1

1.2K 57 0
                                    

Langkah kakinya yang mengenakan celana dengan harga mahal perlahan menuruni tangga. Mata memikat yang akan menarik siapa saja jika melihatnya terlihat mulai mengamati mansion mewah yang berukuran sangat besar itu.

Melangkah menuju ruang utama, netra kecoklatannya melihat seorang pemuda dengan surai hitamnya yang cukup panjang tengah duduk memainkan benda pintar yang ada di tangannya.

"Apa mereka belum selesai?" Tanya pemuda itu seraya mengambil duduknya.

"Entahlah. Aku juga sedang menunggu" jawab si surai hitam tanpa mengalihkan matanya.

Bersamaan dengan jawaban pemuda dengan mata tajamnya, suara sepatu yang menekan lantai terdengar. Membuat kedua obsidian milik para pemuda berahang tegas itu teralihkan.

"Kenapa sangat lama?!" si surai hitam memberikan protesnya.

"Tsk, hanya menunggu sebentar dan kau sudah memberi protes!" Balas pemuda yang baru saja datang.

"Dimana dia?" Tanya pemuda lainnya.

"Aku tidak......",

"Aku selesai! Ayo! Jangan membuang waktu!".

Mendapatkan perkataan dengan suara kekesalan tiba-tiba dari pemuda lain yang baru saja datang, cukup membuat ketiga pemuda yang berhubungan akrab itu menghela nafasnya. Ketiganya begitu saja mengambil langkah mengikuti pemuda dengan usia lebih muda yang telah melangkah keluar.

...

"Jisung, jangan berjarak terlalu jauh dari Hyunjin".

Mendengar perkataan itu, pemuda bersurai hitam kebiruannya dibuat mendengus kesal. "Kalian mengatakan akan bersenang-senang! Kenapa justru berakhir dengan melarangku?!".

Baiklah, ketiga pemuda yang berusia lebih tua kembali harus menahan kemarahan mereka. Saat ini, mereka tengah berada di dalam sebuah acara pelelangan berlian langka. Ada begitu banyak para pembisnis dan mafia-mafia hitam yang memenuhi ruangan besar bernuansa mewah itu. Jadi, menjaga sikap untuk bertindak lebih baik sementara ini sangatlah diperlukan.

"Kau boleh bermain. Tetapi, ingatlah untuk berhati-hati" pemuda yang lebih tua dari keempatnya, Minho, kembali berkata.

"Kalian terlalu berlebihan!" Jisung membalas dengan sinis dan melangkah begitu saja.

Melihat itu, ketiganya dibuat saling tatap. Minho yang memahami ekspresi kedua pemuda yang sedikit lebih muda darinya itu dibuat kembali berbicara.

"Sudahlah, tidak masalah. Kita memiliki bodyguard yang akan mengawasinya" ucap Minho.

"Dan membiarkannya begitu saja berkeliaran di kandang para binatang buas seperti ini?!" Hyunjin berkata tidak suka "jangan bodoh, Lee Minho!" Lanjutnya dan pergi begitu saja.

Lagi, Minho harus menghela nafasnya saat mendapatkan pemuda yang adalah sahabatnya harus membuatnya menahan kemarahan.

Menyadari reaksi tidak baik dari pemuda di hadapannya, Felix yang sejak tadi tidak berbicara akhirnya bersuara.

"Jangan memikirkannya. Kau mengerti bagaimana Hyunjin kan. Ayo, lebih baik mencari minuman dan duduk" kata Felix yang disetujui oleh Minho.

...

"Chan, lihatlah. Dirinya berada disini".

Pemuda bernama Chan yang tengah sibuk dengan kolega yang ada di hadapannya dibuat mengalihkan matanya saat mendengar suara sang sahabat.

"Bisakah kita melanjutkan pembahasannya nanti? Ada hal penting yang harus ku lakukan" Chan berkata dengan baik pada koleganya. Membuat sang kolega tersenyum menyetujui dan mengambil langkahnya.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now