Ad Astra Per Aspera 17/2

187 25 4
                                    

Gun menghembuskan nafas berkali-kali sebelum melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang rawat Off yang baru, kekasihnya sedang duduk di atas kursi roda, di dekat jendela, dengan mata menerawang menatap langit yang perlahan menggelap.

"Off..."

Off hanya bisa menolehkan kepalanya. "Yes, Brain... maaf, bisa bantu aku memutar kursi ini? Aku tak bertenaga."

Gun mengangguk, kemudian dengan perlahan memutar kursi roda itu agar Off bisa menghadap padanya, ia sendiri meraih sebuah kursi untuk duduk di hadapan kekasihnya.

"Apa kabar?" tanyanya.

Off berusaha tersenyum. "Aneh."

"Sulit berbicara dan bergerak, ya?" Gun mengajukan pertanyaan lainnya, dijawab dengan anggukan dari Off. "Kata dokter itu efek terapi dan obat-obatan... sementara, Off sayang, kau akan segera baik-baik saja." Ia meraih tangan Off untuk digenggamnya.

"Aku gila, ya?"

"Tidak," jawab Gun cepat. "Kau tidak gila. Kau berwawasan luas, aku yakin kau tahu bahwa skizofrenia itu bukan kegilaan."

"Precious..."

Gun beralih mengelus-elus rambut kekasihnya. "Precious di sini," jawabnya.

"Kenapa dokter-dokter itu tidak bisa melihat Nirin?"

Pertanyaan itu cukup menggoncang pertahanan diri Gun, tetapi ia mengokokohkannya kembali. "Aku tak tahu, karena aku juga tak bisa melihatnya."

Off nampak kecewa dengan jawaban itu. "Nirin nyata," katanya yakin.

"Kali ini aku tidak bisa setuju denganmu," tanggap Gun.

"Kenapa?"

Gun kembali meraih tangan Off, menatapnya dalam dan serius. "Karena Nirin, Madam Belle, juga suara yang kau dengar itu tidak nyata. Semua itu tidak ada." Perkataannya seserius tatapannya.

Off tidak bergeming untuk beberapa lama. "Kau juga?"

Gun mengernyit. "Aku?"

"Ya, kau juga tidak nyata, kan?"

Gun menggeleng. "Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu?" Ada rasa cemas yang perlahan dirasakannya.

Off ikut menggeleng. "Nirin tidak nyata, maka kau tidak mungkin nyata... astaga! Memangnya apa yang aku harapkan?"

Sekarang rasa cemas sungguh menguasai Gun. "Off, kau bicara apa?" cemasnya bertanya.

Off mengeluarkan kekehan pahit. "Aku membunuh kakakku sendiri... katakan, katakan bagaimana pria tak punya hati sepertiku bisa dicintai?"

"Off, itu—"

"Aku sungguh konyol percaya aku juga bisa mencintai... aku bahkan tidak mampu mengasihani Mild, bagaimana aku bisa mencintai?"

Gun menggeleng-geleng, meremas tangan Off yang berada dalam genggamannya. "Itu tidak benar. Segala yang benar adalah kau mencintaku, aku mencintaimu, dan cinta kita nyata." Ia mencoba meyakinkan kekasihnya.

The Love of A Heartless ManDove le storie prendono vita. Scoprilo ora