E P I L O G U E

4.2K 353 12
                                    

Sudah berlangsung tiga bulan, di mana Ole melahirkan anak pertamanya.

Tidak begitu kesulitan membuat nama, karena saat kehamilan Ole yang menginjak enam bulan, Yuta sudah mendapatkan nama yang pas sekali untuk calon buah hati. Beruntung semua keluarga juga setuju dengan nama yang dipikirkan oleh Yuta selama satu bulan lebih itu.

Kalena Thalivia.

Kata Yuta, ia memilih nama itu yang berartikan murni yang ia memiliki harapan agar anaknya akan menjadi sosok perempuan yang berhati bersih dan juga seoranh perempuan yang sangat cantik. Sementara Thalivia ia ambil dari gabungan namanya dengan Olivia, alias Ole. Well, sepertinya nama itu cukup bagus terdengar, dan juga cukup unik karena Ole memiliki pilihan lain untuk membuat nama panggilan bagi sang anak.

"Lucu banget sayangku Ale, ih gemes!"

Ole sampai gemas sendiri melihat anaknya yang kini masih belum ingin tertidur dan sedang bermain dengan Ole di sana. Hingga beberapa menit kemudian, Yuta datang dari menghampiri mereka.

"Duh, dua cewek kesayangan papi lagi asik bener ya," sahut Yuta sambil ikut duduk di atas ranjang bersama Ole dan putrinya.

Ole segera menyambut kedatangan Yuta dengan senyum cerah. "Yut, Ale makin gemesin aja, tau! Lihat, dia udah sering ketawa ngeliatin aku."

Well, Yuta ikut senang mendengarnya. Toh, memang anaknya ini memang jarang tertawa di saat sedang bersama Ole, sementara sering mengeluarkan tawa imutnya saat bersama Yuta. Hm, maka dari itu Ole bahagia sekali saat melihat putri kecilnya itu berhasil mengumbar tawa karenanya.

"Yut, kamu jauh-jauh, sih. Nanti Ale malah fokus ke kamu, bukan aku lagi!"

Dan untuk menghindari sang putri kembali menempatkan fokusnya pada Papinya, maka Ole segera menyuruh Yuta agar menjauh. Ole tidak ingin perhatian Kalena teralihkan hanya karena kedatangan Yuta yang begitu cepat membuat fokus balita itu pada Ole buyar.

"Tapi aku mau liat Ale juga, Le."

"Kamu udah sering liat."

"Kamu yang lebih sering. Aku liat dia cuma malam."

"Tapi dia ketawanya cuma sama kamu doang, sama aku jarang, Yut."

"Ya mungkin karena aku lebih lucu?"

"Lucu apanya? Jamet begitu."

Ole mulai dongkol sendiri karena Yuta masih belum berniat untuk mengangkat pantat dari ranjang, dan malah semakin mengambil perhatian anaknya itu. Ole yang melihatnya hanya memasang wajah cemberut.

"Ya udah kalau gitu kamu yang tidurin Ale," kata Ole akhirnya memberikan sebuah kalimat yang berartikan ancaman bagi Yuta.

Walau Yuta adalah master pembuat putrinya tersenyum dan tertawa, tapi tetap saja Yuta tidak memiliki keahlian untuk membuat Kalena tertidur. Sulit, sih. Ole saja perlu waktu lama untuk membuat Kalena tertidur, dan lebih repotnya jika Kalena sudah tidak ingin tidur di box bayi, tetap ingin di gendong oleh sang mami. Yah, begitu lah merawat bayi. Kadang merepotkan tapi pastinya ada kepuasan di dalamnya.

"Hehe, kalau gitu kamu aja, aku liatin dari sini," kata Yuta sambil menyengir.

"Hu, pas gini aja kamu angkat tangan," cibir Ole.

"Bukannya angkat tangan, Le, tapi memang aku nyerah kalau masalah ini. Kamu tau sendiri Ale cuma bisa ditidurin kamu, kalau aku, bisa-bisa dia gak tidur sampe pagi. Iya, 'kan?"

Maka yang dilakukan Ole setelah itu ialah mengambil alih Kalena dari atas ranjang, kemudian mencoba menidurkannya dengan cara menimangnya disertai dengan alunan lagu yang berasal dari suara Yuta.

Baby Maybe ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang