When A Man Loves A Man 5/2

288 27 10
                                    

"Kau pacaran dengan sepupuku?!"

Kalau saja Tay bukan seseorang dengan table manner yang ketat, dia sudah pasti menyembur habis minuman di mulutnya ke wajah Off. Dia memang sudah merasa aneh sejak kedatangannya tadi dan mendapati sahabatnya itu ada di rumah sepupunya.

Tadinya Tay datang untuk makan siang bersama, itu alasan dia bawa banyak makanan. Saat pintu dibuka dan dia masuk, dia mendapati Off, Gun, dan New duduk di meja makan dengan raut wajah tak biasa.

Bahkan meski mereka berbasa-basi menyambutnya, lalu menawarkannya minum coklat panas terlebih dahulu, dia curiga, memang coklat panasnya dia terima, tetap saja dia curiga.

Sekarang, ketika dia tengah menikmati coklat panas itu di ruang tamu, sahabatnya tanpa berpikir bahwa ia bisa saja disembur langsung memberikan informasi yang lebih mengejutkan daripada ketika dirinya kalah sidang padahal bukti-bukti dan pembelaannya jauh lebih kuat.

Off santai, sesantai tadi saat berhadapan dengan New, tetapi Gun sudah lebih gelisah sekarang.

"Jadi, yang kau ceritakan padaku waktu itu adalah tentang Gun?"

"Benar."

"Jadi, ini semua hasil saranku?"

Satu anggukan dari Off. "Benar."

Tay meletakkan cangkirnya dengan agak kasar. "Sialan kau!"

Off tersenyum tipis, hampir tak kasat mata. "Terima kasih atas ucapan selamat darimu."

Off yang sesantai itu membuat Gun kian gelisah berdiri di sebelah New yang hanya mengamati sembari berdoa dalam hatinya agar Tay melayangkan bogeman mentah sekali saja untuk Off yang terlalu santai, membuatnya kesal.

"Gunnie, kau tidak dipaksa, kan?"

"Tay!" New geram. "Kau pikir Gun tidak punya pendirian sampai dapat dipaksa?"

"Iya, tuh," setuju Pim.

Tay mendadak pening, tidak mungkin dia melawan dua orang sekaligus. "Satu-satu, oke? Kalau kita akan bertengkar, lawan aku satu per satu."

"Aku tidak bertengkar denganmu!" sambut New dengan protes.

Off hampir meloloskan kekehan dari mulutnya.

"Gun, apa yang kau lihat darinya?"

"Pardon?" Off menyahut. "Jangan bicara soal kualitas denganku, Bung. Kau tahu persis aku seperti apa."

Tay duduk tegak. "Saat ini, di ruangan ini, kau tidak diizinkan menganggap aku sahabatmu. Tempatkan dirimu sebagai seorang pria yang datang meminta persetujuan seorang kakak untuk mengencaninya adiknya tersayang."

Off hendak membantah, tetapi telah lebih dahulu mendapat anggukan dari Gun, kekasihnya itu ingin dirinya ikut alur saat ini, jadi ia melakukannya.

"Gun, katakan padaku apa yang kau lihat dari bocah ini?"

New berdesis. "Kau gemar sekali menyebut orang lain bocah. Memangnya kau sudah setua Edward Cullen?"

Siapa Edward Cullen itu Tay tidak tahu, Off pun demikian. Dan karena itu tidak penting, biarkan itu lalu bagai angin.

"Aku tidak berbicara denganmu, Yang Mulia."

Percakapan ini bias sekali.

"Jangan meledekku!" kesal New.

Tay memijat-mijat keningnya. "Duh, izinkan aku fokus pada Off dan Gun dulu. Aku akan mengurusmu nanti, oke?"

Pim memegang tangan New, tanda permintaan agar pria itu mau mengalah sebentar saja.

The Love of A Heartless ManWhere stories live. Discover now