35

180 31 43
                                    

Menyadari derap langkah yang seakan bersahutan, kedua pemuda berwajah tampan itu begitu saja berlari menuju tempat penampungan sampah yang berukuran cukup besar. Dengan penuh kecemasan, kedua pemuda itu berjongkok untuk menyembunyikan tubuh mereka di balik benda besar itu.

Kelimanya berhenti tepat di akhir bangunan. Pencahayaan yang sangat minim membuat mata mereka tidak dapat melihat pada sudut yang tidak terkena bias cahaya.

"Kau yakin dirinya berada disini?" Minho memberikan pertanyaannya.

"Ya, Tuan. Seorang pelayan mengatakan jika dirinya melihat Tuan Muda tadi".

Mendapatkan jawaban itu dari seorang bodyguard mafianya. Minho, Hyunjin dan Felix dibuat saling melihat.

"Berpencar! Siapapun yang menemukannya, bawa dirinya ke mobil!" suara Minho lagi memberi perintah.

Mendengar suara itu, Jisung bahkan Bangchan merasakan tubuh mereka yang membeku. Nafas keduanya seakan tercekat. Ketakutan memenuhi diri kedua pemuda itu. Terlebih, saat suara dari langkah sepatu terdengar lebih mendekat. Membuat Bangchan dengan cepat menarik tubuh Jisung hingga terjatuh ke dalam pelukkannya.

Jisung diam, bukan karena ketakutan yang tengah dihadapinya, melainkan karena pelukkan tiba-tiba yang didapatkan dari pemuda Bang itu. Jisung bahkan bisa merasakan bagaimana jantung Chan yang sepertinya tengah berdetak tidak normal sama seperti miliknya.

"Tidak ada. Sepertinya dirinya tidak berada disini".

Suara Felix yang berkata cukup kuat kembali menghentak tubuh Jisung. Menyadarkan pemuda Han itu kembali ke keadaan daruratnya. Membuat Jisung tanpa sadar lagi-lagi harus menahan nafasnya.

Derap langkah yang terdengar menjauh, membuat Jisung dan Bangchan menghela nafas lega mereka. Mengangkat wajahnya, Jisung menatap dengan sangat dalam pada wajah tampan Bangchan. Meski tidak ada banyak cahaya, tetapi, netra Jisung masih dengan jelas melihat bagaimana rahang tegas milik pemuda Bang itu terlihat sangat mempesona.

Menyadari jika pemuda di pelukkannya hanya diam, Bangchan menurunkan wajahnya. Dan kedua hidung milik pemuda memikat itu begitu saja bersentuhan karena jarak yang sangat dekat.

Seperti dalam permainan delusi waktu, kedua manik kecoklatan itu seakan terjebak pada poros yang sangat dalam. Mengabaikan alunan jantung mereka yang mengisi kesunyian. Chan dan Jisung, keduanya sama-sama terperangkap dalam pesona yang menjatuhkan diri keduanya pada kedalaman jurang yang tak berdasar.

Memberikan ciuman singkatnya pada bibir Jisung, Chan bukan hanya menyadarkan dirinya tetapi juga pemuda Han yang berada di pelukkannya.

"Pergilah terlebih dahulu" ucap Chan dengan tangan yang mengusap lembut wajah Jisung.

Mengerti dengan itu, Jisung dengan cepat mengambil berdirinya. Pemuda bersurai kebiruan itu dengan keberaniannya memberikan lagi ciuman singkat kepada Bangchan sebelum melangkah untuk kembali memasuki area pelelangan.

Hanya saja, baru beberapa langkah Jisung berjalan, dirinya dibuat berhenti saat di hadapannya berdiri seorang pemuda dengan pakaian casualnya.

Melihat pemuda yang diketahui namun tidak dikenalnya, wajah Seungmin memperlihatkan banyak ekspresi. Seungmin tahu, pemuda itu adalah milik para mafia Darkness. Dan ya, pemuda Kim itu juga sangat membenci Darkness seperti Chan yang sangat tidak menyukai mereka.

"Apa yang sedang kau lakukan disini, Tuan?" Pada akhirnya, Seungmin berpura-pura mengeluarkan kesopanannya.

...

Tubuhnya terhentak saat mendapatkan pintu kamarnya yang dibuka dengan sangat kasar. Melihat ketiga pemuda yang melangkah tegas dengan wajah yang memperlihatkan kemarahan, Jisung tanpa sadar menelan ludahnya.

Buuugghh

"HYUNJIN!".

Tubuh Jisung terjatuh saat Hyunjin begitu saja memberikan pukulan kuat di wajahnya. Membuat Minho yang melihat itu segera menghentikkan pergerakkan Hyunjin yang kembali akan memberikan pukulannya.

"BERHENTI, HYUNJIN!" Lagi, Minho berteriak marah "bukankah kita sudah membicarakan ini?!" Lanjutnya mengingatkan.

Menatap nyalang mata Minho, Hyunjin berkata, "dirinya bertindak sesuka hatinya! Dan kau hanya akan membiarkannya?!" Marahnya.

Baiklah, Minho tahu jika konflik dengan Hyunjin tidak akan pernah berhenti tanpa dirinya yang mengalah. Jadi, dengan memajamkan matanya sesaat untuk menetralkan kemarahan di dalam dirinya, Minho kembali berbicara.

"Kita bisa bertanya padanya terlebih dahulu" ucapnya dengan lebih baik.

Mendengarnya, Hyunjin berdecak kesal dan begitu saja melepaskan cengkraman Minho pada tangannya. Mata tajamnya kembali memberikan sorotan mematikan pada pemuda Han yang tengah berdiri diam bersama dengan Felix.

Melihat Jisung, tatapan mata Minho juga memperlihatkan kemarahan. "Apa yang sebenarnya terjadi?! Kenapa kau kembali dengan tidak memberitahu kami?!" Tanyanya.

Mendapatkan pertanyaan itu, Jisung tidak terkejut. Pemuda Han itu sudah memikirkan jika Minho, Hyunjin dan Felix pasti akan memberikan pertanyaan seperti itu padanya.

"Aku..... hanya merasa bosan" jawab Jisung.

Mendengar itu, Hyunjin kembali mendapatkan kemarahan yang meluap di dalam dirinya. Pemuda Hwang itu akan memberikan pukulannya lagi jika saja Minho tidak lebih cepat menahan dirinya dan Felix yang segera bergerak untuk melindungi Jisung di balik tubuhnya.

"TAHAN DIRIMU, HYUNJIN!" Minho berteriak marah.

"DIRINYA BERBOHONG! BAGAIMANA BISA AKU MENAHANNYA!" Hyunjin balas berteriak.

Lagi, mendengar itu, tubuh Jisung terhentak karena keterkejutan. Jisung tidak bisa untuk tidak mengakui jika dirinya mendapatkan ketakutan yang sangat besar di dalam dirinya.

Mengerti dengan atmosfer yang memburuk, Felix yang sejak tadi hanya diam akhirnya berbicara. "Jika kalian hanya terus seperti ini, masalahnya tidak akan selesai!" Ucapnya tenang namun penuh penekanan.

Menyetujui perkataan Felix, Minho kembali berbicara. "Kalian keluarlah. Aku yang akan berbicara dengannya".

Hanya saja, Hyunjin lagi-lagi memperlihatkan kekerasan kepalanya. "Tidak! Aku akan tetap berada disini!" Tegasnya.

Tahu jika pemuda Hwang itu tidak akan mematuhinya, Minho dengan cepat memberikan isyarat pada Felix. Hal yang dengan mudah dipahami oleh pemuda Lee yang berusia lebih muda itu. Membuat Felix begitu saja menarik paksa Hyunjin untuk keluar ruangan.

Pintu yang kembali tertutup menghilangkan suara teriakan Hyunjin. Kamar berukuran besar Jisung didominasi oleh atmosfer yang terasa lebih dingin. Hal yang seakan membekukan tubuh dan seluruh jutaan sel syaraf pada diri Jisung.

Melangkahkan kakinya untuk lebih dekat dengan si pemuda Han, manik tajam Minho menatap dengan sangat dalam. Ada banyak kemarahan yang sangat ingin dikatakan oleh pemuda Lee itu. Hanya saja, permainan pikirannya selalu berusaha untuk mengendalikan dirinya.

Pada akhirnya, hanya kata yang terdengar sangat sederhana yang bisa dikatakan olehnya. "Apa yang sebenarnya kau inginkan, Jisung?" Tanyanya.

Melihat mata itu, Jisung seakan melihat adanya kekerasan dan kelemahan yang menyatu di dalamnya. Minho, Jisung tidak mengerti bagaimana mendeskripsikan pemuda Lee itu. Jika dirinya bisa memahami Hyunjin dan Felix dengan sangat mudah, maka tidak dengan Minho. Pemuda yang berada di hadapannya saat ini seperti sebuah potongan puzzle yang sangat sulit untuk dipecahkan.

"Apa kau akan memberikan apa yang ku inginkan?" ucap Jisung membalas .

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now