13

195 28 2
                                    

Ketiganya turun dari mobil dengan gerakan cepat. Membuka mobil milik pemuda yang berhasil membuat rasa kekhawatiran yang sangat besar di hati ketiganya.

"Dirinya tidak berada disini".

Suara Hyunjin yang terdengar membuat Minho dan Felix yang memperhatikan keadaan jalanan di pinggir pantai itu segera melihat ke arahnya. Keduanya kembali melangkah mendekat pada pemuda Hwang yang masih berdiri di dekat mobil milik Jisung.

"Apa Jisung dengan sengaja melakukannya lagi?" Felix berkata dengan menahan kekesalannya.

Mengetahui Jisung yang tidak kembali dalam waktu yang cukup lama, membuat Minho, Hyunjin dan Felix dengan cepat melihat pergerakan alat pelacak yang mereka letakkan di mobil Jisung melalui ponsel pintar Felix.

Hanya saja, ketiganya justru tidak menemukan keberadaan Jisung saat sudah berada di tempat yang dikatakan oleh alat pelacak. Hanya mobil berwarna kuning milik Jisung lah yang berada di jalanan pinggir laut itu.

...

"CHANGBIN, HUBUNGI DOKTER SEO UNTUKKU SEKARANG!".

Teriakan Bangchan yang baru saja memasuki apartemen membuat Changbin yang tengah disibukkan oleh berkas-berkas menumpuk di hadapannya sangat terkejut. Pemuda Seo itu dengan cepat berlari mengikuti Bangchan yang memasuki kamarnya dengan seorang pemuda di tangannya.

"Apa yang..... Jisung? Apa yang terjadi padanya?".

Changbin dibuat lebih terkejut saat netranya melihat siluet Jisung yang diletakkan oleh Bangchan di atas tempat tidurnya.

"Aku tidak tahu. Dirinya tiba-tiba saja tidak sadarkan diri" Bangchan berkata panik "tolong hubungi In Guk hyung sekarang".

Tanpa berkata lagi, Changbin segera mengeluarkan ponselnya. Menghubungi sang kakak yang adalah seorang dokter di rumah sakit pribadi keluarganya.

...

Wajah tampan itu terus melakukan pemeriksaan dengan ekspresi bingungnya. Menatap tidak percaya pada pemuda yang menjadi pasiennya.

"Bagaimana?".

Bangchan yang sejak tadi hanya diam pada akhirnya mengeluarkan suaranya. Tampilan ekspresi In Guk dengan jelas terlihat di matanya. Membuat pemikiran Bangchan dipenuhi dengan banyak pertanyaan.

Menghela nafasnya, In Guk melepaskan alat pemeriksaan yang bergantung pada lehernya. Matanya melihat kepada Changbin sesaat sebelum mengarah ke Bangchan.

"Demamnya masih cukup tinggi. Tubuhnya membutuhkan banyak istirahat" ucap In Guk.

Changbin mengangguk kecil mendengarnya, matanya beralih pada pemuda Bang yang berdiri di sebelahnya dengan wajah yang penuh kekhawatiran.

"Tenanglah. Dirinya hanya terserang demam. Bukan meminum racun" kata Changbin dengan sedikit bermain.

Berdiri dari duduknya, In Guk meletakkan alat pemeriksaan miliknya pada tas perlengkapan. Menutup tas itu, In Guk mengambil duduknya di sebuah sofa. Wajahnya kembali terlihat dipenuhi dengan ekspresi kebingungan.

"Sebenarnya..... bagaimana bisa kalian mengenalnya?" In Guk bertanya ragu.

Mendengar itu, Bangchan dan Changbin melihat In Guk dengan bersamaan. "Apa yang hyung katakan?" Tanya Changbin tidak mengerti.

Menghela nafasnya, In Guk, "apa kalian tidak mengetahui siapa dirinya?".

Bangchan dan Changbin diam, mata keduanya saling menatap sesaat. Hingga Changbin kembali mengeluarkan suaranya.

"Dia Jisung. Tentu saja kami mengenalnya, hyung" balasnya datar.

Memutar matanya, In Guk sungguh dibuat frustasi dengan kedua pemuda di hadapannya itu. Hanya saja, dokter tampan itu tidak bisa menyalahkan keduanya. Bagaimana juga, In Guk bisa mengerti jika mungkin kedua pemuda yang adalah adiknya itu pasti tidak mengetahui kebenarannya.

Menghela nafasnya lagi, In Guk berkata, "apa kalian ingin tahu siapa pemiliknya?" jedanya "Darkness..... mereka adalah pemiliknya".

Mata Bangchan dan Changbin membulat sempurna mendengarnya. Darkness, tentu saja mereka mengetahui siapa itu. Hanya saja, bukan hal itu yang membuat keduanya terkejut, melainkan, In Guk yang mengetahui siapa Jisung sebenarnya.

"Ba..... bagaimana..... hyung bisa mengetahuinya?" Changbin bertanya ragu.

"Aku telah menjadi dokter pribadi mereka dalam waktu yang cukup lama" jawab In Guk, yang lagi-lagi membuat kedua pemuda yang berusia lebih muda darinya sangat terkejut.

"Hyung, bagaimana bisa?! Menjadi dokter di area musuh, bukankah itu sangat berbahaya?!" Changbin berkata dengan suara kekesalannya, melangkah mendekat pada sang kakak yang duduk dengan baik di atas sofa.

"Tenanglah. Mereka tidak mengetahui identitasku" ucap In Guk datar.

"Tetap saja itu berbahaya jika mereka mengetahuinya!" Changbin berkata tegas.

Melihat kedua kakak beradik yang sepertinya akan kembali melakukan perang dingin, Bangchan dengan cepat mendekati Changbin. Membawa tubuh pemuda bungsu Seo itu sedikit menjauh dari si sulung Seo.

"Changbin, jangan memulainya" Bangchan berkata pelan.

Melihat Bangchan, Changbin memberikan tatapan tajamnya. "Dirinya berada di wilayah musuh! Bagaimana jika mereka mengetahui siapa dirinya?!".

Berdiri dari duduknya, In Guk melangkah mendekati kedua pemuda itu. Jari telunjuknya bergerak menuju kepala sang adik menyebalkannya. Memberikan sedikit dorongan hingga membuat Changbin lebih mendengus kesal.

"Kau ini, bukankah seharusnya akulah yang mengatakan itu?" Suara In Guk menahan kekesalan "bagaimana bisa dirinya bersama dengan kalian?".
Tepat, keduanya benar-benar terdiam mendapatkan pertanyaan itu. Saling menatap dengan raut wajah penuh keraguan.

In Guk yang memahami reaksi keduanya, begitu saja mengangkat tangannya dan memberikan pukulan ringan pada kepala keduanya.

"Bajingan kecil!" Umpatnya "katakan apa yang sebenarnya terjadi?!" In Guk berkata memaksa.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now