04 - Seseorang lain

4K 507 44
                                    

Yuta tidak menganggap penting kehadiran Rian malam ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yuta tidak menganggap penting kehadiran Rian malam ini. Dia tahu, cowok itu memiliki urusan dengan Ole, dan oleh karena itu Yuta memilih untuk mundur tidak merecoki kedua mantan kekasih itu.

"Gue pulang duluan ya," pamit Yuta seraya berbisik pada Ole yang nampak tegang namun tidak Yuta sadari.

Sekilas Yuta menatap Rian yang juga menatapnya di sana sebelum ia benar-benar pergi melewati gerbang  depan.

Dan kini, hanya tersisa Ole yang masih diam di posisinya sejak tadi bersama Rian di hadapannya. Cowok berjaket abu-abu itu menunjukan raut datar seperti biasanya.

"Le—"

"Lima menit. Aku kasih waktu kamu buat ngomong." Rupanya Ole tidak cukup senang akan kehadiran cowok itu. Bahkan ia memberi waktu singkat untuk Rian berbicara padanya.

Rian hanya menghela nafas berat. Rasa keberatan tentu saja ada saat mantan pacarnya itu hanya memberikan waktu singkat untuk berbicara. Tetapi, Rian tidak ingin mengambil risiko untuk mengelak. Tidak ingin membuat Ole malah menarik ucapannya lagi dan berakhir tidak ingin menemuninya.

Baik, lima menit.

"Aku baru ketemu Papa kamu," ujar Rian diselingi helaan nafas.

"Terus?"

Rian diam beberapa detik guna menatap wajah dingin perempuan di depannya. "Kamu mau nikah? Secepat ini?"

Pertanyaan yang hanya membuat mata Ole menyipit. Sedangkan Rian masih berusaha menutupi rasa terkejutnya sejak tadi. Tidak pernah menyangka, mantan kekasihnya akan melabuhkan hati pada orang lain. Dan masih tidak percaya, Ole secepat itu move on di kala umur perpisahan mereka baru terjadi tiga bulan lalu.

"Itu bukan urusan kamu 'kan?" sinis Ole sedikit menarik sudut bibirnya.

"Terus, siapa laki-laki yang bakal nikah sama kamu?" Alih-alih menanggapi, Rian kembali bertanya dengan pertanyaan yang sebenarnya menjadi tujuan ia berdiri di sini.

"Seharusnya Papa sudah kasih tau kamu."

"Dia gak kasih tau aku."

"Itu berarti kamu gak perlu tau, Yan." Ole berdecak sembari melihat menit jam di tangannya yang rupanya telah memakan waktu lebih dari lima menit.

Ole memutuskan masuk, pergi menjauh dari tatapan menusuk laki-laku itu. "Waktu habis. Aku gak menerima—" Namun Rian tidak membiarkan Ole melangkah sedikit pun darinya.

"Gak. Sebelum kamu kasih tau aku siapa orang itu, Le." Rian menahan lengan Ole dengan tatapan yang tak pernah lepas. Rasa ingin tahunya begitu tinggi, hingga membuat Rian terpaksa melakukan ini.

Ole mencoba menghempas lengannya namun gagal. Kekuatannya tidak ada apa-apanya dibanding jeratan erat laki-laki itu.

"Kamu gak berhak tau siapa dia, Yan. Sekarang lepas!"

Baby Maybe ✔️Where stories live. Discover now