36

167 24 57
                                    

Minho diam. Pertanyaan Jisung terdengar sangat mudah, tetapi, membutuhkan jawaban yang sulit untuk membalasnya. Ada banyak keraguan yang bermain di dalam dirinya seakan Minho sudah mengetahui apa yang diinginkan oleh pemuda Han di hadapannya.

Tidak mendapatkan jawaban, Jisung menatap manik di hadapannya dengan lebih intens. Melangkah kakinya untuk menghilangkan jarak dirinya dengan pemuda Lee di hadapannya.

"Kau tahu apa yang sangat kuinginkan, Minho" lagi, Jisung bersuara pelan namun penuh penekanan.

Hening, pemuda Lee itu seakan kehilangan suaranya untuk berbicara. Hanya manik Minho yang terus memberikan tatapan sangat dalamnya pada netra kecoklatan milik Jisung.

Tahu jika Minho masih tidak akan membalas perkataannya, Jisung kembali mengeluarkan suaranya. Hal yang justru berhasil membekukan tubuh Minho sepenuhnya.

"Lepaskan diriku, Minho. Dan aku akan melupakan semuanya".

...

"Tidak bisa! Seharusnya kau yang bertanggung jawab! Kau yang membawa kami ke acara itu, Tuan Bang!".

Kemarahan Seungmin memenuhi mansion mewah milik seorang Cristopher Bang. Sejak pemuda Kim itu berhasil menemukan Bangchan yang berada di tempat yang menurutnya sangat tidak biasa, Seungmin terus saja mengeluarkan kemarahannya.

"Aku tidak memaksa kalian untuk mengikutiku!" Chan membalas dengan suara kesalnya.

Mendengar itu, Seungmin hanya menghela nafas beratnya. Pemuda Kim itu sungguh tidak mengerti bagaimana Bangchan bisa memiliki kekerasan hati yang sangat mutlak.

Melihat Chan yang melangkah menaiki anak tangga, Seungmin dengan cepat mengikutinya. Membuat Changbin yang melihat itu bergerak untuk menghalangi si pemuda Kim, hanya saja, gerakkan Jeongin yang lebih cepat berhasil menghentikan pemuda Seo itu.

"Tidak, hyung. Biarkan mereka berbicara" ucap Jeongin.

...

"Tidak bisakah kau bersikap dengan lebih baik?".

Chan baru saja akan membuka pintu kamarnya saat suara Seungmin berhasil menghentikan pergerakkannya.

"Aku melakukannya" balas Chan dingin tanpa mengalihkan wajahnya. Pemuda Bang itu akan membuka lagi pintunya saat Seungmin kembali bersuara.

"Kau tidak, Chan!" Tegas Seungmin "kau tidak pernah menghargaiku! Kau tidak pernah mendengarkanku! Kau tidak pernah melakukannya, Cristopher Bang!".

Memutar tubuhnya, mata Chan menatap penuh kedalaman pada manik hitam di hadapannya. Melihat wajah Seungmin, Chan bisa melihat ada banyak rasa sakit yang memenuhi diri pemuda Kim itu. Manik yang menatap tajam namun penuh kelemahan di hadapannya dengan jelas memberitahukan seberapa lelah dirinya.

Menghela nafasnya, Chan berkata. "Berhentilah jika kau merasa lelah, Seungmin. Aku tidak akan memaksamu".

Melihat Chan yang kembali melangkah dan memasuki kamarnya, rasa sakit yang telah lama berada di dalam hati Seungmin seakan dibuat menjadi lebih bertahan. Jika bisa, mungkin Seungmin telah melakukannya sejak lama. Hanya saja, hati dan bahkan pikirannya telah terjebak sangat dalam di dasar jurang yang dibuat oleh Bangchan. Tidak untuk mencari jalan keluar, Seungmin bahkan tidak bisa menemukan caranya untuk bernafas.

"Tidak perduli berapa banyak lagi, aku akan tetap bertahan seperti ini" lirihnya menyakitkan.

...

Meletakkan alat pengobatan pada tempatnya, tangan Felix bergerak memberikan usapan lembut pada wajah Jisung.

"Jangan khawatir. Darahnya akan berhenti mengalir setelah ini" ucapnya dengan sangat lembut.

Jisung tidak menjawab, pemuda Han itu hanya diam di atas tempat tidur dengan tangan yang memegang sebuah sapu tangan berukuran kecil untuk menghalangi darah yang keluar dari hidungnya akibat pukulan kuat Hyunjin.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now