37

162 22 56
                                    

"Sial!".

Ketiganya mengumpat bersamaan saat mendapatkan serangan dari musuh yang tidak diketahui oleh mereka.

"Dengar! Lindungi mereka apapun yang terjadi!" Dengan suara penuh ketegasan, Minho memberikan perintah pada semua mafia yang berada di lokasi melalui earphone penghubung.

Saat ini, ketiga petinggi Darkness itu tengah berada di salah satu bangunan yang sudah tidak digunakan. Seharusnya, mereka hanya perlu menunggu Jisung membawa target seperti yang telah direncanakan. Tetapi, penyerangan tiba-tiba yang ditujukan kepada Jisung dan Seoho membuat perencanaan mereka dihancurkan begitu saja. Ketiganya tidak berfikir jika akan ada pihak musuh lain yang menyusup di dalamnya.

Dor dor dor

Lagi, suara tembakan terdengar dari luar bangunan. Membuat pemikiran ketiga mafia tampan itu bermain tidak beraturan untuk memahami situasinya.

"Kita harus keluar! Aku takut hal buruk terjadi padanya!".

Mendengar perkataan Felix, kedua pemuda yang tengah bersamanya dengan cepat menyetujui. Minho dan Hyunjin mengakui jika mereka juga menghkawatirkan si pemuda Han yang tengah menjadi target penyerangan.

...

Keduanya tengah bersembunyi di dalam salah satu bangunan tepat di balik sebuah meja usang.

Tubuh Jisung dibuat membeku dengan kulit yang terasa sangat dingin saat suara tembakan mulai memenuhi pendengarannya. Suara itu, Jisung sangat membencinya. Pemuda Han itu tidak menyukai suara besar dari alat berbahaya itu. Bagaimana suara mematikan itu seakan menghanyutkan Jisung pada setiap keburukan yang pernah didapatkannya.

Melihat Jisung, Seoho lebih memiliki banyak pertanyaan yang bermain di kepalanya. Terlebih, saat dirinya dan Jisung tiba-tiba saja mendapatkan serangan mematikan seperti saat ini.

Menarik tubuh Jisung, Seoho berhasil mengejutkan pemuda Han itu hingga membuat tubuhnya terhentak. Mata berkarakter dingin milik Seoho melihat manik kecoklatan di hadapannya dengan penuh ketajaman.

"Apa hubunganmu dengan Cheng Changkyun, Han Jisung?!" Tanya Seoho penuh penekanan.

Jisung tidak menjawab. Pemuda bersurai kebiruan itu seakan berubah menjadi patung yang tidak dapat berbicara. Seoho bahkan menyadari jika tubuh pemuda Han di hadapannya terlihat mengeras dengan wajah yang memucat.

Dor dor dor

"Akh! Sial!".

Seoho kembali mengumpat saat mendapatkan tembakan yang diarahkan kepadanya dan Jisung. Sepertinya, para penyerang yang tidak diketahui itu berhasil menemukan keberadaan mereka.

"Kita harus pergi dari sini!" Seoho berkata serius.

Pemuda Lee itu baru saja akan mengambil berdirinya saat gerakkannya harus berhenti karena pemuda yang justru hanya diam dengan menutup mata dan pendengarannya. Membuat Seoho mengeluarkan suara bingungnya.

"Jisung?!" Panggilnya, tetapi, pemuda yang berusia lebih muda darinya itu masih tidak bereaksi.

Melihat itu, tanpa berfikir lagi, Seoho begitu saja menarik dan membawa tubuh Jisung. Memaksa pemuda Han yang telah membuatnya terjebak di dalam peperangan seperti ini untuk berjalan mengikuti dirinya.

Dor dor dor

"Akh!".

Mendapatkan tembakan lagi bersamaan dengan suara erangan, Seoho dibuat lebih mengerang kesal. Baiklah, dirinya tidak bisa untuk bertahan sendiri di situasi bahaya seperti ini. Jadi, tanpa memikirkan bagaimana penilaian Jisung, pemuda Lee itu pada akhirnya mengeluarkan senjata yang berada di dalam jaketnya dan mulai membalas serangan. Hal yang berhasil mengejutkan Jisung saat melihatnya.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now