Heaven's Not Too Far 19/3

254 24 5
                                    

Kekosongan di sampingnya membuat Off terjaga dari tidur, dan ketika ia mengintip sedikit ke bawah, kekehannya berhamburan di udara.

"Dia aktif hingga alam bawah sadarnya."

Meski teramat sangat dikuasai rasa kantuk, Off bangun, dan langsung menghampiri Gun yang sudah tidur di tepi kaki ranjang mereka, dengan satu tangannya bergelantungan keluar dari arena.

"Sssshhh, sorry, Love," pelan Off saat mendengar Gun bergumam. "Tidurlah lagi, aku hanya ingin memindahkanmu. Nanti jatuh kalau di sini." Sebab bukan tidak mungkin Gun akan mengubah posisinya lagi.

Gun memang lincah saat tidur, dia bergerak banyak. Saking lincahnya, pernah sekali Off terbangun mendapati kaki Gun sudah di dadanya, dan ia hanya bisa terkekeh. Itu memang cukup mengejutkan, tetapi tidak semengejutkan saat dirinya tiba-tiba ditendang dari ranjang sampai terjatuh.

Ranjang mereka luas, itu berarti ruang gerak Gun lebih luas lagi, jadi dia sungguh bebas bereksplorasi dalam tidurnya. Off sudah terbiasa terjaga tanpa alasan untuk kemudian mendapati Gun sudah lolos dari pelukannya, jadi ia akan mengangkat tubuh mungil itu, dan merebahkannya kembali ke tempat semula, ke sisi kanan ranjang.

"Emmm." Gum bergumam lagi.

Off tersenyum, perlahan kembali ke sisi ranjang yang adalah miliknya, kemudian membawa Gun ke dalam pelukannya. "Jangan bergerak-gerak lagi, nanti jatuh, Precious," bisiknya.

Gun tentu tidak tahu, tidak dengar, tidak sadar, dan tidak menyahut. Off mengecup keningnya sayang. "Kau terlalu aktif di siang hari sampai-sampai terbawa tidur." Karena Gun orang yang suka sibuk, sibuk ini dan itu.

Jika beruntung, Off akan bangun dengan Gun dalam pelukannya. Jika tidak, pria itu pasti sudah di bagian lain ranjang mereka, dalam posisi yang bervariasi.

Pagi ini Off beruntung karena Gun ada dalam pelukannya saat ia membuka mata. Seperti biasa, ia akan menikmati kesempatan untuk menikmati pemandang wajah kesayangannya itu untuk beberapa saat sebelum membangunkannya.

Off selalu yang bangun lebih awal, dan ia punya cara tersendiri untuk membangunkan Gun. Bukan dengan memanggil nama, bukan dengan menepuk-nepuk lengan. Pertama yang dilakukannya adalah memencet-mencet ujung hidung Gun dengan pelan, menyingkap poni untuk kemudian meniupkan nafas hangatnya ke sana.

Cepat atau lambat, Gun biasanya dapat merasakan nafas hangat di keningnya, dan itu akan merangsang sarafnya untuk bangun. Saat matanya perlahan terbuka, saat itulah Off akan tersenyum dan mengatakan,

"Selamat pagi, Love. Ayo, tetap saling mencintai hari ini."

Gun akan tersenyum, kemudian membalas dengan, "Morning, Sweetheart. We will."

Lalu mereka akan mengecup bibir satu sama lain singkat.

Gun itu selalu manja saat bersama dengan Off, tetapi pagi hari adalah saat di mana kemanjaannya mencapai kadar yang luar biasa. Dia tidak akan turun dari ranjang sampai Off menggendongnya menuju kamar mandi. Di kamar mandi pun sama saja, dia tidak akan melakukan apa-apa selain berdiri, kemudian membuka mulut menuruti arahan Off yang membantunya sikat gigi.

Satu-satunya yang dia lakukan sendiri adalah membasuh wajahnya dengan enggan, dan karena enggan, biasanya masih ada sisa kotoran mata. Tugas Off adalah membersihkannya sembari mengeringkan wajah Gun dengan handuk wajah.

Ketika akhirnya Off mendapatkan kesempatan untuk mengurus dirinya sendiri, Gun akan bersandar di dinding, menunggu. Sebab, bahkan setelah membasuh wajah, dia tak lantas bersemangat, Off masih perlu menggendongnya kembali ke kamar, kemudian mendudukannya di tepi kaki ranjang.

Gun bangun tidur adalah Gun versi paling malas, karena dia butuh setidaknya sepuluh sampai lima belas menit duduk untuk mengisi kekosongan di otaknya. Sembari menunggu Gun mengisi kekosongan itu, Off akan melipat selimut, mengebas-ngebas ranjang, dan mengencangkan seprai. Lalu, membuka tirai serta jendela kamar. Saat itulah matahari akan masuk dan langsung mengenai Gun, membantunya sungguhan hidup.

The Love of A Heartless ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang