48

155 25 64
                                    

Jisung hanya diam saat mendapatkan Bangchan yang memasuki kamar tempatnya disekap. Melangkah mendekati Jisung yang tengah duduk bersandar di atas tempat tidur, mata Bangchan melihat adanya piring yang kosong di atas meja. Mengetahui jika pemuda Han pada akhirnya memakan makanannya, ada perasaan senang di hatinya.

Mengambil duduk di atas tempat tidur, manik gelap Bangchan menatap wajah manis Jisung di hadapannya.

"Pada akhirnya, kau menyerah untuk memakan makananku".

Mendengar itu, Jisung membalas dengan penuh keseriusan. "Tentu. Aku membutuhkan tenaga untuk melawan orang sepertimu".

Baiklah, Bangchan masih tidak cukup percaya jika Jisung akan memiliki keberanian pada dirinya. Membuat pemuda Bang itu tertawa dingin sebagai reaksinya.

"Kalau begitu.....",

Mendapatkan tubuh Bangchan yang perlahan bergerak mendekatinya, Jisung reflek bergerak mundur. Hanya saja, dinding di belakangnya membuat gerakkan Jisung harus berhenti.

Mendapati raut wajah kepanikan Jisung, Bangchan memperlihatkan seringainya. Wajah tampan miliknya lebih mendekati wajah memikat Jisung, menyentuh keningnya pada kening pemuda yang berusia lebih muda darinya itu.

"Kau sudah memiliki banyak tenaga untuk bermain bersamaku bukan?".

Suara seduktif Bangchan tanpa sadar membuat tubuh Jisung menegang. Pemikiran bagaimana Bangchan yang melakukannya dengan sangat menyakitkan secara otomatis menjadi pengingat di dalam kepala Jisung.

Tidak, Jisung tidak ingin lagi memberikan tubuhnya pada pemuda Bang itu. Hanya saja, tidak ada yang bisa dilakukan Jisung saat Bangchan sudah begitu saja mencium bibirnya dengan penuh keagresifan.

Bangchan, dirinya dengan sengaja mengigit bibir Jisung untuk meminta akses lidahnya pada ruang manis itu. Mendapatkan Jisung yang hanya melenguh, Bangchan tersenyum di tengah ciumannya.

Pemuda Han itu hanya terus mengikuti permainan lidah Bangchan, berusaha untuk menghanyutkan pemuda yang berusia lebih tua darinya itu. Hingga perlahan, tangan Jisung bergerak untuk mengambil sebuah benda tajam dari balik selimut. Mengarahkan pisau itu tepat di pinggang si pemuda Bang.

"Akh!".

Tubuh Jisung jatuh dan tertahan oleh Bangchan. Mendapatkan Bangchan yang bergerak lebih cepat untuk melakukan penghindaran membuat Jisung sangat tidak percaya.

Dan Bangchan, tahu jika Jisung akan berusaha untuk melukainya tidak bisa lagi untuk menahan kemarahannya. Pemuda Bang itu dengan sangat kuat menekan tubuh Jisung dengan tubuhnya. Menahan kedua tangan pemuda Han itu untuk menghentikan pergerakkannya.

"Kau berfikir, aku tidak mengetahui rencanamu?!".

Suara penuh ketajaman dari Bangchan membuat pemuda Han itu merasakan ketakutannya. Hanya saja, pemikiran Jisung yang tidak lagi ingin mengalah memaksa dirinya untuk terus memberikan keberaniannya.

"Lepas, bajingan!" Jisung mengumpat. Bergerak kuat untuk melepaskan dirinya dari pertahanan Bangchan.

Mendengarnya, Bangchan lebih memperkuat dirinya. Menekan tubuhnya pada perut Jisung hingga membuat pemuda di bawahnya sedikit mengerang karenanya.

Mendekatkan wajahnya, "kau benar-benar memiliki keberanian!" Suaranya sangat dingin.

Cuuuiiihh

"Bajingan sepertimu seharusnya dilenyapkan!".

Mata Bangchan membulat saat mendengar perkataan tajam dan Jisung yang dengan berani meludahi wajahnya. Sungguh, Bangchan tidak pernah berfikir jika selama dirinya menjadi seorang mafia akan ada seseorang yang berani menghina dirinya seperti yang baru saja dilakukan oleh pemuda Han itu.

...

"Bagaimana, apa kau sudah mendapatkan informasinya?".

Changkyun baru saja memasuki apartemen miliknya saat sang kekasih sudah begitu saja memberikan pertanyaannya. Pemuda Cheng itu hanya diam dengan terus melangkah menuju area dapur. Membuat Seoho yang tengah menunggu jawabannya juga harus mengikuti dirinya.

Seoho diam, membiarkan sang kekasih menikmati minumannya, hanya saja, Changkyun yang sudah cukup lama tidak berbicara membuat Seoho tidak bisa lagi menahan suaranya.

"Cheng Changkyun, apa kau tidak mendengar apa yang ku katakan?!".

Mendapatkan suara kekesalan Seoho, Changkyun dibuat meletakkan bir di tangannya. Menghela nafasnya, pemuda Cheng yang sejak tadi hanya diam akhirnya berbicara.

"Dirinya tidak ada bersama dengan Darkness. Pemimpin FoxBlood membawa dan menahan dirinya".

"APA?! BAGAIMANA BISA?!".

Tubuh Changkyun terhentak terkejut saat Seoho tiba-tiba saja berdiri dan berteriak marah dengan memukul meja. Menatap horor pada sang kekasih yang juga menatap dirinya dengan penuh kekesalan.

"Seo..... Seoho..... tenangkan dirimu".

"TIDAK BISA!".

Lagi, suara besar Seoho sangat mengejutkan Changkyun. Sungguh, pemuda Cheng itu tidak berfikir jika kekasihnya itu akan bereaksi dengan sangat berlebihan seperti saat ini.

Melangkah mendekati Changkyun, Seoho memukul meja dan mengurung Changkyun pada tangannya. Mengeluarkan perkataan dengan penuh perintahnya yang berhasil menghilangkan detak jantung Changkyun saat mendengarnya.

"Changkyun, kita harus melakukan sesuatu untuk membantu dirinya!".

...

"Akh!".

Lagi, tubuh lemah Jisung terjatuh pada lantai dingin itu. Mulutnya yang mengeluarkan cairah merah mengotori lantai dan pakaian yang dikenakan pemuda Han itu. Nafasnya menderu dengan sangat berat saat merasakan rasa sakit akibat pukulan kuat yang baru saja diberikan oleh si pemuda Bang.

Melihat Jisung yang sudah tidak lagi memiliki kekuatan, Bangchan yang masih saja dikuasi oleh jiwa monsternya dengan kasar lagi-lagi menarik tubuh yang berukuran lebih kecil darinya itu. Terus saja mengabaikan pemuda Han yang sudah memiliki banyak luka dan memar pada wajah juga tubuhnya.

"Kau menginginkan aku melenyapkanmu bukan?!" Suara Bangchan tajam "aku akan membantumu! Hanya saja, tidak dengan cepat, tetapi secara perlahan!".

Lagi, erangan sakit Jisung keluar dari mulutnya yang dipenuhi darah saat Bangchan dengan kasar menjatuhkan tubuhnya. Pemuda Bang itu bahkan dengan sengaja menendang kuat perut Jisung sebelum dirinya melangkah keluar ruangan.

Melihat itu, mata pemuda Han yang terdapat memar di sudutnya terpejam bersamaan dengan air mata yang mengalir. Rasa sakit pada tubuhnya seakan menghilangkan dirinya. Tidak, Jisung tidak bisa lagi menahan sakit yang sangat menyiksanya seperti.

"Eomma..... Appa" lirihnya menyakitkan.

................................................................................

Seoho........ akhirnya datang juga 😄

Beneran loh buat kalian yang berfikir tentang Seoho, aku kayak ngerasa 'ya ampun, apakah ceritaku akan tertebak?' 😄

Karena aku udah nulis cerita ini sampai endingnya. Hanya memerlukan beberapa perbaikan kata aja. Tapi, tiba2 dari kalian ada yang berfikir 'bagaimana dengan Seoho? Apa dia hilang begitu aja?'.

Sangat hebat, kalian readers yang sangat pemikir 😄

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now