Chapter 29||TDIMCB||

12.4K 406 50
                                    

Happy reading!!
****

"Lepaskan dia Theo!!" Seru Sean dengan rahang yang mengeras dan tatapan tajamnya.

Ucapan sebuah suara familiar membuat Stacy sedikit merasa tenang. Sebuah harapan menyeruak kedadanya. Terlebih ucapan itu membuat bibir pria brengsek itu telah menyingkir dari lehernya. Tampak Sean berdiri dengan wajah amarahnya. Stacy tersenyum getir ketika Sean menatap dirinya yang setengah telanjang. Ia benar-benar malu sekarang.

"Jangan mencampuri urusanku Sean!!" Ucap Theo sambil berdiri memakai celananya. Sean sangat geram melihat pria brengsek itu. Ia maju beberapa langkah untuk mendekati Theo. Dan secepat kilat Stacy menutupi tubuhnya menggunakan selimut. Ia beringsut turun dari ranjang lalu berdiri dipojok kamar. Ia sungguh takut. Tiba-tiba..

Bug!!!
Satu pukulan mendarat di pipi Theo dari tangan Sean. Hingga tubuhnya meluruh kelantai dengan darah disudut bibirnya. Theo mengusap darah itu dengan pandangan sinis kearah Sean. Orang yang ditatap olehnya justru tersenyum kecut seperti meremehkan. Theo membalas pukulan itu pada Sean tapi secepat itu pula Sean bisa menghindarinya. Ia justru memegang satu tangan Theo lalu  menghantam wajahnya dengan tangan kanannya. Stacy yang melihat perkelahian itu membuat tubuhnya bergetar hebat. Dirinya benar-benar terguncang karena takut. Ia menangis histeris sambil memegang selimut yang melilit tubuhnya. Theo terkapar dilantai dengan tubuhnya yang lemah tidak berdaya.

      Kemudian Sean menarik tangan Stacy dengan kasar kedepan pintu lalu menggendongnya seperti karung beras. Damn!! Ia membawa dirinya keluar hanya tertutupi selimut seperti ini? Pria ini benar-benar gila. Tapi Stacy tidak sanggup untuk memberontak. Dirinya masih takut dengan apa yang telah terjadi. Tangisnya belum berhenti, Ia mengeratkan tangannya dileher Sean. Setidaknya sekarang ia sudah aman. Lalu..

"Se-an aku takut. A..aku kotor, dia telah menyentuhku." Gumam Stacy pelan didekat telinga Sean.

Deg. Dada Sean langsung terasa berdenyut hanya dengan kalimat itu.

Baru kali ini Sean merasakan getaran takut Stacy. Suara rapuh wanita itu. Pelukan tak berdaya dilehernya. Padahal selama ini Sean selalu melihat Stacy sebagai wanita yang kuat dan berani. Tapi apa ini? Ketakutan sedang menguasai dalam diri wanita itu. Pelukannya yang semakin erat dilehernya seakan-akan takut jika kejadian tadi bersama Theo akan terulang kembali. Sean bergegas berjalan dengan Stacy yang berada digendongannya.

Hingga tiba dikamar hotelnya..

     Sean menidurkan Stacy diranjangnya dengan perlahan. Sejenak menatap raut wajah Stacy yang masih ketakutan. Tapi Stacy menatapnya dengan tatapan kosong. Seperti tidak ada harapan untuk melanjutkan hidup dalam dirinya.

"Eve, kau istirahatlah. Aku akan membersihkan tubuh dulu dikamar mandi." Ucapnya mengelus rambut Stacy yang berantakan.

"Dan Kau juga bisa memakai bajuku yang ada dilemari." Tambahnya lagi. Kemudian ia berjalan dan masuk kedalam kamar mandi.

Setelah beberapa menit...

       Sean keluar dari balik pintu dengan handuk yang sudah melilit dipinggangnya. Seketika matanya tertahan menatap Stacy. Ya lord!! Wanita itu terlihat sedang meringkuk dengan posisi duduk diatas ranjang. Wajahnya dia benamkan pada lekukan kakinya. Dia benar-benar terlihat ketakutan. Itu yang lantas membuat Sean terburu-buru menghampiri Stacy dan memeluknya. Stacy terkejut tapi ketika melihat siapa yang telah memeluknya. Ia langsung membalas pelukan itu dengan erat.

"A-aku takut.. jangan tinggalkan aku sendiri." Ucapnya lirih dengan mata yang terpejam.

"It's allright. You will be fine, Eve. I am here." Balasnya lalu semakin mengeratkan pelukan itu dengan tangan kanannya yang mengelus rambut Stacy.

This DEVIL Is my CRAZY BOSS [PSICOPATHY] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang