33

147 25 64
                                    

Minho memutar matanya jengah saat melihat Jisung yang terus saja memperbaiki penampilannya di depan cermin berukuran cukup besar.

"Kenapa kau bergaya dengan sangat baik?" Minho bertanya dengan menahan kekesalan.

"Tentu saja. Aku akan bertemu dengan pemuda tampan dan kaya. Jadi, aku harus memberikan penampilan yang terbaik".

Tanpa mengalihkan matanya, Jisung memberikan jawaban dengan terus bergerak memperbaiki penampilannya.

"Dia hanya seorang target! Kenapa kau harus bersikap berlebihan?!" Minho membalas dengan erangan.

Memutar tubuhnya, Jisung memberikan tatapan tidak baiknya pada pemuda Lee yang sejak tadi terus berbicara dengannya.

"Minho dengar" Jisung berkata "Seoho sangat tampan jika harus menjadi target yang biasa. Dirinya memiliki segalanya. Akan sangat disayangkan jika aku tidak memanfaatkan itu dengan baik".

Baiklah, Minho sungguh tidak percaya jika pemuda Han di hadapannya akan memiliki pemikiran yang sangat akurat seperti itu. Melangkah mendekati Jisung yang kembali memperbaiki penampilannya, Minho begitu saja memeluk tubuh Jisung dari belakang.

Membisikkan perkataan yang berhasil membuat Jisung bergetar mendengarnya.

"Apa aku, Hyunjin dan Felix tidak cukup tampan dan kaya untukmu? Kami juga memiliki apa saja. Kau bahkan mendapatkan apapun yang kau inginkan dari kami bukan?" Suaranya dalam tepat di pendengaran Jisung.

Mendengar itu, Jisung seakan mendapatkan getaran aneh di dalam hatinya. Pemikirannya menyetujui apa yang dikatakan oleh Minho, tetapi, mulutnya tidak bisa mengeluarkan perkataan itu.

"Ennngghh, Minho".

Sial! Jisung sungguh merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa menahan erangannya saat merasakan lidah Minho yang bermain pada telinga dan lehernya. Bagaimana nafas hangat Minho menyapa lembut permukaan kulitnya sungguh terasa menggelitik.

"Kau tahu, Jisung" suara Minho dalam "Jika bukan karena hasil dari misi ini yang sangat penting, aku pasti tidak akan pernah membiarkanmu disentuh oleh bajingan itu. Tidak ada siapapun yang bisa menyentuh milikku selain Darkness. Dan kau tahu itu!".

Lagi, getaran aneh di dasar hati Jisung berhasil membuat tubuhnya membeku. Minho dan perkataannya seakan menjadikan Jisung terjebak di dalam perangkap kegelapan. Perkataan itu, Jisung sangat membenci maknanya. Jisung sangat ingin membantahnya. Hanya saja, kenyataan terus membuat Jisung seakan menerima semua ketidak baikkan yang selalu didapatkannya. Menjadikan Jisung seperti seorang pendiam yang tidak dapat mengeluarkan kemarahannya.

Memutar tubuhnya, manik kecoklatan itu menatap netra dalam di hadapannya. "Aku membenci kalian! Aku membencimu, Minho!" Lirih Jisung namun penuh penekanan.

...

Melihat pemuda yang berusia lebih muda darinya terlihat tidak menikmati makannya, Seoho yang sejak tadi tidak berbicara dibuat meletakkan alat makan yang ada di tangannya.

"Ada apa? Apa kau tidak menyukai makanannya? Kita bisa mencari restaurant lain jika kau mau".

Mendengar perkataan itu, Jisung ditarik kembali dari pemikirannya. "Tidak. Hanya..... aku sedikit merasa lelah" jawabnya berbohong.

"Lelah?" Bingung Seoho "pekerjaan apa yang membuatmu hingga kelelahan?".

Baiklah, kedua pemuda berwajah menarik itu belum lah mengenal sangat jauh. Jadi, tentu saja pemuda Lee itu mendapatkan kebingungannya saat mendengar perkataan pemuda di hadapannya.

Dan Jisung, tubuhnya sedikit membeku saat Seoho memberikan pertanyaan itu padanya. "Itu.....",

Sungguh, Jisung lagi-lagi sangat ingin merutuki kebodohan dirinya. Pemuda Han itu tidak dapat memikirkan kata apa yang tepat untuk membuat Seoho mempercayainya.

Memperhatikan ekspresi Jisung, Seoho mendapatkan pertanyaan yang bermain di kepalanya. "Ada apa? Kau terlihat ragu untuk berbicara".

Menghela nafasnya, Jisung berusaha untuk menetralkan dirinya dari kegugupan. "Aku mendapatkan banyak sekali tugas yang harus diselesaikan. Aku berada di tingkat akhir, jadi, ada banyak hal yang harus ku selesaikan".

Pintar, Jisung mengakui kepintaran dirinya yang tiba-tiba saja bisa mendapatkan ide hebat seperti itu. Lihatlah bagaimana pemuda Lee di hadapannya terlihat mempercayai apa yang baru saja dikatakannya.

Menyentuh tangan Jisung, Seoho berkata dengan suara baiknya. "Jangan terlalu memikirkannya. Atau, kau ingin aku membantumu? Aku bisa melakukannya untukmu" senyumnya yang berhasil membuat tubuh Jisung kembali membeku.

...

"Sialan! Jika seperti ini, akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk membunuhnya!".

Hyunjin mengumpat kesal saat melihat layar pintar yang ada di hadapannya. Bagaimana Jisung yang terlihat menikmati perannya saat bersama dengan Seoho di pusat perbelanjaan milik pemuda Lee itu sungguh membuat Hyunjin mendapatkan kekesalannya.

"Bersabarlah. Jisung pasti sudah memiliki rencana yang tepat".

Mendengar Minho yang kembali memberikan pembelaannya pada pemuda Han itu lagi-lagi membuat Hyunjin merasa sangat bosan.

"Pembohong! Kau bahkan merasa marah hanya karena dirinya berpenampilan baik di depan orang itu!" sinis Hyunjin seraya merendahkan.

...

Jisung terus memperlihatkan senyum besarnya saat Seoho membawa dirinya bermain dan berbelanja apa saja yang diinginkannya di dalam pusat perbelanjaan itu. Ah, Jisung sungguh merasa jika dirinya sangat beruntung. Lihatlah bagaimana dirinya mendapatkan barang-barang bernilai mahal hanya dengan percuma.

"Apa ada lagi?".

Mendengar pertanyaan Seoho, Jisung mengalihkan wajahnya pada pemuda tampan itu. Mengeluarkan ekspresinya yang terlihat tengah berfikir keras.

"Sebenarnya, aku sangat ingin memiliki mobil. Tetapi, itu tidak ada disini. Lagipula, aku tidak mungkin memintanya darimu kan?" ucap Jisung seraya berpura-pura memberikan wajah sedihnya namun masih dipenuhi senyuman.

Melihat itu, Seoho dibuat sedikit terkejut. "Apa kau menginginkan mobil?" Tanyanya.

...

Sungguh, Jisung tidak pernah berfikir jika dirinya akan mendapatkan target yang bukan hanya sangat tampan tetapi juga sangat kaya dan royal.

Saat ini, kedua pemuda dengan wajah tampan itu tengah berada di sebuah toko yang menjual berbagai macam jenis mobil. Pemuda Lee itu ternyata benar-benar memberikan apa saja yang diinginkan oleh Jisung. Dan Jisung benar-benar dibuat tidak percaya namun sangat senang secara bersamaan.

"Jadi, mobil mana yang kau inginkan? Putih atau kuning?" Seoho memberikan pertanyaannya pada pemuda yang terlihat tengah dalam kebingungan.

Jisung tidak segera menjawab, pemuda Han itu berfikir dengan sangat keras hanya untuk sebuah warna. Jisung sangat menyukai warna kuning, tetapi, dirinya sudah memiliki mobil dengan warna yang sama dari ketiga pemuda kaya itu. Ingin memilih putih, tetapi, Jisung tidak menyukai model mobil itu.

Menghela nafasnya, Jisung berkata sedih, "aku menyukai yang warna putih. Hanya saja, aku tidak menyukai model mobilnya".

Memahami perkataan Jisung dengan mudah, Seoho membalas, "apa kau menginginkan mobil berwarna putih dengan model seperti yang berwarna kuning ini?".

Mendapatkan Jisung yang mengangguk, Seoho kembali berbicara, "baiklah. Katakan pada pembuat mobil ini untuk membuat model seperti yang berwarna kuning dengan warna yang putih.  Aku akan membayarnya berapa pun harganya".

Mendengar itu, bukan hanya Jisung, bahkan seorang karyawan yang sejak tadi melayani mereka dibuat sangat terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya.

Red Light Of Maniac Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ