When A Man Loves A Man 5/3

268 29 6
                                    

Off mengakhiri kebersamaannya dengan Gun serta yang lainnya tepat ketika hari sudah memasuki jam empat sore, destinasi selanjutnya adalah seseorang yang juga ia sayangi... Nirin. Meski hari ini si kecil itu tidak menyambutnya dengan kehangatan dan keceriaan yang sama.

"Kenapa tidak datang minggu lalu? Aku sudah menyiapkan nyanyian ulang tahun untukmu, Uncle!"

Minggu lalu, tepatnya di hari Jum'at, Off memang sudah resmi menginjak usia tiga puluh dua tahun, dan di hari ulang tahunnya yang itu, ia dianugerahi hadiah yang paling istimewa yang bisa diukurnya, yakni Gun.

Dan karena dirinya dalam perasaan bahagia tak terhingga, ia secara total lupa bahwa dirinya sudah berjanji pada Nirin untuk merayakan ulang tahun bersama pada hari Sabtu, hari di mana ia pasti selalu mengadakan kunjungan rutin ke panti asuhan St. Teresha. Jangankan mengingat janjinya untuk Nirin, ia bahkan lupa memberitahu kekasihnya bahwa hari jadi mereka sama dengan hari ulang tahunnya.

Tidak masalah, Gun akan segera tahu nanti.

"Maafkan aku, Nirin sayang. Aku sungguh lupa, kau mau memaafkan aku, kan?"

Nirin berpangku tangan, membuang muka, cemberut. "Aku juga sudah membuat pumpkin cake untukmu, tahu!"

Off mesti bersyukur, ia selamat dari kue kukus berwarna kuning yang membuat tenggorokannya seret itu.

"Kau tidak akan memaafkanku, yah? Aku akan sedih sekali, akan aku apakan semua hadiah-hadiah itu?"

Nirin melirik kepada beberapa paper bag yang dibawa Off sebagai buah tangan dan juga tanda permintaan maafnya yang tulus.

"Kau tidak bisa menyogokku!"

Off mengulum senyum gemas. "Benarkah? Bahkan jika aku katakan di dalam sana ada boneka Loopy?"

Mata Nirin membulat otomatis, berbinar. "Benarkah?"

Off mengangguk dan Nirin langsung penuh semangat membuka satu per satu paper bag yang ada sampai dirinya menemukan si berang-berang pink pemalu dan penakut dari serial animasi Pororo.

"Loopy!" serunya lantang. "Aku punya Loopy!"

Off terkekeh. "Kau sudah berhasil disogok?"

"Iya!"

"Aku sudah dimaafkan?"

"Iya!"

Off terkekeh lagi. "Syukurlah kalau begitu."

Nirin kembali ke tempat duduknya semula, di samping Off, dengan tangan memeluk erat mainan barunya yang berukuran hampir sebadannya, dia kembali bertanya, "Tapi, Uncle, kenapa kau tidak datang hari Sabtu lalu? Kau tidak biasanya absen."

"Katakan saja sesuatu yang spesial terjadi." Dada Off mendadak hangat.

"Apa?" tanya Nirin penasaran.

Off tersenyum, malu menyadari pria sepertinya pun ternyata dapat tersipu hanya karena mengingat kekasihnya. "Aku mendapat hadiah istimewa sekali."

"Apa?" Nirin akan terus bertanya demikian karena Off memberi informasi setengah-setengah. Gadis kecil itu ingin tahu yang selengkap-lengkapnya.

Off memberi dirinya waktu mempertimbangkan apakah ia perlu menceritakan soal Gun kepada Nirin, dan ia tak menemukan alasan untuk tidak melakukannya.

"Aku bertemu seseorang, Nak." Ia memulai dengan kata-kata itu.

"Seorang teman?"

Off mengangguk. "Hidup... teman hidup."

Nirin tidak begitu mengerti, tetapi dia tahu dia akan mengerti jika mendengar lebih banyak.

"Teman hidup itu apa?"

The Love of A Heartless ManWhere stories live. Discover now