Chapter 40 ||TDIMCB||

10.2K 373 56
                                    

Gais cuman chapter ini yang bisa bikin aku nangis pas ngetiknya. Aku ga ngerti lagi😭😭seakan akan aku yg jadi mereka😭 tapi semoga kalian dpt feelnya ya gais heheh

Hari ini aku seneng bgt loh 🤣kenapa? Karena vote yg kmrin udh 55 heheh aku ga nyangka gais

Dan masalah yang tadi pagi kenapa chapter 40 yang aku publish ga bisa dibuka karena aku unpublish wkwk ceritanya panjang, sebenernya aku lagi nulis author note ehhh mlh kepencet publish gara-gara mata kena cipratan bleaching rambut hahaha sorry ya😁😁

Sekarang aku tantang kalian jadi 70 vote. Sanggup? 🤣🤣🤣🤣

****
Happy reading!!
****

Flashback On

        Sean yang berjalan begitu tergesa-gesa hingga sampai di lantai paling teratas menuju ruang kerjanya. Beberapa map digenggam dengan tangan kirinya. Namun keningnya berkerut bingung ketika melihat seorang wanita yang tak lain adalah Sekretarisnya tengah menghampirinya dengan raut gelisah. Tidak ingin memikirkan hal itu, Sean mengabaikannya dan terus berjalan. Lalu tiba-tiba...

"Tuan, ada wanita yang memaksa untuk bertemu dengan anda?" Ucap Sekretaris itu yang ikut berjalan di sampingnya.

"Di mana sekarang wanita itu?" Sean berbicara dengan meluruskan pandangannya ke arah pintu ruangan miliknya.

"Dia ada di dalam, Tuan." Jawab Sekretaris itu sambil menatap sekilas pintu ruang kerja Sean.

"Kau bisa pergi. Siapkan semua laporan untuk meeting."

"Semua sudah saya siapkan, termasuk data dokumen pendapatan selama setahun sebagai presentasi meeting nanti." Balas sekretaris itu dengan senyum yang ditujukan pada Sean.

"Bagus. Sekarang kau bisa kembali ke tempatmu." Ucap Sean. Sontak Sekretaris itu mengangguk mengiyakan lalu berhenti melangkahkan kakinya, ia berbalik dan kembali ke meja kerja miliknya.

Klek!
Sementara Sean yang telah mendorong knop pintu hingga terbuka lebar. Dan benar saja. Seorang wanita sedang duduk di sofa . Apalagi mata wanita itu kini tengah menatapnya dengan senyum menggodanya. Wanita itu adalah Harley. Cih!! Dia benar-benar menjijikan. Sean mendekati Harley dengan melayangkan tatapan sinisnya. Lantas Harley langsung bangkit dari duduknya. Sekarang mereka berdua saling berhadapan. Kemudian...

"Apa yang kau inginkan hah?! Untuk apa kau datang kesini?!!" Seru Sean

Harley melemparkan senyuman miring pada Sean, "Keinginanku? Tidak terlalu besar, hanya saja aku tak yakin jika kau akan mewujudkannya." Jelasnya dengan melipatkan kedua tangannya di dada. Lantas itu membuat Sean benar-benar sangat geram. Matanya yang melotot tajam mampu mematahkan keberanian seseorang. Tapi tidak dengan Harley. Wanita itu masih setia berdiri menatapnya dengan senyum miringnya.

"Tidak perlu berbasa-basi, sebenarnya apa yang kau mau?!" Bentak Sean.

"Memilikimu."

Sean tertawa rendah sambil berjalan untuk menaruh semua mapnya di meja. Meskipun begitu tatapan remehnya tak lepas menyorot wajah Harley, "ckck, memilikiku? Sangat diherankan seorang jalang berkelas datang memohon kepadaku, lalu berkata ingin memilikiku? Apa sentuhanku dulu selalu membuatmu puas hingga kau datang lagi hmm?" Sindirnya.

"Aku mencintaimu, Sean. Mungkin kau selalu beranggapan jika aku hanya ingin memiliki hartamu. Tapi nyatanya tidak. Aku benar-benar menyayangimu dengan tulus." Terang Harley dengan wajah meyakinkan. Penuturan Harley membuat rahang Sean menegang. Tatapan remehnya kini memudar, ekspresinya seketika berubah menjadi dingin.

"Berhenti mengatakan sebuah omong kosong! Aku tidak peduli seberapa besar kau mencintaiku. Kau seorang jalang dan aku adalah pemilik William Corporation. Jadi jangan bermimpi aku akan membalas cintamu itu! Paham?!!" Tekannya dengan sorot mata tajam menatap Harley.

This DEVIL Is my CRAZY BOSS [PSICOPATHY] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang