26

197 26 58
                                    

"Jadi, dia targetnya?".

Jisung bertanya dengan mata yang terus berfokus pada objek yang ada di netranya. Pemuda bersurai hitam dengan kemeja biru gelap yang dibuka bagian atasnya, sangat tampan, dan Jisung mengakui itu.

"Ya. Cukup lakukan seperti biasa. Hyunjin dan Minho yang akan membunuhnya" Felix menjawab serius.

Mengangguk mengerti, Jisung mulai melangkah untuk mendekati targetnya. Tangannya bergerak untuk menyalakan earphone transparan yang berada di pendengarannya.

"Bisakah kau memberikanku nord vodka dengan sedikit campuran wine di dalamnya?".

"Baiklah".

Setelah mendapatkan balasan dari bartender, Jisung tidak lagi berbicara. Matanya hanya berpura-pura disibukkan dengan penampilan bartender berpakaian kemeja putih yang tengah meracik minuman di hadapannya.

Tidak lama, saat minuman beralkohol itu selesai dan diberikan oleh sang bartender dengan senyuman hangatnya.

"Milikmu, Tuan".

"Ah, terimakasih" Jisung membalas dengan sedikit kedipan mata.

"Jangan bermain-main, Jisung!".

Mendengar suara menyebalkan yang tiba-tiba, Jisung memutar malas matanya. Hyunjin dan pemikirannya selalu saja menyusahkan Jisung setiap tengah melakukan misinya.

Mengangkat minumannya, Jisung bergerak untuk memutar tubuhnya. Hanya saja, gerakkannya yang sedikit tidak berhati-hati membuat tubuh berpakaian casualnya terjatuh tepat di tubuh lain milik seseorang.

"Ouh, ya ampun" Jisung berseru panik "maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja".

Wajah itu berahli pada pemuda yang terus saja mengusap tangannya pada kemeja bernilai mahalnya. Menatap tajam memperhatikan bagaimana pemuda yang bertubuh lebih kecil darinya itu terus mengatakan perkataan maafnya.

"Maaf. Aku......".

Jisung tidak dapat melanjutkan perkataannya saat gerakkan tangannya begitu saja dihentikan oleh pemuda di hadapannya. Membuat Jisung segera mengangkat wajahnya untuk melihat pemuda yang adalah targetnya itu.

Bagaimana mata berkarakter tajam itu menatap sangat dalam pada manik kebiruan Jisung. Rahangnya yang bergaris tegas terlihat sangat sempurna. Membuat Jisung seakan ditarik kuat oleh pesona pemuda di hadapannya.

Menelan ludahnya, Jisung akan bersuara lagi saat pemuda yang dikenalnya bernama Seoho itu dengan lebih cepat kembali menarik tangan Jisung. Mempersempit jarak yang ada diantara keduanya.

Sungguh, ketajaman dari manik di hadapannya berhasil membuat Jisung terjebak. Pemuda Han itu bahkan tidak memikirkan lagi bahwa dirinya tengah berada di dalam misi. Jisung justru mendapatkan kegugupan sungguhan di dalam dirinya.

Menyadari ketakutan di wajah pemuda di hadapannya, Seoho hanya diam. Tangannya justru lebih mencengkram kuat tangan pemuda yang tidak dikenalnya itu. Memperhatikan dengan baik wajah yang diakuinya cukup menarik.

Cukup lama, hingga Seoho mulai melepaskan tangan Jisung. Menatap kesal pada pemuda yang telah mengotori pakaiannya.

Dan tanpa mengeluarkan suara, Seoho melangkah begitu saja. Membuat Jisung cukup terkejut namun juga menghela lega nafasnya.

"Jisung, jangan kehilangan jejaknya!".

Mendengar suara Minho di earphonenya, Jisung dibuat tersadar. Tanpa menjawab, pemuda Han itu mengambil langkahnya cepat untuk menuju kamar mandi. Tetapi lagi, Jisung kehilangan keberaniannya saat melihat pemuda Lee itu tengah berdiri di depan wastafel seraya membersihkan pakaiannya.

Di dalam hati Jisung mengutuk dirinya sendiri yang mendapatkan kegugupan. Baiklah, ini sangat bukan lah dirinya.

Menarik nafasnya, Jisung melangkah hati-hati. "Ehm..... Tuan..... bisakah..... saya membantu untuk membersihkannya?".

Mendengar itu, Seoho dengan cepat mengalihkan matanya. Sedikit tidak percaya saat melihat pemuda bersurai kebiruan itu kembali menemuinya.

"Tidak".

Perkataan singkat itu lagi-lagi berhasil membuat kegugupan di dalam diri Jisung. Sungguh, jika bukan karena hukuman yang akan didapatkannya jika gagal dalam melakukan misi, Jisung pasti sudah mengabaikan pemuda beraura gelap dan dingin di hadapannya itu.

Jadi, tidak ingin menyerah, Jisung kembali berbicara. "Tuan, seperti ini. Aku sudah melakukan kesalahan dengan menumpahkan minuman di pakaian mahal mu ini. Jadi......",

"Kau tidak mengerti yang ku katakan?!".

Jisung tidak dapat melanjutkan perkataannya saat suara dingin Seoho menyanggah ucapannya. Rahang tegas bermata tajam itu lagi-lagi menatap sangat dalam pada dirinya. Sial! Seoho sungguh sangat tampan dengan aura hitamnya.

Menelan ludahnya, "aku..... aku..... hanya ingin membantumu sebagai permintaan..... maaf" gugup Jisung.

Baiklah, Seoho tidak berfikir jika pemuda yang terlihat berusia lebih muda darinya ini akan sedikit keras kepala. Berhadapan dengan pemuda seperti di hadapannya sunggu hal yang sangat mengesalkan untuk dirinya.

"Kau ingin meminta maaf?" Suara Seoho dingin.

"Ya" Jisung mengangguk dengan senyuman.

"Kalau begitu, jangan memperlihatkan wajah menyebalkan mu ini lagi di hadapanku!" Tegas Seoho yang melangkah begitu saja. Membiarkan Jisung dengan semua ketidak percayaannya.

...

Buuugghh

Wajahnya kembali mendapatkan pukulan yang sangat kuat. Memperbanyak cairan merah yang keluar dari lukanya. Kedua tangan itu tidak dapat digerakkan karena ikatan yang sangat kuat. Membuat tubuhnya yang sudah lemah menjadi lebih lemah tanpa bisa memberikan perlawanan.

Mencengkram kuat wajah penuh luka di hadapannya, suara tegas dan dingin itu kembali bersuara. "Masih tidak ingin berbicara?!".

Baiklah, dirinya tidak bisa lagi untuk tetap keras. Bagaimana juga, pemuda yang penuh luka itu harus bertahan hidup. Jadi, dengan penuh kesulitan, mulutnya menjawab.

"Han..... Han Jisung. Itu..... kelemahan mereka".

...

"Sialan! Bagaimana bisa dia mengatakan wajahku ini menyebalkan?! Jika bertemu lagi, aku yang akan membunuhnya dengan tanganku!".

Ketiga pemuda itu hanya diam saat terus mendengar gerutuan dari diri pemuda yang lebih muda. Misi mereka yang gagal telah selesai sejak beberapa jam yang lalu, tetapi, pemuda manis milik mereka masih saja bertahan dengan kekesalan di dalam dirinya.

"Felix, apa wajahku sangat menyebalkan seperti itu?!".

Mendengar namanya, Felix sedikit terkejut. Dirinya tidak berfikir bahwa Jisung justru akan memberikan pertanyaan itu kepada dirinya.

"Kenapa tidak menjawab?! Apa aku sangat menyebalkan?!" Lagi, Jisung berbicara dengan setengah berteriak.

"Jika wajahmu menyebalkan, kami pasti sudah membunuhmu sejak lama". Bukan Felix, tetapi, Hyunjin lah yang membantu pemuda Lee itu menjawab pertanyaan Jisung.

Mendengar itu, Jisung menundukkan wajahnya. Wajah kesal milik pemuda Han itu dengan sangat cepat berubah menjadi kesedihan.

"Benar" ucapnya pelan "aku pasti sudah bersama keluargaku jika memiliki wajah yang menyebalkan".

Tubuh ketiganya terhentak saat mendengar perkataan Jisung. Membuat mata milik ketiga pemuda tampan itu saling menatap dengan banyaknya pemikiran.

Red Light Of Maniac Onde histórias criam vida. Descubra agora