7

275 38 2
                                    

"Sial! Bagaimana bisa dia membodohiku!".

Tidak tahu berapa banyak kata umpatan yang telah keluar dari mulutnya. Jisung, Felix sungguh tidak percaya jika pemuda Han itu ternyata berani bermain dengannya.

Felix ingat, dirinya tidak menghabiskan banyak waktu untuk mengganti pakaiannya. Tetapi, Jisung dengan cepatnya menghilang dan tidak mendengarkan apa yang telah dikatakannya.

Langkah tergesa memasuki mansion mewah itu. Felix segera mengalihkan matanya saat mengetahui jika kedua pemuda yang lainnya telah kembali.

"Bagaimana? Kau sudah mengetahui keberadaannya?" Minho begitu saja memberikan pertanyaannya saat berhadapan dengan Felix.

"Tidak!" jawab Felix masih dengan suara kesalnya "sepertinya, dia sengaja melakukan ini!".

"Bocah nakal itu sepertinya menjadi lebih pintar!" Hyunjin mengumpat saat mendengarnya.

Ya, Jisung keluar tanpa menunggu Felix. Pemuda Han itu dengan sengaja tidak mengendarai mobilnya karena mengetahui alat pelacak yang terpasang pada mobil mahalnya. Jisung bahkan dengan sengaja juga tidak membawa ponsel pintar miliknya.

"Hyunjin, perintahkan semua bodyguard yang berjaga untuk ke ruang pertemuan!" Tegas Minho yang melangkah begitu saja.

Mendengar itu, Hyunjin tidak membantah. Mata menarik milik pemuda Hwang itu menatap pada sahabat mafianya.

"Sepertinya, kali ini, kau akan mendapatkan hari terberat mu" kata Hyunjin dengan dibuat menyedihkan.

Membuat Felix yang mengerti makna dari perkataan itu dengan cepat melepas sepatunya dan melemparnya pada pemuda yang sudah berlari keluar.

"Hwang Hyunjin, Sialan!" Umpat Felix kesal.

...

Jisung kembali melangkah dan mengambil duduknya di meja bartender setelah menari secara acak di lantai dansa. Pemuda Han itu memberikan senyuman senangnya saat meneguk lagi alkohol dengan rasa terbaik yang untuk pertama kali baru dirasakannya.

"Ah, aku tidak pernah merasa sebebas ini" ucap Jisung dengan berteriak kecil.

Memikirkan bagaimana dirinya yang membohongi Felix dan beberapa bodyguard bodoh yang menjaga mansion mewah itu membuat Jisung selalu mendapatkan tawa kepuasan. Jisung yakin, saat ini, ketiga mafia terkenal itu dan para bodyguard lainnya pasti tengah disibukkan dengan dirinya.

"Tsk, jika aku tahu semudah itu, aku pasti sudah sejak lama melakukannya".

Benar, jika Jisung tahu cara yang dilakukannya ini ternyata sangatlah mudah, dirinya pasti telah melakukannya sejak dulu. Tidak perduli meskipun dirinya harus mendapatkan masalah dari ketiga pemuda pengatur hidupnya itu.

...

"Kau tidak bercanda kan, Seo?".

Memutar malas matanya, "aku tidak sebodoh itu meskipun aku mabuk!" Balas pemuda bersurai hitam itu kesal.

"Baiklah, baiklah. Aku akan segera kesana. Dan kau, terus awasi dia. Jangan sampai ada para pria sialan yang mendekatinya".

Changbin tidak lagi memberikan jawabannya saat sambungan telepon sudah ditutup begitu saja oleh sang sahabat. Mata kecil namun tajam miliknya terus saja menatap pada siluet pemuda yang sejak tadi telah menarik perhatiannya.

Membutuhkan waktu mendekati satu jam untuk Changbin terus memperhatikan pemuda berpakaian casual berwarna hitam yang berada cukup jauh darinya. Meski suasana bar mewah itu sangatlah ramai, tetapi, mata Changbin tidak mengalami kesulitan untuk harus memperhatikan pemuda berwajah manis itu.

Red Light Of Maniac حيث تعيش القصص. اكتشف الآن