Crush In Rush 1/3

310 33 2
                                    

"Cuaca indah sekali belakangan ini."

Off, Gun, Tay, New, dan Pim saat ini sedang duduk mengelilingi dua buah meja yang sudah disatukan agar bisa muat menampung semua cangkir mereka.

"Cuaca yang indah itu yang bagaimana, sih, Kak New?" Pim bertanya sembari mengaduk-aduk es batu yang perlahan larut dalam ice chocolate-nya, dia satu-satunya yang minum coklat dingin.

New mengintip sebentar ke luar. "Cuaca yang akan membuat suasana hatimu baik untuk melakukan segala sesuatu, asal jangan kriminalitas."

Perkataannya itu disambut kekehan pelan dari yang lain.

"Memangnya cuaca mempengaruhi seorang kriminal dalam melakukan kriminalitas?" Pim bertanya lagi.

"Ya, aku bertaruh seorang pencuri tidak akan mau mencuri di saat sedang hujan atau salju. Akan sangat sulit baginya berlari di atas licin salju, langkahnya juga akan berat karena kubangan lumpur."

Tay tidak jadi menyeruput coklatnya karena mendengar penuturan New yang dalam sudut pandangnya cukup masuk akal.

"Jangkauan penglihatan juga cenderung terganggu."

New cukup terkejut karena Off menguatkan argumentasinya, tetapi kemudian dia tersenyum. "Ya, itu salah satunya."

"Menyenangkan juga duduk bersama orang dewasa, aku jadi bisa mendengar obrolan yang menarik."

Pim sangat bersemangat hari ini, lebih dari biasanya, dia banyak berseru senang.

Tay mengacak-acak rambut Pim. "Memangnya topik obrolanmu biasanya tentang apa?"

"Musik K-pop, hehe..."

"Itu juga menarik."

Off kemudian menjadi pusat perhatian setelah mengatakan hal itu. "Menarik?" tanya Pim.

Off mengangkat cangkirnya untuk seruputan yang entah sudah berapa, meninggalkan jejak di meja bercat coklat di bawahnya. "Kau penggemar K-Pop, kan?"

Pim mengangguk.

"Kau biasa membicarakan tentang musik K-Pop dengan siapa?"

"Teman-teman kuliahku."

"Apa mereka penggemar K-pop juga?"

Pim mengangguk lagi.

Off menyeruput sekali, coklat itu merayu sudut tenggorokannya dengan kenikmatan yang khas dari sensasi pahit. "Maka itu obrolan menarik. Kalian membicarakan topik yang kalian kenal persis, bahkan gemari, maka obrolannya menjadi menarik—apakah kakakmu menggemari K-Pop juga?"

Gun menggeleng otomatis saat mendapati Off menunjuknya menggunakan gerakan mata.

"Kalau kau membicarakannya dengan kakakmu ini, barulah obrolan itu tidak menarik, terutama di sudut pandangnya sebagai seseorang yang tidak menggemari K-Pop," lanjut Off. "Ini tentu akan menjadi pengecualian jika dia menunjukkan ketertarikan dengan bertanya seputar K-Pop kepadamu, misalnya."

Gun dapat melihat tatapan memuja di mata Pim sesaat setelah Off untuk pertama kalinya berbicara lebih dari sepuluh suku kata.

"Wah! Seharusnya itu yang aku katakan untuk menanggapi para laki-laki di kelasku yang selalu protes tiap kali aku dan teman-temanku membicarakan K-Pop. Ish, awas saja, lain kali aku akan membungkam mereka."

"Kau tidak berterima kasih kepada Off karena sudah menyiapkan argumen untukmu?" tanya Gun.

Pim tersenyum ke arah Off. "Terima kasih, kau sangat cerdas, aku bakal perlu berguru padamu."

Tay dan New kompak tertawa saat dengan kekompakan yang sama juga mereka meletakkan cangkir mereka. "Berguru terdengar sangat aneh, kau bukannya akan belajar bela diri, Pim," ujar New diiringi tawa pelan.

The Love of A Heartless ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang