Chapter 52 ||TDIMCB||

6.2K 252 51
                                    

"Anda terlihat sangat cantik, tuan putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anda terlihat sangat cantik, tuan putri." Komentar salah satu seorang penata rias. Seusai mengaitkan veil putih di belakang rambut Stacy, lalu meraih ujung kain veil pada lapisan kedua guna menutupi wajah sampai dada Stacy. Sedikit corak bunga pada bagian sampingnya membuat Stacy tetap elegant, namun jauh dari kata sederhana. Terdapat dua wanita berdiri di sebelah kanan dan kiri Stacy, tak berhenti menatap kagum kecantikan wajah Stacy di sebuah cermin. Biarpun terhalang veil, kecantikan wajah Stacy seperti cahaya yang selalu terpancar hingga menembus pandangan siapapun. Stacy cantik. Tapi tidak secantik takdirnya.

 Tapi tidak secantik takdirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, kau Benar. Hari ini Princess kita tampil lebih cantik dari biasanya." ucap wanita di sebelah kiri Stacy membenarkan pujian yang dilontarkan oleh temannya.

Seorang calon pengantin biasanya akan bahagia ketika hari yang diimpikannya telah tiba. Tapi sayangnya, hal itu tidak teruntuk Stacy. Kedua wanita penata rias menatap heran Stacy yang sepertinya sangat tidak menyukai pernikahanny. Ekspresinya nampak sedih. Bahkan hampir bisa dikatakan kalau wanita itu tidak terlihat bahagia.

"Terimakasih." gumam Stacy sambil menatap bayangan dirinya di cermin.

"Kalian berdua keluarlah. Aku ingin sendiri." pintanya tak ingin dibantah.

"Tapi kami diperintahkan tuan Sean untuk tetap menemani anda disini, Princess." ujar Sopan salah satu penata rias dengan kepala menunduk.

Stacy menghela napas pelan, ia sangat mengerti apa yang ditakuti oleh Sean atau pun juga dua wanita itu. Ia tidak menyangka hari yang sangat ingin dihindarinya justru benar-benar terjadi.

Tubuhnya melemah. Terlalu tidak sanggup menerima takdir buruknya saat ini. Reflek, Ia meletakkan kedua telapak tangannya di atas meja rias ketika kepalanya mulai pening. Mengeratkan jari-jarinya seolah bisa meremas meja rias itu ke dalam genggamannya. Apa kebahagiaannya harus berakhir sampai disini?

Dipejamkan matanya kuat, ia menundukkan kepalanya begitu dalam. Kenyataan pahit semakin membuatnya sadar, jika Sean adalah jodohnya, tokoh terakhir pria dalam kehidupan ceritanya. Disaat hatinya sudah terasa kuat, ia kembali mengangkat wajah datarnya hingga menatap pantulan dirinya di cermin.

This DEVIL Is my CRAZY BOSS [PSICOPATHY] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang