45 - Si Pekerja Keras

3.3K 315 0
                                    

Sore hari menjelang malam yang mendung, langit yang mulai gelap disertai suara gemuruh dari atas, dengan angin yang cukup kencang tengah menghiasi suasana di lapangan tempat di mana  proyek pembangunan yang Yuta bekerja

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Sore hari menjelang malam yang mendung, langit yang mulai gelap disertai suara gemuruh dari atas, dengan angin yang cukup kencang tengah menghiasi suasana di lapangan tempat di mana  proyek pembangunan yang Yuta bekerja. Yuta hanya sendiri saat ini, mengingat Junod tidak bisa membantunya karena pria itu sedang kuliah lalu Henri yang sudah ada di kampung halamannya dan Adam jangan ditanya, pria itu sibuk dengan pekerjaan di luar kota hingga melimpahkan semua kerjaan di sini pada Yuta. Memang kurang ajar! Yuta harus resign secepatnya dari pekerjaan sialan ini. Tunggu saja, usai proyek selesai Yuta akan keluar dengan penuh kebanggaan diri.

Lalu, yang dilakukan Yuta sekarang ialah berkutat dengan berkas berisi perancangan jadwal pembangunan yang seharusnya adalah pekerjaan Henri. Tapi karena si sontoloyo itu absen, maka Yuta harus menggantikan pekerjaan itu yang menurut Yuta sama sekali bukan passionnya. Biasanya Yuta hanya menjadi mandor dalam memberikan pengarahan serta intruksi pada pekerja dan juga menentukan material peralatan kerja, tapi kini? Pekerjaan semakin menumpuk dengan mengambil alih bagian Junod dan Henri. Beruntung saja, Yuta adalah orang tidak bodoh-bodoh amat. Dia masih bisa mengerjakan semua pekerjaan itu tanpa melakukan kesalahan, yah berikan tepuk tangan untuk saudara Yuta karena kemampuannya menghandle banyak pekerjaan.

Selamg beberapa menit menyelesaikan pekerjaannya, Yuta kembali menghampiri para pekerja sambil membawa arahan baru karena pembangunan harus segera ditunda akibat cuaca yang tidak memungkinkan untuk mereka tetap bekerja.

"Jul, suruh semua berhenti ya, sore ini kita selesai dan lanjut besok lagi. Cuaca gak mendukung banget buat lanjut sampe malam," perintah Yuta kepada kepala pimpinan buruh di sana.

"Siap Pak. Saya langsung kasih komando ya Pak."

Dan bersamaan dengan teriakan dari belakang yang memanggil nama Yuta. Otomatis seluruh orang yang berada di sana menoleh pada sumber suara berada, termasuk Yuta.

"Wah, istrinya Pak Yuta, tuh!"

"Waduh, cantik banget!"

"Pak Yuta sering banget didatangin istrinya, jadi iri saya."

Beberapa komentar dari pekerja di sana mengenai kedatangan Ole yang mereka tahu tidak hanya satu atau dua kali. Ole memang sering menengok Yuta, sekedar mengantarkan makanan ataupun menjemput Yuta jika Yuta tidak membawa mobil.

Yuta yang mendengar jelas bagaimana orang-orang di sana menggodainya hanya mendengus. Kemudian ia beranjak untuk menghampiri Ole yang berada di depan basecamp sambil menenteng kantong plastik yang Yuta tebak berisi makanan.

"Le, mendung-mendung begini ngapain ke sini?" tegur Yuta yang agak risau karena datangnya Ole ditengah cuaca buruk seperti ini.

"Mau antar makanan, Yut. Tadi aku barusan dari Mall, jadi mampir deh sekalian pulang sama kamu."

"Terus tadi naik apa ke sini?" Yuta menengok ke arah parkiran yang tidak menunjukan keberadaan mobil Ole.

"Diantar Pak Kiko. Kamu udah makan belum, Yut? Makan yuk, aku udah bawain kamu chicken katsu, nih!" seru Ole menarik Yuta untuk masuk ke basecamp berniat untuk makan bersama di sana. Yuta hanya menurut saja, lagipula dia memang lapar karena bekerja keras seharian.

Baby Maybe ✔️Место, где живут истории. Откройте их для себя