11

224 31 0
                                    

Minho dan Hyunjin mendapatkan ketidak tenangan mereka di dalam mobil saat Felix dan Jisung belum terlihat keluar dari gedung tua itu.

"Apa yang mereka lakukan?!".

Minho memekik kesal. Membuat Hyunjin yang berada di sebelahnya hanya diam tanpa mengeluarkan perkataan.

Pintu mobil yang terbuka begitu saja cukup mengejutkan kedua pemuda itu. Dan wajah keduanya yang telah dipenuhi beberapa luka dibuat lebih terkejut saat melihat Felix yang memasuki mobil dengan tampilan Jisung yang terlihat sangat tidak baik.

"Apa yang terjadi?" Hyunjin dengan cepat memberikan pertanyaannya.

"Jalan lah. Aku akan memberitahukannya nanti" balas Felix.

Minho tidak membantah. Mafia Lee itu dengan cepat menjalankan mobilnya keluar dari area bangunan tua itu.

...

"Akkkhh! Minho!".

Jisung terus mendesah dengan tubuh yang terhentak kuat. Junior Minho mengenai titik terdalamnya dengan sangat tepat. Kedua kakinya yang berada di bahu Minho bergetar hebat setiap pemuda Lee itu menghentakkan juniornya lebih dalam.

"Ennngghh!".

Minho mengerang. Hole Jisung yang menjepit miliknya membuat kenikmatan yang menghilangkan kesadarannya.

Kedua tubuh itu terus bergerak bersamaan. Mengikuti tempo dari si pemuda Lee yang sejak tadi telah menghentak dengan brutal.

"Minho, aku..... aaakkkhh!".

Jisung memejamkan matanya saat mendapatkan pelepasannya lagi. Merasakan hole Jisung yang lebih mencengkram juniornya, erangan Minho menjadi lebih berat. Memutar tubuh Jisung, Minho menarik tubuh bagian bawah Jisung hingga menungging. Membuat desahan Jisung kembali terdengar karena gerakan Minho yang cukup kasar.

"Akkkhh! Tidak! Terlalu dalam. Ennnggghh!".

"Akkkhh! Sial!".

Jisung mendesah frustasi saat Minho membawa tubuhnya duduk. Menghasilkan junior besar itu masuk lebih dalam pada tubuhnya. Tanpa menghentikan gerakannya, tangan Minho melebarkan kaki pemuda di atasnya. Menahan agar kaki itu tetap terbuka lebar.

Jisung menggeleng kuat. Tangan Minho yang mulai bermain di juniornya sungguh membuat kenikmatan yang benar-benar membahayakan. Terlebih, bibir Minho kembali memberi ruam merah pada lehernya yang tengah terangkat karena kenikmatan yang dirasakannya.

Sial! Pemuda Lee itu seakan menghilangkan diri Jisung dari tubuhnya.

...

Ruang makan berukuran besar itu hanya didominasi oleh kata 'sunyi'. Meski di meja makan terdapat beberapa pemuda dengan wajah yang memikat tengah menikmati makan malam, tetap saja, tidak adanya suara yang dikeluarkan membuat ruangan itu menjadi lebih tenang.

Jeongin, menyadari atmosfer terasa sangat dingin, hanya dapat menahan nafasnya dan menelan susah makanannya. Meski sudah terbiasa dengan hal seperti saat ini, pemuda Yang berwajah tegas dengan surai hitamnya itu tetap tidak pernah mendapatkan kenyamanannya.

"Hei" suara Changbin berbisik pelan. Membuat pemuda Bang di sebelahnya melihat dengan hati-hati.

"Aku sudah menemukan tempat untukmu dan Jisung" lanjutnya masih dengan berbisik.

"Benarkah?".

Tanpa sadar, Bangchan berseru antusias. Membuat dua pemuda yang lainnya dibuat bingung menatapnya. Menyadari telah melakukan kesalahan, Bangchan dengan cepat menutup mulutnya.

"Bodoh!" Changbin mengumpat dengan lirih.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?".

Mencurigai pergerakkan aneh dari kedua pemuda di hadapannya, Seungmin memberikan pertanyaan dengan tatapan penuh selidiknya. Hanya saja, kedua pemuda yang memiliki usia lebih tua darinya itu sepertinya tidak ingin memberikan jawaban. Membuat Seungmin menatap kesal dan kembali memberikan pertanyaannya.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now