9

269 27 0
                                    

"Jangan terus tersenyum seperti itu, Tuan Bang. Kau membuatku takut".

Changbin yang tidak dapat menahan lagi perkataannya, akhirnya berbicara dengan suara menyindirnya. Penampilan sang sahabat mafianya yang terus saja memperlihatkan senyuman di wajahnya bahkan di saat tengah bekerja seperti ini justru membuat ketakutan hadir di dalam dirinya.

'Bangchan aneh' itulah yang di pikirkan olehnya.

Mendengar itu, Bangchan tidak terlihat marah. Senyuman justru menjadi lebih besar di wajahnya. Menghentikan gerakkan tangannya, Chan menyandarkan tubuhnya pada kursi kerja yang didudukinya. Memutar kursi itu hingga menghadap ke arah kaca jendela yang sangat besar dengan tampilan kota yang terlihat sangat padat.

"Aku masih tidak percaya bisa mendapatkannya" suara Bangchan yang terdengar penuh kesenangan.

Mendengus, Changbin mengambil berdirinya dan melangkah untuk berpindah duduk dari sofa menuju kursi yang ada di hadapan sang pemimpin mafia.

"Kau belum mendapatkannya sepenuhnya" ujar Changbin.

Lagi, Chan tidak marah mendengar perkataan yang terkesan merendahkan itu. Bibirnya justru kembali membentuk tawa ringan.

"Belum. Tetapi, akan. Aku pasti bisa mendapatkannya menjadi milikku" balas Bangchan penuh keyakinan.

...

Meja makan berukuran besar dan dipenuhi dengan banyaknya makanan itu ternyata tidak bisa membuat suasana hangat diantara keempat pemuda dengan ketampanan di wajah mereka. Minho, Jisung, Hyunjin bahkan Felix, keempatnya seperti tidak memiliki keinginan untuk memulai pembicaraan.

Melihat Minho dan Jisung, tidak tahu berapa banyak pemuda Hwang itu telah mengeluarkan dengusannya. Baiklah, Minho yang tidak memberikan hukuman pada Jisung ternyata berhasil membuat kekesalan yang besar di dalam diri Hyunjin.

Hyunjin berfikir jika dirinya bisa memberikan pelajaran yang akan membuat pemuda Han itu untuk bersikap lebih baik lagi kedepannya. Tetapi apa, Minho justru hanya memberikan peringatan tanpa adanya hukuman. Dan Hyunjin sungguh merasa kesal dengan itu.

"Aku selesai".

Jisung yang berkata datar dan mengambil berdirinya membuat ketiga pemuda itu bersamaan melihatnya. Dan pemuda Hwang itu baru saja akan ikut mengambil berdirinya saat suara Minho menghentikannya.

"Jangan mengikutinya" ucapnya memperingati.

"Tsk, ada apa denganmu sebenarnya?! Apa kau mulai bersikap lebih ringan padanya?!" Hyunjin berkata kesal.

"Aku tidak" balas Minho datar.

"Kau melakukannya, Minho! Kau tahu jika dirinya melakukan kesalahan, tetapi kau hanya diam tanpa memberikannya pelajaran!".

Mendengar itu, Minho menghentikan gerakan tangannya. Kepalanya terangkat untuk menatap tajam pada pemuda Hwang yang juga tengah menatap tajam ke arahnya.

"Aku tahu apa yang seharusnya ku lakukan, Tuan Hwang!" Minho berkata dingin.

Menyeringai, "nyatanya, kau tidak melakukan yang seharusnya!" Balas Hyunjin sinis.

Baiklah, Minho mengerti tempramen pemuda di hadapannya saat ini. Hanya saja, Hyunjin dan keinginan menyakitinya menurut Minho sudahlah sangat berlebihan. Minho tahu jika Jisung akan dalam bahaya jika berakhir dengan Hyunjin. Itu sebabnya pemuda Lee itu selalu berusaha untuk menghalangi pemuda Hwang itu agar tidak mendekati Jisung.

"Aku memberimu peringatan! Jangan mendekatinya sebelum kau menetralkan kemarahanmu!" Tekan Minho dan melangkah begitu saja.

Mendapatkan itu, Hyunjin lebih berseru marah. "Yak, Lee Minho! Kau tidak bisa melakukan ini padaku! Apa kau lupa jika kau juga seorang psikopat yang tidak normal?!".

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now