50

275 26 116
                                    

Suara tembakan memenuhi hutan di tengah malam itu. Tidak perduli dengan siapa yang ada di hadapannya, selama itu orang-orang yang menghalangi pergerakkan mereka, maka, para mafia Darkness tidak akan segan untuk membunuhnya.

Saat ini, Minho, Hyunjin dan Felix memimpin semua mafianya untuk bergerak melakukan penyerangan. Ya, FoxBlood dengan berani telah memberikan sinyal permusuhan yang sangat kuat kepada Darkness.

Menjadikan Jisung sebagai perangkap untuk menjebak mereka, sungguh, ketiganya tidak bisa membiarkan hal itu. Mereka akan membawa milik mereka kembali dan menghancurkan FoxBlood hingga ke titik dasarnya.

"Hyunjin, Felix, bawa anggota kalian berpencar sekarang!".

Mendengar suara teriakan penuh perintah Minho, kedua mafia tampan itu segera melakukannya. Setelah berhasil membunuh semua mafia FoxBlood yang berada di area pertama, ketiganya bersama anggota masing-masing mereka segera memasuki kawasan utama wilayah FoxBlood.

Baiklah, peperangan bersama pemimpin FoxBlood akan segera dimulai.

...

"Tuan, Darkness sudah memasuki kawasan utama. Mereka berhasil membunuh semua anggota kita yang menjaga di area pertama".

"Sial!".

Mendengar penjelasan Wonpil, Bangchan mengeluarkan umpatan kemarahannya. Dirinya tidak berfikir jika Darkness akan melakukan penyerangan di hari yang lebih cepat dari sinyal yang telah diberikan.

"Bersiaplah! Kita akan melakukan penyerangan sekarang! Dan, perintahkan yang lainnya untuk tetap mencari mereka!".

Mendapatkan Wonpil yang telah melangkah keluar, Bangchan begitu saja memukul kuat mejanya. Tidak, peperangan ini sudah direncanakan olehnya, dan Bangchan sungguh tidak bisa untuk mendapatkan kekalahannya.

"Tidak! Aku tidak akan membiarkan hal itu, Darkness!" Gumamnya menegaskan.

...

Jisung tidak tahu apakah dirinya sudah berlari cukup jauh atau tidak, hanya saja, tubuhnya yang tidak memiliki banyak tenaga membuat Jisung sangat sulit bahkan hanya untuk melangkahkan kakinya. Dan sekarang, dirinya bersama dengan Seungmin justru harus terus berlari untuk menghindar dari beberapa mafia Bangchan yang pasti tengah mengejar mereka.

Menghentikkan larinya, genggaman pada tangan Seungmin memaksa pemuda Kim itu untuk ikut berhenti.

"Jisung!".

Mendapatkan Seungmin yang berseru marah, Jisung tidak segera menjawab. Pemuda Han itu berusaha untuk menetralkan deru nafasnya yang terasa sangat menyakitkan.

"Aku..... aku tidak bisa" ucap Jisung lemah.

Mendengarnya, Seungmin mendapatkan getaran menyakitkan di hatinya. Dengan penuh keyakinan, pemuda Kim itu mengenggam kuat tangan Jisung dan berkata dengan suara ketulusan.

"Kau bisa, Jisung. Aku ada bersamamu, jangan takut".

...

Langkah keduanya sangat pelan dan berhati-hati dengan mata yang sesekali memperhatikan keadaan. Berjalan dengan sangat lambat agar tidak menarik perhatian.

Berhenti tepat di sebuah ruangan, Changbin berbicara dengan suara yang sangat pelan pada pemuda Yang di belakangnya.

"Tetaplah disini dan mengamati keadaan. Aku akan masuk dan membawa Jisung. Dengar, jika ada seseorang yang datang, kau cepatlah bergerak untuk masuk. Mengerti?".

Mendengar itu, Jeongin hanya dengan patuh menganggukkan kepalanya. Baiklah, meski dirinya dipenuhi ketakutan, tetapi, Jeongin tidak perduli. Saat ini, dirinya hanya ingin membantu teman barunya itu dan membuktikan pada Jisung bahwa dirinya sangat tulus berteman dengan pemuda Han itu.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now