6. Jalan Lain

23 14 0
                                    

"Hei. Sora!"
Untuk kesekian kali, sampai Tohru sadar napas teratur Sora.

Dia, tidur!"

Pemuda itu terbangun setelah tangannya selip, dan wajahnya menghantam meja. Segera, Garcia memintanya mengantarkan Tohru. Sesaat, tatapan sengit dia lempar sebelum mengiyakan, dan berlalu.

Tohru ikut bersama. Setelah beberapa saat ada di dalam lift, denting yang terdengar menandakan mereka tiba di tujuan.

"Ini. Fasilitas tempat tinggalmu."
Satu ruangan Sora tunjukkan.

Setelah lampu menyala karena sensor tanpa sentuh, Mata Tohru terbeliak lebar.

"...i...ini!"

Sangat luas dengan 12 monitor menempel di salah satu dinding. Pintu masuk berupa kaca yang akan bergeser saat ada orang di dekatnya. Pijntu tembusan ada di salah satu sisi.

Keduanya berjalan ke sana.

"Dan, ini. Kamar mandi ada di pintu sebelah sana."

Tanpa sadar, tohru melangkah pelan mendahului Sora. Pandangannya tanpa henti memindai, wajahnya terlihat sangat takjub.
"...hebat."

"Ini semua, fasilitas tempat tinggalmu."

Semua!?"
Berbalik cepat, Tohru mengangkat suaranya.
"Dua ruangan sebesar ini. Juga 12 monitor besar untuk menguji game di ruang sebelumnya?"

Sora bersandar santai pada dinding. Alisnya berkerut dalam mendengar ucapan teman bermain game-nya.
"Game tester hanya salah satu pekerjaanmu. Tidak, sebelum itu. Kau masih ingat, surat dengan warna apa, yang Garcia ambilkan untuk kontrakmu?"

Tohru berpikir, mereka ulang adegan sebelumnya.
"Merah. Kurasa."

"Dan, kamu tandatangani setelahnya tanpa bertanya pada Garcia!"

Tohru mengangguk.
"Apa ada masalah?"

"Sudah kuduga."
Hela napas berat Sora keluarkan.
"Biar kuingatkan keadaan Sirensoft, pengembang favorit kita, saat ini."

Tidak seperti masa lalu. Sirensoft telah melewati masa emasnya, dan sekarang meredup. 10 tahun terakhir, praktis tak ada satu judul pun yang dikeluarkan.

Padahal, di masa jayanya. Sirensoft mampu membuat game lintas platform. Puluhan judul dalam sebulan. Dan, semua mendapat respon baik di pasaran.

Namun, pergantian pucuk pimpinan membuat Sirensoft seperti kehilangan sentuhan, meredup perlahan, dan hanya memproduksi Game Engine saja.

"Pantas saja. Saat berjalan di lantai dasar, ruangan Director, dan basement ini, tidak ada seorangpun yang melintas."
Tohru bergumam.

"Itu karena perusahaan mengalami kesulitan keuangan, sehingga pengurangan tenaga kerja besar-besaran tidak terelakkan."

"Itu pasti berat."
Seketika Tohru teringat sesuatu.
"Lalu, apa hubungannya denganku?"

"Ya. Ampun."
Sora berdecak.
"Kemarikan surat kontrakmu. Biar kutunjukkan sesuatu."

"...!?"

Walau tak mengerti, Tohru menyerahkan surat kontrak yang diambilnya dari ransel. Sora mengambil foto dari kertas itu.

"Lihat ini. Baik-baik."
Lelaki dengan kantung mata menggantung itu menunjukkan hasil jepretannya.

"...i...ini."

"Benar. Ini hanya muncul saat surat itu terambil kamera dengan flash. Bagian yang menyatakan kesediaanmu menjadi, tidak hanya Game Tester, tapi juga Office Boy, Cleaning Service, sekaligus Security."
Sora menyimpan kembali ponselnya.
"Memang kamu dapat gaji berkali lipat, dan tempat tinggal di gudang ini. Tapi, ini terlalu menjebak. Dan, aku pada dasarnya tidak setuju gagasan Garcia ini."

Strawberry MoonМесто, где живут истории. Откройте их для себя