2

489 35 0
                                    

Jisung melangkah menaiki tangga dengan langkah lelahnya. Tidak, sebenarnya, Jisung tidak melakukan apapun untuk membuat tubuhnya kelelahan. Hanya saja, alkohol dengan kadar kuat yang diminumnya membuat kepala Jisung mendapatkan pusing yang cukup membuatnya tidak nyaman.

"Kau meminum alkohol terlalu banyak".

Tubuh Jisung dipeluk begitu saja saat hampir terjatuh. Dengan baik, Minho membantu Jisung untuk menuju kamarnya. Membawa tubuh yang berukuran sedikit lebih kecil darinya itu menaiki tempat tidur.

Mendapatkan perbuatan Minho, Jisung merasakan kenyamanan. Matanya terpejam begitu saja saat Minho menyalakan pendingin ruangan dan menarik selimut untuk menghangatkannya.

Melihat wajah memerah milik Jisung yang sudah tertidur, Minho memberikan ciuman singkat pada kening milik pemuda itu. Melihat Jisung, pikiran Minho akan selalu mengingat bagaimana dirinya dan ketiga sahabat mafianya mendapatkan pemuda Han yang berhasil menguasai hati mereka. Hal yang tanpa sadar juga menghasilkan rasa sakit di dalam hatinya.

...

Bangchan membuka jas berwarna merah gelap yang dikenakannya. Meletakkan pakaian bernilai mahal itu pada kursi kebesaran miliknya.

"Jadi, kau benar-benar memulai pembicaraan dengannya?" Chan kembali bertanya dengan ketidak percayaan.

"Tsk, apa aku harus memberikan buktinya agar kau percaya?" Changbin membalas dengan sedikit kesal.

"Tidak, bukan begitu. Hanya saja...... bagaimana bisa kau berbicara dengannya tanpa ada yang menghalangi? Maksudku, ya, kau tahu, ketiga orang itu tidak mungkin melepaskannya tanpa pengawasan. Kau mengerti maksudku bukan?".

Mendengarnya, Changbin dibuat mengangguk mengerti. Bangchan benar, saat dirinya berbicara dengan Jisung, tidak ada seorang bodyguard pun milik para mafia terkenal itu yang menghalangi dirinya.

"Kau benar" Changbin menyetujui.

...

"Jadi, dia target utamanya?".

Jisung memberikan pertanyaan pada ketiga pemuda yang berusia lebih tua di hadapannya seraya mengangkat selembar foto berisikan seorang pemuda dengan surai blondenya.

"Ya" Minho memberikan jawaban "seperti biasa. Pengaruhi dia, dan bawa ke apartemen".

Mendengarnya, Jisung menganggukkan kepalanya mengerti. Ayolah, tugas untuk mempengaruhi target sangatlah mudah untuk dilakukan oleh seorang profesional seperti dirinya.

...

Waktu hampir mendekati jam tiga pagi saat suasana di arena balap itu terus dipenuhi oleh orang-orang dengan pakaian fashionable yang terbaik. Mobil-mobil dengan berbagai model dan warna dalam jumlah yang fantastis menjadi objek utama yang memikat para pemuda di arena balapan.

Jisung dengan pakaian kemeja berwarna merah gelap dan celana jeans hitamnya berjalan dengan mata yang mengamati keadaan. Sesekali bibirnya memberikan senyuman manis yang menggoda pada siapa saja yang melihatnya. Terutama pada para pria penguasa yang terlihat sangat jelas memberikan perhatian penuh pada dirinya.

"Fokuslah, Jisung! Jangan memberikan pesona yang berlebihan!".

Mendengar suara kekesalan dari earphone transparan yang ada di telinganya, Jisung dibuat mendengus tidak suka.

"Aku benar-benar sangat menarik! Apa yang salah dengan itu, Hwang Hyunjin!" Geram Jisung dengan suara pelan.

Dari earphone, Jisung bisa mendengar kalau Hyunjin memberikan gerutuannya. Dan Jisung tersenyum senang mengetahui itu.

"Target berada di depan. Berhati-hati lah".

Suara Minho yang terdengar membuat langkah Jisung reflek berhenti. Mata memikat berobsidian coklat kemerahan itu menatap dengan sangat fokus ke depan. Dan benar, seorang pemuda dengan pakaian yang terlihat sangat baik tengah berdiri bersama dua pemuda lain yang sepertinya adalah temannya.

Melihat itu, Jisung memberikan senyuman seringainya. Tangan kirinya bergerak menekan tombol pada earphone transparannya. Membuat earphone itu menjadi tidak aktif dan tidak akan merekam atau memberikan suara apapun.

...

Ketiga mata yang tengah fokus pada layar pintar di hadapan mereka terlihat membulat tidak percaya.

"Sialan! Dia sengaja mematikan earphonenya!" Hyunjin kembali dibuat mengumpat kesal karena tindakan sesuka hati Jisung.

Mendapatkan itu, Minho terlihat membuang berat nafasnya. Sungguh, dirinya telah sangat lama berhubungan dengan Jisung, tetapi, sampai saat ini, Minho masih tidak bisa menebak ataupun mengerti bagaimana pemikiran yang dimiliki pemuda itu.

Mengetahui jika dua pemuda di hadapannya terlihat frustasi, Felix yang sedikit memiliki ketenangan pada hati dan pikirannya dibuat berbicara.

"Tenanglah. Jisung pasti bisa melakukannya dengan baik. Bukankah dia sudah terbiasa bersikap sesuka hatinya seperti ini?" Ucapnya.

Mendengarnya, Hyunjin mendengus. "Aku yakin, dia ingin bersenang-senang dengan orang sialan itu!" Kesalnya. Dan membuat Minho dan Felix tidak lagi memberikan sautan.

...

Jisung melangkah lebih dekat, dan dirinya berpura-pura berhenti pada sebuah mobil berwarna merah. Mengamati mobil sport mahal itu seakan-akan sangat menganguminya.

Perbuatan Jisung yang mengelilingi mobil bernilai sangat mahal itu ternyata berhasil mendapatkan perhatian dari pemuda bertubuh tinggi bersurai blondenya. Memperhatikan Jisung, wajah pemuda itu dengan jelas memperlihatkan ketertarikannya.

"Apa kau menyukainya?".

Mendengar suara yang sangat diyakini adalah targetnya, Jisung tidak segera mengangkat kepalanya. Pemuda Han itu diam-diam memberikan seringaian liciknya sebelum dirinya melihat ke arah pemuda yang baru saja memulai pembicaraan dengannya.

"Ya. Mobil yang keren" jawab Jisung dan kembali berpura-pura mengamati mobil itu.

Mendapatkan itu, senyuman manis terlihat pada pemuda itu. "Ingin mencoba mengendarainya?" Tanyanya.

"Bisakah?" Jisung berpura-pura tidak percaya.

Tersenyum, pemuda itu melangkah maju mendekati Jisung. Mata kecoklatannya yang tajam terlihat menatap pada dada putih Jisung yang terbuka karena beberapa kancing kemeja yang tidak digunakan.

Tentu, Jisung sengaja melakukannya agar target bahkan orang-orang tergoda melihatnya.

Mengetahui jika mata target di hadapannya fokus pada tubuh dalamnya, Jisung tersenyum senang di dalam hatinya.

Berhenti tepat di hadapan Jisung, "kau ingin mengendarainya?" Suara pemuda itu "aku bisa mengizinkanmu jika kau mau" lanjutnya dengan suara berat.

"Semudah itu?" Jisung membalas dengan mata menyipit.

Mendengarnya, pemuda itu tertawa ringan. Baiklah, sepertinya pemuda di hadapannya mengetahui maksud dirinya.

Lebih mendekatkan tubuhnya, "tentu saja tidak" suaranya berbisik tepat di telinga Jisung "jika kau setuju untuk bermain denganku, maka, aku akan membiarkanmu untuk mengendarainya. Bagaimana?".

Perkataan itu, Jisung tidak terkejut mendengarnya. Bukan hanya karena dirinya sudah menebak bahwa target akan berkata seperti itu, tetapi, perkataan menjijikkan itu sudah menjadi musik yang sangat biasa didengar oleh Jisung.

Menatap dalam manik pemuda tinggi di hadapannya, Jisung berkata, "tidak masalah. Hanya saja, jika kau berhasil mengalahkanku di dalam balapan. Bagaimana?".

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now