4

347 37 0
                                    

Kaki yang dibalut celana jeans bermotif robek itu segera melangkah cepat menuju mobil berwarna kuning yang tengah terparkir tepat di sudut tersembunyi. Melihat mobil kesayangannya, Jisung dengan segera bergegas mendekat dan memeluk bagian depan mobil itu dengan wajah dramatisnya.

"Ah, kuningku. Aku berpikir, aku akan kehilangan mu. Apa Hwang sialan itu menyakitimu?" ucap Jisung dengan suara yang dibuat menyedihkan dan mulai mengelilingi mobil kesayangannya. Memperhatikan sedetail mungkin setiap bagian mobil bernilai fantastis itu.

Felix yang baru saja turun dari mobil miliknya dan melangkah mendekat dibuat tersenyum tipis saat melihat bagaimana perbuatan Jisung yang terus menggerutu seraya memperhatikan mobilnya.

"Lihat, bukankah sudah ku katakan dia baik-baik saja" Felix berbicara.

Menghentikan perbuatannya, Jisung menatap dengan wajah kesalnya. "Tapi, Hwang sialan itu tetap harus mendapatkan hukumannya! Bagaimana bisa dia membiarkan kuningku berada disini sendirian?! Dia pasti ketakutan karena tidak bertemu dengan keluarganya yang lain" balas Jisung yang lagi-lagi memperlihatkan wajah dramatis.

Membuat Felix yang mendengarnya menggelengkan kecil kepalanya dengan tawa ringan di wajahnya. Dirinya selalu merasa terhibur dengan tingkah Jisung yang terkadang terlihat seperti seorang anak kecil. Terlebih jika sudah berhubungan dengan mobil sport kesayangannya yang bernama 'kuning' itu. Mobil yang lebih berarti untuk seorang Han Jisung daripada ketiga pemuda yang selama ini telah membesarkannya. Bahkan mungkin lebih berarti daripada dirinya sendiri.

"Felix" suara Jisung memanggil "aku akan ke pusat perbelanjaan. Dan, aku tidak ingin kau ikut denganku!" tegasnya di akhir perkataan.

Mendengar itu, mata Felix membulat tidak percaya. Oh ayolah, dirinya sudah berbaik hati untuk mengantarkan Jisung ke apartemen pribadi milik Hyunjin yang berjarak cukup jauh hanya untuk mengambil mobilnya. Dan Jisung justru terlihat mengusirnya begitu saja.

"YAK, HAN JISUNG! KAU TIDAK BISA MELAKUKAN INI!" Umpat Felix saat melihat mobil Jisung yang sudah melaju dengan cukup cepat keluar dari area basement.

...

Minho meletakkan ponsel pintarnya dengan gerakkan kasar. Memijit pelan keningnya yang terasa sangat berat karena kepalanya yang terus saja berfikir keras.

"Ada apa?".

Mengetahui raut wajah tidak baik sang sahabat, Hyunjin menghentikan gerakkan pada berkas yang ada di tangannya dan memberikan pertanyaan. Membuat Minho reflek membuka matanya dan menatap pemuda Hwang yang tengah berada di meja kerjanya.

"Orang sialan itu, dia masih tetap pada keinginannya!" Ucap Minho dengan suara kekesalan.

"Maksudmu, si pemimpin Q'Company?" Hyunjin memastikan. Dan dirinya kembali berbicara saat mendapatkan dehaman dari Minho. "Sangat licik!" Umpatnya tidak suka.

Mendengarnya, Minho tidak menjawab, pemuda Lee itu hanya menghela berat nafasnya. Membuat ruangan kerja itu kembali dikuasai oleh kediaman.

Tetapi tidak lama, saat suara dering ponsel milik Hyunjin mengusik pendengaran kedua pemuda tampan itu.

"Ada ap.....",

"Mereka diserang!".

Minho baru saja akan memberikan pertanyaannya saat Hyunjin tiba-tiba saja berdiri dan melangkah cepat keluar ruangan. Hal yang dengan segera diikuti oleh Minho karena pemikirannya yang sudah mengerti.

...

Baiklah, Jisung tidak tahu jika hari ini akan kembali menjadi hari kesialan untuknya. Dirinya hanya ingin menikmati waktu dengan bermain di pusat perbelanjaan dan menghabiskan uang yang selalu diberikan oleh ketiga mafia tampan itu kepadanya.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now