Chapter 45||TDIMCB||

10K 337 82
                                    

Klek!!Alex dan Stacy sedikit tersentak kaget saat tiba-tiba pintu terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klek!!
Alex dan Stacy sedikit tersentak kaget saat tiba-tiba pintu terbuka. Dengan ekspresi datar, ia menatap Sean yang saat ini tengah berjalan mendekatinya. Tatapan berbinar penuh kebahagiaan mulai muncul diwajahnya begitu melihat Stacy telah sadar. Tapi tidak dengan Stacy yang masih ingat dengan jelas saat terakhir kali sebelum ia mengalami kecelakaan. Sean telah mengkhianatinya. Karena pria itu, kecelakaan membuat dirinya berbaring di ranjang rumah sakit ini.

Stacy kembali memfokuskan pandangannya ketika Sean sudah semakin dekat. Bahkan Sean terus berjalan tanpa memperhatikan Alex yang kini sedang menatapnya sinis. Pria itu melewati tempat dimana Alex berdiri. Tentu saja itu membuat Alex melemparkan tatapan tidak suka.

"Eve, apa kau sudah lama sadar?" Dengan senyum lebarnya, Sean meletakkan telapak tangannya di pipi Stacy. Lalu mengusap pelan dengan ibu jarinya. Penuh kelembutan dan perasaan. Tapi berbeda dengan Alex yang sudah sangat geram melihatnya.

"Aku benar-benar mengkhawatirkanmu saat berbulan-bulan lamanya kau terus terbaring di ranjang dalam keadaan yang kritis."

Stacy menepis tangan Sean yang berada di pipi kirinya, "Apa pedulimu? Bukankah ini yang kau inginkan? Kau mengkhianatiku, Sean. Kau lebih memilih wanita itu ketimbang diriku!" Serunya.

"Tidak, sayang. Kau salah paham. Wanita itu yang menggodaku."

"Dan kau tergoda? Apa itu maksudmu?!" Stacy berbicara dengan senyum miring penuh kesinisan. Terlebih penekanan di setiap kalimatnya membuat hati Sean terasa sangat sakit.

"Tidak. Harley.. wanita jalang itu telah menjebakku. Dia mengancamku. Sungguh. Aku tidak berbohong, sayang. Kau harus percaya denganku. Aku bisa membuktikannya. Sekarang wanita itu telah mati dibunuh oleh anak buahku. Aku yang telah menyuruhnya." Sean berkata dengan santainya. Seakan membunuh seseorang adalah hal yang sangat biasa.

Deg. Stacy tertegun, ia menelan salivanya kasar. Wanita itu dibunuh? Ya tuhan. Sean sama saja seperti Alex. Mereka berdua tidak berbeda jauh. Sama-sama pria berdarah dingin yang sangat suka sekali membunuh.

Stacy segera membuyarkan lamunannya. Sesaat Ia menatap dalam mata coklat milik Sean lalu beralih memandangi langit-langit kamar rumah sakit itu, "Aku tidak peduli. Sekarang aku benar-benar lelah. Aku tidak ingin memikirkan hal tentang apapun." Ucapnya. Namun tiba-tiba..

Alex menarik kasar pundak kiri Sean hingga sedikit terhuyung ke belakang, kemudian menatap dingin Sean, "Kau dengar? Eve tidak ingin diganggu. Kau datang hanya membuatnya suasana semakin bertambah kacau. Lebih baik kau pulang. Aku ada disini yang akan tetap menjaganya." usir Alex.

Klek!
Pintu kembali terbuka memperlihatkan Grandpa Felipe dan Alva yang baru saja datang dari luar. Mereka berdua berjalan cepat begitu melihat Stacy yang sudah membuka matanya. Dan tak lupa raut bahagia yang telah melekat di wajah mereka berdua. Lantas itu membuat Stacy mendudukan tubuhnya dengan pelan-pelan. Alex dan Sean pun terjaga, tanpa mengubah posisinya secepat kilat mereka berdua membantu Stacy yang ingin bangkit dari tidurnya.

This DEVIL Is my CRAZY BOSS [PSICOPATHY] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang