47

161 24 61
                                    

Dengan sedikit kasar, Changbin meletakkan gelas dan botol berisi alkohol di atas meja. Membuat Bangchan yang tengah duduk dengan pemikirannya dipaksa untuk melihat sikap sang sahabat yang terasa sedikit berbeda.

"Kau marah padaku?".

Pertanyaan Chan hanya mendapatkan tatapan sesaat dari manik berkarakter tajam Changbin. Pemuda Seo itu menggerakkan tangannya untuk memberikan alkohol pada Chan dan mulai meneguk miliknya.

Menghela nafasnya, hanya melihat bagaimana cara Changbin memberikan minuman padanya, Chan sudah bisa mengerti jika sahabatnya itu benar memiliki kemarahan pada dirinya.

"Baiklah, aku tahu kau marah padaku" Chan kembali bersuara "hanya saja, hal apa yang membuatmu marah, sungguh, aku tidak mengetahuinya".

Mendengar itu, Changbin lagi-lagi meletakkan gelas dengan gerakan yang kasar. Menatap dengan penuh ketajaman pada pemuda Bang yang beberapa waktu ini sudah sangat meluapkan kemarahan dirinya.

"Tidak bisakah kau melepaskan dirinya?!".

Bukan jawaban, Changbin justru memberikan balasan dengan sebuah pertanyaan. Membuat Bangchan cukup tidak percaya saat mendengarnya.

Tidak segera memberikan jawabannya, Bangchan justru meneguk alkohol yang sejak tadi tidak disentuh olehnya. Membiarkan Changbin menunggu perkataan dari pemuda bersurai coklat di hadapannya dengan penuh kekesalan.

"Aku ingin tahu, alasan apa yang membuatmu sangat ingin aku membebaskannya?" Ucap Chan seraya mengambil botol berisi alkohol dan mulai menuangkan pada gelasnya yang telah kosong.

"Dia tidak ada hubungannya dengan permainanmu, Chan! Apa itu tidak bisa menjadi alasannya?!" Changbin berkata dengan penuh kemarahan.

Hanya saja, perkataan Changbin menghadirkan senyuman dingin pada wajah memikat milik Bangchan. "Dirinya memiliki hubungan dengan Darkness" ucapnya datar.

Baiklah, Changbin mengerti jika semua tujuan Chan adalah mutlak, dan dirinya tidak pernah menghentikan setiap pergerakkan sang sahabat untuk mendapatkannya. Tetapi, dalam hal ini, Bangchan telah melakukan kesalahan yang sangat buruk. Bagaimana melihat sahabat mafianya itu melibatkan pemuda Han yang tidak bersalah, Changbin sungguh tidak bisa membiarkannya.

Mengambil berdirinya, Changbin melangkah begitu saja dari mini bar milik Bangchan. Pemuda Seo itu berkata dengan penuh peringatan sebelum dirinya menutup pintu ruangan. Berkata dengan kalimat yang berhasil membekukan tubuh dan seluruh organ Bangchan.

"Aku berharap, kau tidak akan pernah menyesal, Tuan Bang!".

...

Jisung hanya diam saat bodyguard pribadi Chan yang tidak dikenalnya itu terus menarik dirinya. Membawa pemuda Han itu melewati koridor yang tidak memiliki banyak pencahayaan.

"Tempat apa ini? Kemana kita akan pergi?".

Baiklah, Jisung tahu akan percuma jika memberikan pertanyaan, karena pasti pemuda bertubuh tinggi itu tidak akan menjawabnya. Hanya saja, pemikiran Jisung sangatlah tidak tepat, pemuda bersurai blonde itu justru mengeluarkan suaranya.

"Tempat tersembunyi para mafia FoxBlood. Berada di kawasan hutan terlarang. Hanya bisa dijangkau oleh para mafia yang berada di bawah kekuasaan FoxBlood. Jadi, bukankah kau sangat beruntung karena bisa berada disini?".

"FoxBlood?".

Mendengar penjelasan Wonpil tanpa pemuda itu melihat dirinya, Jisung dibuat mendapatkan kebingungannya. 'FoxBlood', Jisung mengetahui nama mafia itu, hanya saja, dirinya tidak pernah berhadapan langsung dengan para mafia itu.

Tanpa sadar, perasaan takut mengalir lebih besar di dalam diri Jisung. Jika saat ini dirinya berada di markas mafia FoxBlood, bukankah itu berarti.....

"Apa..... apa Chan..... menjualku pada pemimpin FoxBlood?" Tanya Jisung penuh kegugupan.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now