42

152 20 39
                                    

Mendekati siang hari, Jisung terbangun dengan tubuh yang dipenuhi banyaknya ruam kemerahan hasil dari si pemuda Bang. Mengambil duduknya, mata Jisung mengamati ruangan berukuran besar yang adalah sebuah kamar itu.

Ah, Jisung ingat, Bangchan membawa dirinya menuju mansion mewah miliknya. Hal yang tanpa sadar menghadirkan senyuman di wajah pemuda bersurai coklat kehijauan itu.

Memikirkan itu, membuat Jisung dengan penuh semangat menuju kamar mandi. Dirinya ingin membersihkan tubuhnya dan bertemu dengan pemuda Bang yang telah berhasil mendapatkan ruang terpenting di hatinya.

Tidak lama, saat dirinya telah selesai dengan menggunakan pakaian milik Bangchan yang ya, sedikit berukuran lebih besar dari tubuhnya. Tetapi tidak masalah, Jisung justru merasa nyaman mengenakannya daripada pakaian-pakaian yang didapatkannya dari hasil ketiga mafia monster itu.

Melangkah menuju pintu, mata Jisung dibuat membulat dengan penuh kekaguman saat melihat bagaimana modernnya mansion mewah milik Bangchan. Pintu berukuran cukup besar itu bahkan dilengkapi dengan kunci pengaman yang menggunakan sensor jari.

Melihat ke arah kiri, tepat di ujung koridor, terdapat sebuah balkon dari balik kaca yang dilapisi tirai putih. Membawa kaki Jisung melangkah untuk mendekati balkon itu. Dan senyuman menjadi lebih besar saat Jisung melihat taman mansion dan kolam renang yang terlihat sangat elegan seperti sebuah taman hotel.

Matanya mengamati pemandangan yang sangat menarik untuknya. Mansion Bangchan terlihat sangat berbeda dari mansion mafia Darkness. Bukan hanya tampilannya, tetapi juga mengenai kenyamanannya.

Ya, Jisung merasa dirinya seperti sebuah burung yang memiliki sayap yang terluka dan baru saja bisa terbang kembali. Pemuda Han itu seakan mendapatkan oksigen yang tidak lagi mencekat dirinya setiap saat bernafas.

...

Atmosfer di mansion mewah milik Darkness dipenuhi dengan uap kemarahan. Ketiga mafia berwajah tampan itu terus menghajar para mafia-mafia bodoh yang tidak berhasil hanya untuk mendapatkan Jisung.

"Bodoh!" Umpatan Felix terdengar "hanya menangkap dirinya dan kalian tidak bisa?!".

Seorang mafia yang telah dipenuhi luka pada wajahnya berbicara dengan penuh ketakutan. "Tuan, maaf..... maafkan kami" sesalnya.

Menghela nafasnya, Minho berusaha untuk menetralkan dirinya. "Pergi dan dapatkan Jisung! Jika kalian tidak berhasil melakukannya, lihat apa yang akan kalian dapatkan!".

Dan semua mafia itu dengan cepat berusaha untuk bangun. Menahan rasa sakit pada tubuh mereka untuk bergegas melakukan perintah sang Tuan Besar.

"Kau lihat hasil pemikiranmu, Lee?!".

Suara dingin Hyunjin mengalihkan mata kedua pemuda Lee. Hanya saja, keduanya tahu jika perkataan pemuda Hwang itu ditujukan kepada Minho.

"Jika kau mendengar apa yang kukatakan, ini tidak akan terjadi! Dirinya tidak akan memiliki keberanian jika saja kau tidak bersikap lebih ringan kepadanya!".

Minho diam, dirinya tidak membalas apa yang baru saja Hyunjin katakan. Pemuda Lee yang berusia lebih tua itu sepertinya mengakui kesalahannya. Jika saja dirinya tidak bersikap lebih baik pada Jisung, pemuda Han itu pasti tidak akan membuat masalah seperti saat ini.

...

Mata milik kedua pemuda terus saling memberikan tatapan menyalangnya. Tidak adanya perkataan membuat atmosfer ruangan vip di dalam sebuah restaurant itu menjadi sangat dingin.

Melihat Jisung, ada banyak pertanyaan yang masih tidak terjawab di dalam kepala Seungmin. Pemuda Kim itu tidak mengerti bagaimana Bangchan bisa dengan begitu saja mengatakan jika pemuda Han yang berusia sama dengan Jeongin itu adalah kekasihnya.

Meminum alkohol miliknya, Jisung berbicara setelah meletakkan gelasnya. "Tuan Kim, apa kau sangat tidak menyukai kehadiranku?!".

Perkataan itu tidaklah mengejutkan Seungmin, melainkan ketiga pemuda lainnya. Baiklah, Chan, Changbin dan Jeongin tidak percaya jika Jisung akan memiliki keberanian untuk bertanya dengan suara tidak bersahabatnya.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?!" Seungmin membalas dengan intonasi yang sama.

"Karena aku melihat itu dari matamu!".

Mendengarnya, Seungmin memperlihatkan tawa sinisnya. "Kau cukup percaya diri bahkan disaat berhadapan dengan seseorang yang tidak menyukaimu!".

Lagi, ketiga pemuda yang sejak tadi hanya diam dibuat cukup terkejut. Kedua pemuda yang memiliki konflik pembicaraan itu sungguh terlihat seperti dua kutub es yang sedang bertabrakan. Membuat ketiganya seakan tidak mampu bahkan hanya untuk mengeluarkan suara sedikit pun.

Mendapatkan perkataan Seungmin yang sangat tidak baik, Jisung mulai merasakan kekesalan di dalam dirinya.

Pemuda Han itu begitu saja mengambil berdirinya. "Chan, aku ingin kembali! Orang ini membuatku sangat kesal!" Ucapnya dan melangkah begitu saja.

...

"Jadi, kau lebih mendukung dirinya daripada diriku, Tuan Seo?!".

Mendengar perkataan Seungmin yang diberikan kepadanya dengan sangat tajam, membuat Changbin sungguh dibuat meringis.

"Kau tahu bagaimana dirinya bukan? Tidak ada yang bisa menghentikan keinginannya" Changbin membalas dengan suara yang lebih baik.

Berdecak, Seungmin sangat dibuat kesal oleh pemuda Seo yang telah membodohinya itu. "Changbin...... aku merasa sangat marah padamu!".

"Apa kau pernah tidak merasa marah padaku?".

Balasan yang diberikan Changbin cukup mengejutkan Seungmin bahkan Jeongin yang sejak tadi hanya diam. Baiklah, Seungmin mengerti jika terkadang Changbin tidak memiliki pikiran yang panjang di dalam kepalanya.

"Setidaknya, aku tidak pernah merasa semarah ini!" jawab Seungmin.

Mendengar itu, Changbin dibuat tertawa ringan. "Kau sangat lucu" ucapnya yang sama sekali tidak ada hubungan dengan apa yang baru saja dikatakan oleh pemuda Kim di hadapannya.

...

"Chan?".

Mendapatkan suara Jisung yang memanggil dirinya, Chan menghentikan gerakkannya yang tengah membuka kancing pakaiannya.

"Ehm?" Deham Chan sebagai jawaban.

Melihat Chan, Jisung memberikan tatapan ingin tahunya. "Seungmin..... apa hubungan dirimu dengannya?".

Mendengarnya, tubuh Chan tanpa sadar terlihat membeku. Baiklah, Chan hanya tidak berfikir jika pemuda Han di hadapannya saat ini akan sangat baik mengamati orang-orang terdekatnya.

Menghela nafasnya, Chan berusaha untuk menetralkan kegugupannya. Menarik tubuh yang berukuran sedikit lebih kecil darinya itu ke dalam pelukkannya.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau mencurigaiku?" Balasnya bertanya.

Melingkarkan tangannya, Jisung berkata, "entahlah. Seungmin terlihat tidak menyukai diriku. Tatapannya..... itu seperti dirinya adalah kekasihmu".

Lagi, Chan cukup dibuat tidak percaya dengan detail yang baru saja dikatakan oleh Jisung. Hal yang tanpa sadar kembali mempercepat gerakkan jantungnya.

"Chan?" Suara Jisung memanggil lagi "kenapa jantungmu berdetak sangat cepat? Apa kau mendapatkan kegugupan?".

Sungguh, Chan tidak bisa membuat keadaan menjadi tidak baik. Dirinya tidak ingin pemuda Han itu justru menjauh darinya hanya karena kebodohan yang dilakukannya.

Jadi, pemuda Bang itu begitu saja memberikan ciumannya pada bibir Jisung. Hanya sesaat, dan Chan berkata, "kita berpelukan seperti ini. Bagaimana bisa aku akan tetap merasa biasa saja? Kau tahu, Jisung....." suara Chan mulai berbisik "kau membuat junior ku tidak tertidur saat ini".

Dan Jisung berhasil mendapatkan semburat memerah di wajahnya.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now