Epilog

387 25 25
                                    

"So, I love you because the entire universe conspired to help me find you".

-Paulo Coelho, The Alchemist.

"Kita akan bertemu lagi, kan?"

Off tidak menoleh, sibuk mengancing satu per satu kemejanya, kemudian mengencangkan ikat pinggangnya. "Not even in your wildest dream, Woman."

Begitulah kalimat menyakitkan hati itu diucapkannya tanpa perasaan, tanpa perkiraan bahwa itu akan memberinya kesan sebagai bajingan tak bermoral. Peduli setan, ia tidak pernah berencana dikenang sebagai pria baik.

Ia meninggalkan perempuan itu, berjalan keluar dengan kemurungan yang sama, yang tak berhasil dipulihkan oleh seks sekalipun. Hatinya gundah gulana, membuatnya merasa membenci segala hal yang ada.

"Shit!"

Dan dalam mood yang sudah seburuk itu, ia masih harus merasa kesal dan marah karena kemejanya tertumpah minuman yang dibawa waitress.

"Sir, maafkan saya, saya tidak sengaja," ucap waitress itu panik.

Off memejamkan matanya, menghela nafas. "Tak apa, tetapi segeralah menghilang dari pandanganku."

Waitress itu menunduk, terintimidasi. "Saya sungguh minta maaf, Sir."

"Ya," kata Off. "Pergilah."

Waitress itu mengangguk, kemudian dengan raut panik segera pergi meninggalkan pria yang beraura sangat dingin itu, begitu mengintimidasi seakan ia bisa melahap siapa saja yang membuatnya kesal.

Off merasakan minuman itu menembus kemejanya, membasahi bagian depan tubuhnya, dan itu luar biasa membuatnya tidak nyaman. Syukurnya ia memang hendak ke toilet tadi, untuk membasuh mukanya sebelum pergi meninggalkan bar itu.

Ia memilih bilik paling ujung, membuka kemejanya, membasahi tisu untuk melap-lap lengket yang mengganggu kulit dada hingga perutnya.

"Kau tahu, bar ini sering dikunjungi oleh Mr. Adulkittiporn."

Off tidak terkejut saat ia mendengar namanya disebut oleh seseorang yang baru tiba di toilet, itu hal yang biasa. Saking biasanya, ia akan menyempatkan diri mendengar pembicaraan tersebut, karena itu ia memutuskan untuk bersandar pada dinding bilik toilet itu, menarik mundur kakinya bersembunyi di belakang tempat sampah kecil yang tersedia agar yang di luar tidak melihatnya.

"Siapa?"

"Itu, loh, Gunnie, Off Jumpol Adulkittiporn. Masa kau tidak tahu."

"Entahlah, mungkin aku memang perlu menghafal semua penghuni Colorado ini. Tapi, dari namanya, pria itu tidak terlalu Amerika."

Off tersenyum mendengar jawaban si yang bernama 'Gunnie' itu, sepertinya dia tidak tertarik.

"Dia memang bukan orang Amerika. Dia dari Thailand."

"Ah, sama seperti kita."

"Tidak juga."

"Katamu dia dari Thailand."

"Dia keturunan Tiongkok, dan keluarganya kaya raya, kau tahu. Mereka punya Ski Resort di Vail, dan... kau tahu Tumcial Properties and Furnitures, kan?"

Off berpangku tangan depan dada, seseorang di luar sana rupanya sangat mengenalnya.

"Salah satu perusahaan yang menjual properti dan furnitur yang ramai digunakan di Denver sini? Aku pernah menonton iklannya di TV, juga sesekali membaca di koran."

The Love of A Heartless ManUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum