28

162 26 21
                                    


Sejak memasuki bangunan yang adalah pusat perbelajaan itu, Jisung tidak pernah berhenti untuk mengeluarkan banyaknya umpatan dari mulutnya. Pemuda Han itu bahkan mengabaikan orang-orang yang menatap aneh melihat dirinya.

"Berhenti berbicara, Jisung. Kau membuat orang-orang memperhatikanmu".

Mendengar suara Minho di earphonenya membuat langkah Jisung berhenti. "Aku tidak bisa menahan kemarahanku, Lee! Jadi, mengertilah!" Balasnya penuh kekesalan.

Tidak lagi ingin berbicara, Minho hanya diam membiarkan pemuda yang lebih muda darinya itu terus melanjutkan langkahnya dengan umpatan yang masih saja keluar dari mulutnya.

Berhenti di depan salah satu toko yang menjual produk bernilai tinggi, Jisung terlihat memejamkan matanya. Berusaha menghilangkan kemarahan yang ada di dalam dirinya. Perlahan,  kakinya melangkah memasuki toko dengan senyuman di wajahnya.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Seorang pelayan toko menyapanya.

Tersenyum, "ah, aku hanya ingin melihat-melihat terlebih dahulu. Jika ada yang menarik untukku, aku akan memberitahunya" ucapnya sangat baik.

Mengerti dengan kenyamanan pelanggannya, pelayan toko menjawab, "baik, Tuan. Kami akan siap melayani kapan saja".

Lagi, Jisung memberikan senyuman terbaiknya. Setelahnya, pemuda Han itu kembali melanjutkan langkahnya. Melihat dengan mata yang juga memperhatikan seakan dirinya tengah memilih barang yang diinginkannya.

Buuugghh

"Kau?".

"Tuan?".

Suara itu terdengar bersamaan saat Jisung dengan sengaja menabrakan dirinya pada pemuda di hadapannya.

Melihat pemuda yang masih sangat jelas berada di dalam isi kepalanya. Seoho sungguh dibuat tidak percaya.

Dengan kekesalan, pemuda Lee itu berkata, "apa kau mengikutiku?!".

Membulatkan matanya, Jisung berpura-pura untuk sangat terkejut. "Ya ampun, Tuan. Bagaimana bisa kau memiliki pemikiran buruk seperti itu? Ini pusat perbelanjaan, siapa saja diizinkan untuk berada disini. Apa kami yang ada disini terlihat ingin mengikuti orang sepertimu?" Ucapnya cukup panjang.

Mendengar perkataan Jisung, Seoho tidak mengatakan itu hal yang salah. Hanya saja, kalimat akhir dari perkataan pemuda di hadapannya ini terdengar sangat sulit untuk dipahami.

"Tunggu, apa maksudmu orang sepertiku?" Tanya Seoho bingung.

Mendapatkan pertanyaan itu, Jisung tanpa sadar menelan ludahnya. Baiklah, perkataan itu tidak ada di dalam penghafalan kalimatnya. Jisung hanya terbawa perasaan kesalnya saat melihat wajah pemuda di hadapannya yang sialnya benarlah sangat tampan.

"Itu..... kau...... orang..... kau sebenarnya sangat menyebalkan" gugup, tetapi, pada akhirnya Jisung berhasil mempercepat tempo bicaranya di akhir perkataan.

Mendapatkan perasaan terkejutnya lagi, Seoho lebih dibuat tidak percaya. Sungguh, pemuda yang tidak dikenalnya itu telah menjadi orang pertama yang berani mengatakan hal buruk secara langsung kepada dirinya.

Mengerang kesal, Seoho menggerakkan jarinya ke arah Jisung. "Kau..... bukankah dirimu yang seperti itu?!".

...

Melihat tampilan layar di hadapannya, Minho dan Felix tanpa sadar menghela nafas mereka yang terasa sangat berat.

Jisung, pemuda yang berusia lebih muda dari mereka itu lagi-lagi melakukan misi yang tidak sesuai dengan perencanaan yang telah mereka bicarakan. Lihatlah bagaimana Jisung yang justru beradu argumen dengan pemuda yang adalah target mereka.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now