Chapter 42 ||TDIMCB||

8.9K 321 29
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Aku disini, Grandpa."

Lantas itu membuat semuanya menoleh ke asal suara. Grandpa Felipe mengerutkan keningnya begitu melihat Sean yang kini tengah berjalan mendekatinya dengan senyum tipisnya. Tatapan hangat dan bersahabat pun ditunjukkan oleh Alva dan istrinya untuk Sean. Namun berbeda dengan Alex yang berdiri di sebelah Grandpa Felipe dengan melayangkan sorot mata tidak suka pada pria yang tak lain adalah adik kandungnya sendiri. Sedetik selanjutnya senyum tipis di wajah Sean seketika tergelincir dan berubah menjadi ekspresi dingin saat sekilas ia mendapati Alex yang tengah menatapnya.

Grandpa Felipe menatap Sean penuh tanya, "Darimana saja hmm? Cucuku sedang koma di rumah sakit dan kau justru pergi meninggalkannya disini? Jika tidak ada nak Alex mungkin Eve hanya sendirian disini." Ujarnya.

"Bukan begitu Grandpa, Aku ada rapat penting bersama klien. Lagipula jika tidak ada Alex yang menjaganya, aku tidak mungkin tega meninggalkan Eveku sendirian disini." Alibi Sean meyakinkan grandpa Felipe. Karena tidak mungkin ia mengatakan pada semuanya jika dirinya baru saja membunuh jalang Harley. Terlebih ada Alex, pasti pria itu akan mencari kesempatan dengan melebih-lebihkan permasalahan ini yang bisa merugikan  dirinya. Yang benar saja!! Darahnya serasa langsung mendidih di ubu-ubun hanya karena memikirkan suatu hal yang dimungkinkan akan terjadi.

"Apa rapat itu jauh lebih penting dari cucuku sampai-sampai kau bisa pergi dengan tenang tanpa memikirkan kondisinya? Apa itu termasuk calon suami yang baik untuknya?" Sindir Grandpa Felipe kesal.

"Grandpa, sudahlah. Sekalipun Grandpa marah-marah padanya itu percuma saja. Sean juga sudah memberikan alasannya, jadi tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi bukan?" Bela Alva dan coba menghentikan perdebatan yang dibuat Grandpanya. Lantas itu membuatnya  menjadi pusat perhatian dalam satu detik. Tak berlangsung lama, Grandpa Felipe mendengus kesal begitu mendapati Sean yang saat ini tengah menatapnya dengan melemparkan senyum tak berdosanya. Terlebih ekspresi merajuk seperti meminta maaf terpampang jelas di wajah Sean. Itu membuat ujung bibir Grandpa Felipe berkedut karena menahan senyumnya. Sungguh menggelikan.

Alex yang memperhatikan pembicaraan di antara mereka hanya bisa diam. Sungguh. Sikap Sean benar-benar memuakkan di matanya. Andai saja tidak ada Grandpa Felipe sudah pasti dirinya akan mengusir pria brengsek itu dari ruangan ini.

Alex menggeram saat mendengar Alva yang membela Sean, "Tapi itu memang benar, seorang calon suami tidak seharusnya pergi dan meninggalkan pasangannya sendirian di rumah sakit dalam keadaan yang masih kritis." Tukasnya sambil mengalihkan pandangannya ke Sean. Dan tatapan permusuhan pun diberikan Sean untuknya. Itu membuat Alex semakin menunjukkan senyum miringnya. Satu alisnya yang menaik benar-benar sukses memancing kemarahan Sean.

This DEVIL Is my CRAZY BOSS [PSICOPATHY] Where stories live. Discover now