44

152 23 69
                                    


Matanya dipejamkan saat mengetahui jika dirinya lagi-lagi tidak berhasil mendapatkan informasi mengenai pemuda Han yang adalah miliknya.

Minho tahu, Jisung pasti berada di mansion pribadi Bangchan yang sangat tersembunyi. Tidak ada siapapun yang mengetahui dimana mansion milik Tuan Besar FoxBlood itu. Kepintaran Bangchan dalam menyembunyikan lokasi mansionnya sangatlah diakui. Bahkan para mafia hebat seperti Darkness tidak bisa mengakses keberadaan mansion itu.

"Apa yang harus ku lakukan, Jisung?" Lirihnya menyedihkan.

...

Matanya perlahan terbuka menyesuaikan pencahayaan yang masuk pada maniknya. Rasa sakit pada leher bagian belakangnya membuat pemuda Han itu mengerang. Tangannya ingin bergerak untuk menyentuh lehernya, hanya saja, sebuah benda yang menahan pergerakkan sebelah tangannya membuat Jisung tidak bisa melakukan hal yang mudah itu.

Mengambil duduknya, Jisung merasa sangat terkejut saat mendapatkan dirinya yang berada di atas sofa dengan tangan yang dirantai. Ah Jisung mengingatnya, dirinya baru saja akan melangkah keluar dari mansion Bangchan saat tiba-tiba rasa sakit menyerang lehernya. Setelahnya, Jisung terbangun di dalam kamar ini.

Melihat ruangan itu, Jisung tidak tahu ruangan yang adalah kamar ini milik siapa. Tetapi, yang Jisung sangat yakin, kamar ini pastilah masih berada di mansion milik Bangchan. Gaya dari ruangan ini terlihat sangat mirip dengan mansion pemuda Bang itu.

Menggerakkan tangannya, Jisung berusaha untuk melepaskan rantai itu dengan sebelah tangannya yang tidak terikat. Meski terasa menyakitkan, Jisung tidak perduli, dirinya hanya ingin melepaskan ikatan itu dan pergi. Hanya saja, kekuatan rantai dengan diri Jisung sangatlah berbeda jauh. Lebih keras Jisung berusaha, lebih kuat rantai itu menyakiti tangannya.

Ceklek

Pintu yang terbuka reflek menghentikan gerakan Jisung. Melihat pemuda yang sangat ingin dilihatnya, wajah Jisung memberikan perubahan yang sangat cepat. Bagaimana pemuda Han itu menatap dengan penuh ketidak percayaan juga perasaan kesalnya pada pemuda Bang yang melangkah mendekati dirinya.

Berdiri di hadapan Jisung, Bangchan berlutut untuk menyesuaikan tingginya. Tangannya bergerak untuk menyentuh tangan terikat Jisung. Melihat kulit memerah itu dengan tatapan penuh kasihannya.

"Kau melukai tanganmu, sayang".

Mendengar suara penuh kelembutan namun sangat dingin milik Bangchan, Jisung mendapatkan perasaan kesal yang menjadi lebih besar di dalam dirinya. Semua perkataan Bangchan yang didengarnya saat bersama Changbin terus berputar ulang seperti sebuah alunan musik yang bermain di dalam kepalanya.

Dengan kasar, Jisung menjauhkan tangannya dari sentuhan Bangchan. Membuat Chan cukup terkejut saat mendapatkan cairan merah yang perlahan terlihat pada kulit tangan Jisung.

"Kau melukai dirimu, Jisung".

Lagi, Chan berusaha menyentuh tangan itu, hanya saja, Jisung kembali melakukan gerakan yang sama untuk menjauhkan tangannya.

"Apa perduli mu?!".

Mendapatkan intonasi suara yang tidak pernah didengarnya dari pemuda Han di hadapannya, Bangchan lagi-lagi mendapatkan sedikit keterkejutannya. Sorot mata Jisung bahkan dengan jelas memperlihatkan kemarahannya.

Mata keduanya saling menatap sangat dalam. Chan bahkan tidak mengalihkan maniknya saat mengambil duduknya di atas meja. Terus menatap wajah manis Jisung yang diakui Chan sangatlah menarik siapa saja yang akan melihatnya.

Melihat Chan, ada banyak pertanyaan yang sangat ingin ditanyakan oleh Jisung. Hanya saja, pertanyaan itu, Jisung sangat tidak ingin mengetahui jawabannya. Hal yang berhasil menghadirkan ribuan ombak di dalam dirinya.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now