43

156 23 78
                                    

"Kau lihat berkas-berkas ini?!".

Suara kemarahan Hyunjin dengan dirinya yang begitu saja melemparkan tumpukan kertas tepat di atas meja Minho membuat kedua pemuda Lee itu cukup terkejut.

"Dirinya telah membodohi kita sejak lama!" Lagi, Hyunjin melanjutkan perkataannya dengan penuh ketajaman.

Mendapatkan itu, Felix yang juga tengah duduk di meja kerja Minho lebih cepat menggerakkan tangannya untuk melihat berkas yang dibawa oleh si pemuda Hwang. Dan matanya cukup membulat saat melihat beberapa gambar yang berada di dalamnya.

Tidak lama, saat mafia sepintar Felix dengan cepat memahaminya.

"Jadi..... dia mengenal Cristopher sialan itu melalui Tuan Seo?" Ucapnya sedikit tidak percaya.

"Dan....." Felix melanjutkan "Dokter Seo..... adalah kakaknya Changbin".

Mendengar itu, Minho dengan jelas memperlihatkan keterkejutannya. Tangannya dengan cepat menarik berkas yang ada di tangan Felix dan mulai melihatnya. Rahang pemuda Lee yang berusia lebih tua itu menampilkan kekerasan saat memahami isi dari berkas-berkas yang diberikan si pemuda Hwang.

Menyadari reaksi Minho, Hyunjin memberikan tawa sinis merendahkannya. "Lihat! Bukankah sudah ku katakan jika Dokter Seo sangatlah mencurigakan?!".

Melempar berkas di tangannya dengan kasar, kemarahan sungguh meluap di dalam diri Minho. Sungguh, Minho tidak berfikir jika pemuda Han yang telah dirawatnya menjadi seorang pemberani yang justru akan menyerangnya.

Bagaimana Jisung yang terlihat akrab dengan orang-orang FoxBlood sungguh membuat Minho mendapatkan ketidak percayaan dengan kekesalan di dalam dirinya. Terlebih, Jisung adalah kekasih Bangchan, musuh terbesar yang sangat dibenci oleh Minho sejak pertama dirinya menjadi seorang mafia.

...

Dengan senyuman di wajah manisnya, Jeongin membawa dan meletakkan dua gelas kopi panas di atas meja.

"Ini untukmu" ucapnya dengan sangat baik seraya memberikan segelas kopi pada Jisung.

"Terimakasih, Jeongin. Kau sangat baik" balas Jisung dengan senyuman.

Mendengar itu, senyuman di wajah Jeongin menjadi lebih besar hingga memperlihatkan titik tampan di pipinya.

Saat ini, keduanya tengah berada di halaman belakang mansion si pemuda Bang. Menikmati waktu sore dengan segelas kopi panas yang dibuat khusus oleh Jeongin. Ya, pemuda Yang berusia sama dengan Jisung itu merekomendasikan kopi racikannya kepada si pemuda Han yang baru saja menjadi teman barunya.

"Jadi, kau juga sangat menyukai ice cream?".

Pertanyaan Jeongin dengan matanya yang berbinar sungguh membuat Jisung merasa senang. Jeongin, Jisung bisa merasakan jika pemuda bersurai hitam di hadapannya itu memiliki kebaikkan murni di dalam dirinya.

Menganggukkan kepalanya, Jisung menjawab pertanyaan Jeongin. "Ehm. Aku sangat menyukainya" senyumnya.

"Baiklah. Kalau begitu, lain kali, aku akan membawamu ke cafe ice cream kesukaanku".

Dan Jisung dengan antusias mengganggukan kepalanya lagi saat mendengar perkataan Jeongin.

Kedua pemuda berwajah memikat itu terlihat seperti seorang teman yang sudah sangat saling mengenal. Bagaimana Jisung dan Jeongin terus memiliki topik pembicaraan yang terlihat sangat menarik hingga menghadirkan keakraban kuat pada keduanya.

...

Bangchan mengalihkan matanya dari layar pintar di tangannya saat mendapatkan sang bodyguard pribadinya, Wonpil, memasuki ruangan kerja miliknya.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now