8

258 31 4
                                    

Ketiga pemuda itu menghela nafas berat mereka bersamaan. Baru saja, ketiganya mendapatkan laporan dari salah satu kepala mafia mereka jika pemuda Han yang dicari masih belum diketahui keberadaannya.

"Apa dia memiliki tempat persembunyian yang tidak kita ketahui?!" Hyunjin berkata dengan wajah kesalnya.

"Tidak mungkin" Felix membalas "jika benar, kita pasti bisa mengetahui". Dan kedua pemuda lainnya hanya diam dengan kata 'setuju' di pemikiran mereka.

...

Matanya mengerjap saat mendapatkan ketidak nyamanan di dalam tidurnya. Membuka matanya, wajah Jisung dengan jelas memperlihatkan kebingungan saat netra kecoklatan miliknya melihat ruangan yang sangat asing untuknya.

Dengan cepat, tubuh itu mengambil duduknya, menghasilkan ringisan kecil saat kepalanya terasa cukup menyakitkan.

"Sial! Sepertinya aku sangat mabuk" gumam Jisung saat menyadari keadaannya.

Dengan pelan, Jisung melangkah untuk keluar dari kamar itu dengan pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Baiklah, sedikit rasa takut memenuhi hatinya saat pikiran miliknya bermain dengan hal-hal yang aneh.

"Ouh, kau sudah bangun?".

Suara tiba-tiba milik seseorang membuat Jisung cukup terkejut. Pemuda bersurai kebiruan itu dengan cepat memutar tubuhnya. Membuat matanya segera bertatap dengan manik kecoklatan Bangchan.

"Chan?" Bingung Jisung "apa..... tunggu, jangan katakan padaku jika..... ini di apartemenmu?" lanjutnya bertanya.

Melihat wajah bingung dan panik Jisung, Chan tidak bisa untuk tidak memperlihatkan tawanya. "Jadi, apa yang harus ku katakan jika benar ini adalah apartemenku?" Ucapnya.

Baiklah, Jisung berhasil dibuat tidak percaya. Jisung mengerti dirinya mendapatkan mabuknya, hanya saja, Jisung tidak berfikir jika pemuda Bang yang baru dikenalnya itu akan membawa dirinya bersamanya.

Tidak mendengar perkataan lain dari pemuda yang bertubuh lebih kecil di hadapannya, Chan kembali bersuara bersamaan dengan langkahnya yang lebih mendekat pada Jisung.

"Baiklah. Sepertinya, aku tidak perlu menjelaskan bagaimana bisa kau berakhir disini" katanya yang membuat Jisung mengerutkan alisnya. Hal yang justru membuat Bangchan lebih memperlihatkan tawa di wajah tampannya.

...

Jisung menikmati makan paginya dengan sangat nikmat. Tidak berfikir jika pemuda Bang di hadapannya saat ini memiliki kemampuan yang sangat luar biasa dalam mengelola makanan.

"Kau berbakat menjadi seorang Chef" Jisung berkata di tengah makannya.

Tertawa ringan, "benarkah? Apa rasanya sangat baik?" Balas Chan.

Menganggukkan kepalanya, "ini bahkan lebih baik dari restaurant berkelas" jawab Jisung.

Lagi, Chan memperlihatkan deretan gigi-giginya. Wajah berahang tegas itu sejak tadi terus saja memperlihatkan senyumannya. Ah, Chan tengah bahagia. Dirinya merasa sangat beruntung karena bisa menjadi dekat dengan pemuda yang telah lama ini menarik hatinya.

Keduanya kembali menikmati makanan tanpa pembicaraan. Sepertinya, makanan yang dibuat oleh Chan membuat pikiran Jisung tidak memiliki topik untuk dikatakan. Dan Chan, untuk pertama kalinya, dirinya benar-benar menikmati makanan dengan menu berat di pagi harinya.

"Ehm, Jisung" suara Chan yang terdengar mengalihkan perhatian pemuda di hadapannya. "Ini..... aku..... membelikannya untukmu".

Melihat tangan Chan yang bergerak untuk memberikan sesuatu, Jisung dibuat bingung. Dan mata memikat itu berhasil dibuat membulat setelahnya saat mengetahui benda apa yang diberikan untuknya.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now