17

192 25 19
                                    

Jari-jarinya mengetuk bosan pada meja di hadapannya. Kembali melihat jam yang berada di ponsel pintar miliknya. Melewati tiga puluh menit, dan Chan masih belum memperlihatkan kehadirannya.

Meneguk lagi minuman yang telah dipesannya, Jisung menggerutu di dalam hatinya. Berfikir jika mungkin pemuda Bang itu hanya ingin mempermainkannya.

Kembali melewati lima menit, dan Jisung benar-benar akan memiliki pemikiran untuk beranjak dari tempat itu jika saja Bangchan tidak datang dengan gerakkan tergesanya.

"Maaf, Jisung. Aku tidak tahu jika akan ada pertemuan penting dengan rekan bisnis ku".

Mendapatkan perkataan Bangchan dengan wajah menyesalnya, Jisung membatalkan umpatan yang baru saja akan dikeluarkannya. Menatap dengan penuh kekesalan pada wajah tampan di hadapannya.

Menyadari itu, Chan menghela nafasnya. "Maaf. Aku benar-benar menyesal membuatmu menunggu sangat lama" sesalnya.

Baiklah, Chan dan suara lembutnya sungguh tidak dibenarkan untuk hati Jisung. Jadi, dengan kepala yang mengangguk kecil, Jisung menjawab, "Ehm, tidak masalah. Hanya saja, jika kau melakukannya lagi, aku tidak akan mau menunggunya".

Mendengarnya, Chan memberikan senyuman di wajah memikatnya. "Baiklah. Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi" ucapnya dengan tangan yang mengusap rambut Jisung.

"Chan, kau menghancurkan rambutku!".

Suara protes Jisung membuat Chan lebih tersenyum besar. Ah, Jisung bukan hanya tampan tetapi juga sangat imut. Jisung memberikan pesona yang sangat menakjubkan untuk siapa saja yang melihatnya.

Dan Bangchan adalah salah satu target yang tanpa sadar berhasil terjebak di dalam jaring pesona milik Han Jisung.

...

"Kau yakin mereka melakukan pertemuan selama ini?!".

Seungmin yang kembali mengeluarkan suara kekesalannya berhasil membuat Changbin merasa sangat bosan. Hanya saja, pemuda Seo itu juga tidak bisa untuk tidak mengakui jika dirinya memiliki sedikit rasa ketakutan.

"Apa kau tidak pernah melakukan pertemuan?! Kenapa sangat banyak bertanya?!" Balas Changbin dengan suara tidak bersahabat.

Baiklah, Changbin dan Seungmin adalah kombinasi yang sangat bertolak belakang. Keduanya memiliki kekerasan kepala tersendiri yang membuatnya tidak bisa menyatu di dalam oksigen yang sama.

Mengambil berdirinya, Seungmin berkata tegas, "aku akan melihatnya!".

Mendapatkan itu, Changbin dengan reflek juga mengambil berdirinya. "Apa yang akan kau lakukan?!" Suaranya terdengar panik.

Melihat Changbin, Seungmin memiliki pemikiran yang mencurigakan di dalam kepalanya. Pemikiran yang sejak tadi sebenarnya telah sangat menganggu dirinya.

"Apa maksud dari pertanyaanmu?" Balas Seungmin.

Oh ayolah, Changbin benar-benar dibuat tidak dapat bereaksi hanya karena pertanyaan sederhana itu.

"Itu..... itu.....",

"Berbicaralah dengan baik, Tuan Seo!" Sanggah Seungmin dengan tatapan menyelidiki.

Sungguh, Changbin sangat ingin merutuki pemuda Kim di hadapannya saat ini. Dan ingatkan Changbin untuk harus merutuki pemuda Bang itu juga nanti.

...

Entahlah, katakan Jisung terlalu bodoh karena dengan mudah memberikan hatinya pada seseorang yang baru saja dikenalnya. Lihatlah bagaimana wajah tampan itu terlihat sangat bersinar sejak pemuda Bang yang saat ini tengah menyetir untuknya mengatakan perasaannya.

Ya, keduanya resmi menjadi sepasang kekasih beberapa saat yang lalu.

Berhenti tepat di pusat perbelanjaan, Bangchan melihat dengan sedikit tatapan kekecewaan kepada si pemuda Han.

"Kau yakin tidak membiarkanku mengantarmu?" Tanyanya lagi.

Tersenyum, "dan kau akan membuat para hyungku membunuhmu" balas Jisung.

Menghela nafasnya, meski tidak ingin, Bangchan tetap membiarkan seseorang yang dicintainya itu untuk keluar dan kembali ke mansionnya sendiri.

Melihat pemuda Bang, Jisung dibuat tertawa. "Ada apa dengan wajahmu itu, Tuan Bang?".

Menarik tangan Jisung, Bangchan memberikan ciumannya. "Aku masih merindukanmu" ucapnya tulus.

Senyuman di wajah pemuda Han menghilang saat mendengar perkataan itu. Bangchan dan suara keseriusannya sungguh membuat Jisung terus mendapatkan serangan berbahaya tepat di dasar hatinya.

"Apa kau sungguh mencintaiku, Chan?".

Mendengar itu, Bangchan menghentikan pergerakkannya. "Kau masih tidak mempercayaiku?" Tatapnya dalam.

Jisung diam, tidak mengerti dengan apa yang harus dikatakannya. Jisung percaya, hanya saja, waktu perkenalan mereka yang sangat singkat membuat sedikit keraguan di dalam dirinya. Terlebih, Jisung tidak mengenal dengan baik siapa pemuda Bang di hadapannya saat ini.

Menyadari jika pemuda Han memiliki keraguan, Bangchan menghela nafasnya. Mata berkarakter tajam itu melihat dengan lebih dalam pada manik kecoklatan di hadapannya.

Mengenggam tangan Jisung, Bangchan berkata lembut, "aku tidak akan memaksamu untuk mempercayaiku dengan mudah. Tetapi, aku akan membuktikan jika aku layak untuk mendapatkan kepercayaanmu".

...

Jeongin hanya bisa diam dengan apa yang dilihatnya saat ini. Bagaimana kedua pemuda yang berusia lebih tua darinya itu masih saja melakukan konflik yang menurutnya sangatlah tidak penting.

"Kau tidak bisa melakukannya!".

"Kenapa tidak?! Kau tidak memiliki hak untuk melarangku!".

"Tidak adalah tidak, Kim Seungmin! Jangan melewati batasan!".

"Batasan?! Kau berbicara mengenai batasan?! Katakan.....",

Ceklek

Pintu ruangan yang terbuka tiba-tiba saja berhasil menghentikan perdebatan kedua pemuda yang berada di dalamnya.

Melihat Changbin dan Seungmin yang terlihat seperti tarik menarik, membuat Bangchan menatap bingung pada keduanya.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Tanyanya.

Mendengar itu, keduanya dengan bersamaan melepaskan genggaman tangan mereka.

"Pertemuan apa yang kau lakukan? Kenapa sangat lama?".

Mendapatkan pertanyaan dengan suara yang sedikit tidak baik dari Changbin, Bangchan berhasil dibuat tidak percaya. Hanya saja, pemuda Bang itu segera mengerti maksud perkataan itu saat melihat gerakkan berupa kode yang diberikan oleh pemuda Seo itu pada dirinya.

Red Light Of Maniac Where stories live. Discover now