Day 2 New Zealand

4.2K 552 18
                                    

"Mommy," panggil Lily yang sedang menatap wajah mommynya dengan penuh cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mommy," panggil Lily yang sedang menatap wajah mommynya dengan penuh cinta.

"Ne sayang," saut mommynya yang sedang mengusap punggungnya dengan perlahan.

"Apa mommy atan meninggaltan baby nanti, cetelah mommy menitah dan memiliti pacangan?" tanya Lily dengan lirih.

"Menikah? Pasangan? Meninggalkan baby?" tanya Jennie dengan alis mengernyit.

Lily menganggukan kepala sebagai jawaban untuk pertanyaan mommynya.

Jennie berpikir sejenak dan setelah beberapa waktu dia baru mengerti alasan di balik sikap putrinya kemarin sore yang tiba-tiba menyudahi makannya dan minta gendong dengan dirinya.

Yaps, setelah percakapan antara Jennie, Jisoo dan Rose berakhir. Lily menjadi diam seribu bahasa, balita perempuan itu hanya menjawab seperlunya dari setiap pertanyaan yang dilontarkan Jennie pada dirinya. Sebelumnya Jennie sempat mengira kalau putrinya sedang merasa lelah, oleh karena itu sikap putrinya seperti itu. Namun pagi ini Jennie tahu alasan di balik diam seribu bahasa putrinya kemarin.

Jennie tersenyum dan menempatkan putrinya di atas dadanya, membiarkan putrinya mendengar suara irama detak jantungnya sembari Jennie mengelus punggung dan mencium rambut putrinya dengan sayang.

"Baby kepikiran ucapan aunty Osi, ya sayang?" tanya Jennie untuk memastikan dugaannya apakah benar.

Lily menganggukan kepala di atas tubuh Jennie dengan pelan. Balita perempuan itu bahkan memeluk dan meremat sedikit baju tidur mommynya.

Chup ...

"Baby tidak perlu khawatir, sayang. Mommy tidak akan menambah orang baru dalam cerita perjalanan hidup kita. Hanya ada mommy dan baby. Mommy sudah sangat bahagia dengan keberadaan baby dan mommy memilih untuk fokus membesarkan baby sendirian, tanpa pasangan. Mommy tidak punya stok lagi untuk menyayangi dan mencintai orang lain, karena semuanya sudah benar-benar terkuras untuk baby. Jangan pikirkan perkataan aunty Osi sayang, percaya dengan mommy," kata Jennie dengan lembut.

"Lalu tenapa lati-lati itu mendetati mommy. Baby tatut mommy atan melupatan baby lagi," lirih balita perempuan yang sedang over thinking dengan pemikirannya sendiri.

Oh, begini rasanya di posesifin dengan Putri sendiri. Jauh lebih menyenangkan ternyata, batin Jennie mencium dan mengusap punggung putrinya.

"Laki-laki itu sudah sejak awal mommy masuk kuliah terus-menerus mencoba mendekati mommy. Tapi mommy tidak sama sekali tertarik, bahkan meliriknya saja tidak by. Dia menginginkan kepopuleran dan kekayaan yang mommy miliki," ucap Jennie.

"Baby licih myy, baby tidat cuta. Apa boleh baby minta mommy untut tidat ucah belbicala dengan olang itu?" tanya Lily mendongakkan kepala menatap wajah mommynya dari bawah.

Jennie menatap ke bawah dan pandangannya bertemu dengan putrinya.

"Tentu sayang, minta apa pun yang baby mau pada mommy. Baby berhak atas diri mommy, jangan sungkan untuk minta sesuatu pada mommy. Sudah menjadi tugas mommy untuk memenuhi kebutuhan baby termasuk yang baby minta tadi. Mommy juga tidak ingin terlibat obrolan dengan laki-laki itu, sayang. Bahkan mommy tidak tahu siapa namanya," jawab Jennie yang berhasil membuat putrinya kembali tenang dan menempelkan kembali telinganya di atas dada Jennie untuk kembali mendengar irama detak jantung Jennie.

MOMMY LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang