19

195 21 29
                                    


"Jadi, kau mendekatinya tanpa memberitahuku?!".

Bangchan begitu saja memberikan pertanyaan dengan suara kekesalannya. Menatap Changbin dengan mata penuh ketajaman.

Menghela nafasnya, "aku hanya menggodanya" balas Changbin dengan suara yang sangat biasa.

"Menggodanya?!" Tekan Bangchan.

"Oh, ayolah, Chan. Aku hanya menggodanya. Aku tidak berminat mengambilnya darimu".

Baiklah, melihat raut wajah Bangchan, Changbin mulai mengerti. Sahabatnya itu mendapatkan 'kecemburuan' di dalam hatinya.

Tidak ingin membalasnya, Bangchan melangkah menuju lemari pendingin. Mengeluarkan wine dengan kadar alkohol yang cukup tinggi.

Mengetahui jika Bangchan tidak lagi mempermasalahkannya, Changbin mengikuti untuk mengambil duduk di meja makan. Saat ini, keduanya tengah berada di apartemen Bangchan yang hanya diketahui oleh kedua pemuda itu.

Melihat Chan yang menuangkan wine ke dalam gelas dengan wajah tidak baiknya, Changbin tertawa kecil. Membuat Chan memberikan tatapan bingung kepadanya.

"Sangat lucu melihatmu cemburu" goda Changbin.

Bangchan berdecak tidak suka mendengarnya. Memberikan gelas lainnya pada sang sahabat. "Tidak, jika itu dirimu" balasnya.

"Oh, kau yakin?" Balas Changbin "tatapanmu bahkan hampir membunuhku" tawanya.

"Itu karena kau tidak memberitahuku jika kau berbicara dengannya".

"Kau mungkin tidak akan percaya. Tetapi, Jisung, dia sepertinya sangat membenciku".

Mendengar itu, Bangchan kembali memperlihatkan wajah kebingungannya. "Membencimu?".

"Ehm. Dia selalu bersuara kesal saat berbicara denganku" jelas Changbin "aku bahkan memiliki pertanyaan, bagaimana kau bisa menyukainya?".

Perkataan Changbin, membuat Bangchan berhasil mengeluarkan tawa ringannya. Hal yang justru membuat sahabat Seo di hadapannya tiba-tiba saja menatap horor ke arahnya.

"Jisung...... dia..... unik" kata Chan dengan wajah penuh senyuman.

...

Pagi hari, Jisung terbangun saat menyadari adanya pelukkan pada tubuhnya. Membuka matanya, manik kecoklatan Jisung dapat melihat pahatan tampan di hadapannya. Menikmati bagaimana netra miliknya melihat garis sempurna di wajah Hyunjin. Jisung bahkan bisa merasakan deruan nafas hangat dari pemuda Hwang itu.

"Mulai mengagumiku?".

Perkataan tiba-tiba dari Hyunjin membuat Jisung sedikit terhentak. Tidak berfikir jika pemuda yang berusia lebih tua darinya itu telah terbangun dari tidurnya.

"Lepas, Hwang!".

Jisung berkata marah saat mendapatkan pelukkan Hyunjin menjadi lebih kuat. Dirinya telah berusaha untuk melepaskan diri, tetapi, pemuda bersurai blonde itu justru lebih menguatkan pelukkannya. Menekan wajah Jisung pada dadanya.

"Hyunjin!" Lagi, Jisung mengerang dengan kesal.

Mendengar itu, Hyunjin mengabaikan. Pemuda Hwang itu justru memperlihatkan tawa ringannya. Hal yang membuat Jisung menjadi lebih berusaha keras untuk melepaskan dirinya.

...

"Aku benar-benar akan menghajar Hwang sialan itu!".

Felix yang berkata dengan suara kekesalannya seraya menaikkan lengan kemejanya membuat Minho hanya bisa memutar malas matanya.

"Bagaimana bisa dia justru bermain disaat memiliki misi penting!" Lagi, Felix mengeluarkan kekesalannya.

Mengambil duduknya, Minho berkata, "biarkan saja. Dirinya sangat jarang berbuat baik pada Jisung. Jadi, biarkan Jisung menikmatinya".

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now