49

164 25 50
                                    


Seungmin melangkah memasuki ruangan kerja pribadi Bangchan. Mendekati pemuda Bang yang tengah berdiri di balkon ruangan yang memperlihatkan hutan yang sangat lebat.

Berdiri tepat di sebelah Bangchan, Seungmin hanya melihat sesaat wajah berahang tegas itu sebelum matanya beralih pada penampilan hutan di siang hari.

"Sudah lama tidak merasakan udara seperti ini" Seungmin berbicara.

"Ehm" Bangchan berdeham "apa kau merindukannya?" Lanjutnya bertanya.

Melihat Bangchan, Seungmin menjawab, "tentu. Jika bukan karena misi tidak masuk akalmu, aku tidak akan menjauh dari tempat ini".

Mendengar itu, Bangchan memperlihatkan tawa ringannya. "Ya, aku terpaksa melakukannya".

Mendengus, "dan mengorbankan diriku?!" Ucap pemuda Kim sinis.

Menghela nafasnya, Bangchan berkata, "maaf. Tetapi, tidak ada cara lain untuk menghancurkan Darkness selain melakukan hal ini".

Seungmin tidak membalas. Pemuda bersurai coklat itu hanya diam dan kembali mengalihkan matanya pada pemandangan hutan luas di depannya.

Keduanya diam dan hanya membiarkan angin yang menjadi pengisi pembicaraan. Markas tersembunyi Bangchan yang berada tepat di tengah hutan adalah tempat terbaik untuk keduanya.

Tidak lama, saat suara Bangchan kembali terdengar melanjutkan pembicaraan. "Bagaimana persiapan pertunangannya? Apakah berjalan dengan baik?".

Mendapatkan perkataan itu, Seungmin dibuat tertawa kecil. "Kau tahu, Tuan Bang, sangat lucu saat mendengar dirimu seakan perduli pada pertunangan itu" balasnya merendahkan.

"Tsk, aku melakukan ini untuk dirimu. Jika mereka tahu kau adalah tunangan seorang Cristopher Bang, mafia-mafia sialan itu pasti akan berusaha untuk menjatuhkan ku melalui dirimu. Dan aku tidak ingin hal itu terjadi".

Bangchan yang menjawab dengan suara kekesalannya membuat Seungmin lebih memperlihatkan tawanya.

"Ya, tentu kau tetap akan memikirkan dirimu" lagi, Seungmin berkata merendahkan.

"Tidak. Lebih tepatnya adalah dirimu" dan Bangchan memberikan pembelaan.

Keduanya kembali dalam diam setelah Seungmin memperlihatkan tawanya. Pemuda Kim itu terlihat hanyut di dalam pikiran yang tiba-tiba saja hadir di dalam kepalanya.

"Chan?" Suara Seungmin yang memanggil mengalihkan perhatian Bangchan "Changbin dan Jeongin, sepertinya, mereka merencanakan sesuatu untuk melepaskan Jisung".

Mendengarnya, Bangchan tidak terlihat terkejut. Pemuda Bang itu justru memperlihatkan senyuman tipisnya.

"Seo itu, aku sudah yakin dia akan melakukan hal ini" ucapnya dengan suara tenang.

"Apa kau tidak marah?" Seungmin bertanya bingung.

Melihat Seungmin, Bangchan, "entahlah. Aku merasa kesal, tetapi, aku tidak bisa marah padanya. Terlebih Jeongin, dirinya adalah adik untukku. Jadi, aku tidak akan pernah bisa marah pada mereka".

Perkataan Chan, membuat pemuda Kim itu lagi-lagi terlihat hanyut di dalam pikirannya. Tetapi tidak lama saat Seungmin kembali berbicara.

"Apa kau benar-benar akan melakukan ini padanya? Jisung..... bagaimana juga, dirinya tidak bersalah. Kita tahu jika dirinya juga korban dari Darkness".

Chan diam dan tidak segera memberikan jawaban. Raut wajah pemuda Bang itu justru memperlihatkan keraguan yang sangat jelas terlihat di mata si pemuda Kim.

Dan Seungmin, tahu jika dirinya tidak akan mendapatkan jawaban, dibuat menghela nafasnya.

"Chan" suaranya menarik perhatian Bangchan "tidak perduli apa, lakukan apapun yang ingin kau lakukan" lanjutnya dengan penuh senyuman.

...

Melihat Changkyun yang menurunkan ponselnya dari pendengaran, Seoho dengan cepat memberikan pertanyaannya pada sang kekasih.

"Bagaimana? Apa dia bisa melakukannya?".

Melihat Seoho, Changkyun menghela nafasnya yang terasa sangat berat. Pemuda Cheng itu tidak pernah berfikir jika sang kekasih akan sangat tertarik dalam mengikuti urusan seseorang yang bukan urusannya.

"Changkyun?".

Mendengar suara Seoho lagi, Changkyun dibawa kembali dari pemikirannya. Pemuda yang berusia lebih tua itu pada akhirnya mengeluarkan suaranya.

"Entahlah. Dia tidak bisa memberikan janji" ucap Changkyun yang dengan cepat merubah raut wajah Seoho.

"Jika begitu, aku akan membayar mafia yang lain saja untuk melakukannya!".

Mendapatkan perkataan dengan penuh keseriusan dari Seoho, mata Changkyun dibuat membulat dengan ketidak percayaan.

"Seoho..... kau..... kau tidak akan benar-benar melakukan itu kan?" Tanya Changkyun ragu.

"Tentu saja aku akan melakukannya!".

Tubuh Changkyun terhentak kecil saat Seoho dengan penuh ketegasan menjawab pertanyaannya. Hal yang dengan cepat membekukan seluruh organ di dalam tubuh Changkyun hingga terasa tidak berfungsi.

"Changkyun..... Jisung itu sangat lucu. Wajahnya terlihat sangat manis. Dan kau tahu, dirinya sangat baik untuk seorang submissive. Jisung sangat ahli saat bermain denganku".

Baiklah, Changkyun tidak tahu apakah organ-organ miliknya masih berfungsi atau tidak setelah mendengar perkataan Seoho yang diucapkan dengan penuh keseriusan. Wajah tampan milik pemuda Lee itu bahkan memperlihatkan bagaimana dirinya yang sangat memuja diri Jisung.

"Aku sungguh tidak bisa membiarkan seseorang yang sangat menarik sepertinya harus disakiti. Changkyun, aku bisa menjadikannya sebagai adikku. Bukankah, akan sangat lucu jika dirinya menjadi Lee Jisung?".

Dan pemuda Cheng itu benar-benar kehilangan jiwanya.

...

Suara pintu yang terbuka menghentakkan tubuh lemah Jisung. Dengan rasa sakit pada tubuh dan juga perutnya yang tidak mendapatkan makanan bahkan air sedikitpun, pemuda Han itu berusaha untuk mengambil duduknya. Melihat dengan penuh ketakutan juga pertanyaan di kepalanya saat mendapatkan seorang pemuda bertubuh tinggi yang melangkah mendekatinya.

Topi dan masker penutup yang dikenakan oleh pemuda itu membuat Jisung tidak dapat melihat wajahnya. Hal yang tanpa sadar menghadirkan perasaan takut yang lebih besar di dalam diri si pemuda Han.

Terus melangkah mendekati Jisung yang meringkuk ketakutan pada sudut ruangan, pemuda itu berhenti tepat di hadapannya. Tangannya yang bergerak memberikan sebotol air membuat Jisung cukup terkejut.

Tidak mendapatkan reaksi, pemuda berpakaian kemeja coklat itu berkata, "minumlah. Kau membutuhkan tenaga untuk keluar dari sini".

Mendengar itu, Jisung lagi-lagi dibuat terkejut. Maniknya menatap tidak percaya pada pemuda di hadapannya. Memperhatikan dengan penuh ketelitian pada wajah pemuda itu untuk mengetahui siapa dirinya.

Mengetahui jika pemuda Han di hadapannya tidak akan melakukan apa yang dikatakannya, pemuda itu mengerang kesal. Dirinya begitu saja berlutut di depan Jisung hingga tanpa sadar membuat pemuda itu lebih menempelkan dirinya pada dinding.

Berlutut di hadapan Jisung, pemuda itu mulai membuka masker yang menutup wajahnya. Hal yang membuat Jisung lebih mendapatkan keterkejutan yang lebih besar di dalam dirinya.

"Seung..... Seungmin?".

.............................................................................

Di chap ini, adakah yang kalian pikirkan? 😄

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now