34

171 27 74
                                    

"Ini untukmu..... yang ini untukmu...... dan..... yang ini untukmu. Lihat, aku sangat baik bukan?".

Dengan senyuman yang terlihat sombongnya, Jisung memberikan barang-barang hasil dari memeras Seoho kepada ketiga mafia yang telah bersama dengannya dalam waktu yang sangat lama.

"Aku tidak membutuhkannya!".

Mendapatkan Hyunjin yang melempar barang bernilai mahal pemberian Jisung dengan suara kesalnya, membuat pemuda Han itu melihat dengan ketidak percayaannya.

"Hyunjin! Aku mendapatkannya dengan sangat sulit, dan kau membuangnya begitu saja!" Jisung berkata marah. Dirinya bergerak untuk mengambil barang yang dilempar oleh si pemuda Hwang itu.

"Hanya barang seperti itu?! Aku bahkan bisa membeli dengan harga yang lebih mahal!" Lagi, Hyunjin berkata dengan penuh kekesalan.

Mendengus, "sangat sombong!" Sinis Jisung, yang berhasil membulatkan mata Hyunjin ke arahnya.

Melihat perdebatan yang lagi-lagi menurut Minho dan Felix sangatlah tidak penting, seperti biasa, keduanya hanya menghela nafas malas mereka. Bukan hanya Jisung, diantara mereka, Hyunjin adalah orang yang juga memiliki sifat kekanakan yang terkadang sangatlah menyebalkan. Pemuda Hwang itu sangat sering beradu konflik dengan pemuda Han yang jauh berusia lebih muda darinya.

"Berhentilah, Hyunjin! Kenapa kau selalu saja membahas hal yang tidak penting?!" Pada akhirnya, Minho mengeluarkan suaranya.

Tetapi, Hyunjin tetaplah Hyunjin, pemuda bersurai blonde itu akan tetap memberikan perlawanannya.

"Ini mengenai harga diri, dan menurutmu aku hanya diam?!".

Baiklah, beritahu Minho bagaimana caranya memberi pelajaran yang sangat baik dan tepat pada otak Hyunjin yang sialnya bukan hanya berisi hal-hal kejam tetapi juga hal-hal yang sangat bodoh.

"Ini tidak ada hubungannya dengan harga diri, bajingan!".

Bukan Minho atau Felix, tetapi, Jisung lah yang mengucapkan perkataan umpatan itu dengan penuh penekanan.

...

Bangunan tua yang berada di pinggir laut itu berubah menjadi tempat yang dihiasi dengan penuh kemewahan. Orang-orang dengan pakaian bernilai mahal terlihat mulai memenuhi bangunan tempat diadakannya acara pelelangan itu.

Melangkahkan kakinya masuk, Jisung kembali terdengar mengeluarkan nafas beratnya. Sejak dulu, pemuda Han itu tidak pernah menyukai acara yang menurutnya sangatlah membosankan itu. Meski ketiga pemuda Darkness selalu berhasil mendapatkan barang bernilai mahal dan langka untuk dirinya, tetap saja, Jisung tidak pernah memiliki ketertarikan pada acara seperti itu.

"Apa kau ingin mencari minuman?".

Mengetahui jika pemuda yang berusia lebih muda darinya memiliki kebosanan, Felix dengan inisiatif yang lebih cepat memberikan tawaran. Membuat Jisung yang mendengarnya berdeham dan melangkah terlebih dahulu.

"Jangan berlebihan meminum alkohol".

Mendengar peringatan dari Minho, Felix hanya mengangguk singkat sebelum mengambil langkah untuk mengikuti Jisung yang telah memasuki area pelelangan lebih dalam.

Mata bermanik birunya bisa melihat jika Jisung sudah berada di meja bartender. "Jangan meminum alkohol terlalu banyak" Felix berkata seraya mengambil duduknya.

"Hanya segelas mocktail, Tuan Lee!" Balas Jisung kesal.

"Aku hanya mengingatimu, sayang" ucap Felix yang memberikan ciuman singkatnya di wajah kesal Jisung.

...

Mata tajamnya terus melihat dengan tatapan mematikan pada para pemuda yang berdiri dengan jarak yang cukup jauh. Mendapatkan perasaan marah yang mengalir deras di dalam dirinya, Bangchan sungguh mengerang kesal.

Red Light Of Maniac Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon