tiket.

"Hanna" Bisma bergumam dan mencoba mencari keberadaan Hanna.
Bisma berlari menuju toilet terdekat.

Jackpot!
Saat itu juga Bisma melihat Hanna keluar dari toilet wanita.

Bisma berdiri di tempatnya sedangkan Hanna belum menyadari keberadaannya karena Hanna sibuk merapikan gulungan baju di pergelangan tangannya.

Bisma berjalan cepat menghampiri Hanna dan meraih tangannya.

"eh!?" Hanna terkejut ketika tiba-tiba ada seseorang yang mencekal pergelangan tangannya dan membawanya berjalan begitu cepat nyaris berlari.

"maaf, sepertinya anda salah o-orang... Bisma" Hanna belum tersadar sepenuhnya ketika kakinya terus mengikuti langkah lebar Bisma.
"Bi-Bisma" begitu sadar, Hanna langsung menarik tangannya dari Bisma tapi tak berhasil. Cekalan Bisma begitu kuat.
Mereka beberapa kali menabrak orang yang berlalu lalang.

"apa maumu!? lepaskan aku!" ronta Hanna.
Bisma tak menggubrisnya.

Hanna menoleh ke belakang, berharap bisa melihat Rafael tapi nihil. Tempatnya sekarang sangat jauh dengan Rafael.

"lepaskan aku atau aku akan berteriak!?" ancam Hanna.
Bisma menyentak tangan Hanna dan meraih pinggangnya dengan possessif, Berjalan lebih cepat menghampiri Monica yang menatap mereka terkejut dari kejauhan.

HURT (Sudah Terbit)✔Where stories live. Discover now