Nahkan

3.9K 541 11
                                    

"Uwaahhhh, catit aunty catit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uwaahhhh, catit aunty catit. Mommy dahat, nty," tangis histeris Lily saat dirinya sedang di tangani oleh Irene.

"Ne sayang. Aunty bantu sembuhkan, ne. Tapi baby harus berhenti menangis dulu, air mata baby bisa habis nanti," bujuk Irene dengan penuh kesabaran menghadapi kesayangannya ini.

"Uhuk, uhuk, cantit," lirih Lily dengan terbatuk.

"Ehem, sayang, sayang. Aunty di sini, sayang. Biar aunty Irene sembuhkan baby dulu, ne," kata Rose yang sedang menggenggam tangan Lily.

Lily menganggukan kepala dan berusaha menghentikan tangisnya. Dengan sesegukan dan napas tidak teratur, Rose membawa tubuh kecil itu ke dalam pelukannya dan membiarkan Irene untuk memeriksa keadaan tangan Lily.

Dimana Jennie? Jennie sedang duduk di depan ruangan Irene. Sedari tadi Jennie terus mondar-mandir di depan pintu ruangan Irene. Jennie menunggu di luar, karena putrinya tidak ingin sama sekali bersentuhan dengan dirinya.

"Dasar sialan! Merusak kebahagiaan orang saja!" kesal Jennie dengan mengepalkan kedua tangannya.

"Semoga baby baik-baik saja," lirih Jennie benar-benar cemas dengan putrinya yang menangis histeris tiada henti setelah kejadian yang menimpa Lily.

Jennie khawatir dengan keadaan Lily, karena baru pertama kalinya putrinya itu menangis mengadu kesakitan. Biasanya putrinya akan terlihat baik-baik saja dan tidak rewel saat sakit. Tapi kali ini sangat berbeda dengan kebiasaan Putrinya itu.

"Jennieyah," panggil Jisoo yang datang dengan napas tersengal-sengal, karena habis berlari dari pintu masuk rumah sakit ke arah ruangan unnienya.

Jennie mendongakkan kepala dan menatap Jisoo yang tersengal-sengal.

"Di-mana Li-ly? ke-napa kamu di luar?" tanya Jisoo sambil mencoba mengatur napasnya.

"Di dalam bersama Rose sedang ditangani Irene unnie, unn. Baby tidak ingin di sentuh denganku, unn," jawab Jennie dengan sendu mengingat penolakan keras yang di lakukan putrinya pada dirinya.

Jisoo mengernyitkan dahi dan segera duduk di samping Jennie.

"Apa yang terjadi?" tanya Jisoo to the point, karena tidak biasanya Lily menolak untuk di sentuh oleh Jennie, mommynya sendiri.

"Semua ini karena laki-laki sialan itu, unn," kesal Jennie.

"Wae?" tanya Jisoo tidak mengerti maksud Jennie.

Flashback

Setelah perdebatan sengit antara mommy dan balita perempuan itu, saat ini mereka bertiga sedang berada di Kantin kampus, bersama Rose.

"Unn, berhenti mengacuhkan putri unnie. Baby masih kecil, jangan ingin menang ego dengan anak usia 2 tahun. Mengalah lah, unn," tegur Rose yang sedang menata bekal makan milik Lily untuk di berikan pada balita itu.

MOMMY LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang