The Love of A Heartless Man 20/3

304 25 1
                                    

"¿podemos montar la tienda (de campaña) aquí?"

Gun mengernyit sendiri mendengar dirinya spontan bertanya menggunakan bahasa Spanyol kepada Off.

[Tendanya bisa kita dirikan di sini?]

Off yang sedang mengeluarkan segala peralatan dan perlengkapan kemah mereka terkekeh. "Sí, Señor."

[Iya, Sir]

Gun terkekeh. "Tidak akan aku lanjutkan karena aku akan belepotan."

"Senyaman dirimu saja, Brain."

Off memastikan permukaan tanah di bawah mereka cukup rata agar tenda bisa didirikan, kemudian dengan bantuan Gun, ia mulai membangun tenda itu. Setelah selesai, ia membiarkan Gun yang menata bagian dalamnya karena dia lebih paham dibanding dirinya.

"Jam berapa kita mulai mendaki?" tanya Gun sembari mengatur-atur bagian dalam tenda.

Off melirik Patek Philipe berwarna biru miliknya. "Jam delapan."

"Kita masih bisa mencapai ketinggian dua ribu kaki sebelum tengah malam, kan?"

Off mengangguk. "Bisa, Brain. Kau pendaki pemula, perkiraan waktu mendakimu bisa sampai empat jam untuk mencapai ketinggian dua ribu kaki," tuturnya.

Gun tersenyum. "Belum lagi waktu istirahatnya."

"Itu sudah termasuk waktu istirahat... kemarin sempat gerimis, berarti jalurnya bisa jadi licin, itu akan sangat berbahaya, jadi kita tidak perlu terburu-buru, dan wajib berhati-hati, apalagi mendaki malam."

"Baiklah," tanggap Gun paham. "Kalau begitu kita makan malam dulu, agar masih ada waktu istirahat. Aku takut akan memuntahkan makananku nanti."

"Tentu, Love," setuju Off.

Gun mengeluarkan makanan yang tadi dipersiapkan dari rumah oleh Ruth, dan karena makanan itu masih hangat, mereka dapat langsung memakannya dengan nyaman.

Waktu istirahat yang mereka punya setelah selesai makan malam diisi dengan membaca satu buku yang sama. Seperti janji Off, mereka akan membaca buku mereka dengan jendela terbuka, bintang bersinar. Tidak ada jendela terbuka, karena mereka di luar ruangan, tetapi malam ini bintang-bintang memang bersinar.

"Jane Austen cerdas sekali menghantarkan kegetiran romansa pada novel-novelnya bahkan tanpa adanya narasi yang intens. Sangat berbanding terbalik dengan para penulis historical romance abad 21, iya, kan, Off?" Gun bertanya.

"Menurutmu kenapa, Brain?" Off menjawab dengan pertanyaan lainnya.

Gun melirik sebentar ke Mansfield Park yang dipegang Off. "Jane Austen pasti paham bahwa tidak perlu ada hal-hal semacam itu untuk menunjukkan bahwa karakter-karakter di dalamnya saling mencintai."

"Atau mungkin karena dia tidak tahu cara menggambarkan hal semacam itu."

Pendapat Off membuat Gun mengernyit. "Tidak tahu?"

Off menutup buku. "Pikirkan, Brain. Pada abad itu, keintiman adalah sesuatu yang dianggap tabu. Perempuan-perempuan dari golongan bangsawan yang belum menikah dijauhkan dari segala yang berkaitan dengan keintiman antara pria dan wanita... Austen tidak di Victorian era, tetapi sama seperti seberapa tabu seks di era Ratu tersebut, di era sebelumnya juga sama saja."

Gun nampak berpikir, dan sembari berpikir, dia mendengarkan pendapat lanjutan dari Off.

"Para perempuan bangsawan yang belum menikah bahkan tidak tahu bentuk kelamin laki-laki selain dari lukisan dan patung. Sayangnya, kelamin laki-laki dewasa pada lukisan dan patung seperti kelamin bayi, iya, kan?"

The Love of A Heartless ManWhere stories live. Discover now