Yusuf Thalius tidak pernah merencakan masa depan apa yang akan ia inginkan sebelumnya. Menyelesaikan kuliah saat umur dua puluh tujuh tahun adalah tujuan utama Yuta usai didapuk menjadi asisten sementara seorang direktur, yang beruntung adalah teman...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini Yuta menghabiskan waktu untuk menyelesaikan berkas yudisium yang akan terlaksan dalam beberapa hari lagi. Jangan tanya mengapa Yuta langsung mengurus penilaian akhir itu walau ia baru saja selesai sidang tadi siang. Yah, Yuta hanya ingin mengejar waktu wisuda dengan cepat, hingga tidak membuatnya menunda lagi karena Yuta dengar periode wisuda akan menjadi periode terakhir dibulan besok, Yuta tidak ingin ikut wisuda tahun berikutnya tentu saja. Terlalu lama. Oleh karena itu ia mengerja target untuk menyelesaikan semua kelengkapan wisuda terutama berkas yudisium yang banyaknya tidak tanggung itu.
Di kala keseriusannya mengisi formulir, di sana Ole datang entah bermaksud mengusik Yuta, yang jelas unttuk malam ini Yuta tidak akan terpengaruh jika wanita itu meminta sesuatu yang mengharuskannya menunda mengisi formulir yudisium. Untuk kali ini urusan kuliah lebih penting!
"Yut, liat yang aku dapat!" seru Ole yang hanya dibalas dengan dehaman singkat Yuta tanpa menoleh pada wanita itu.
Ole mendengus melihat respon cuek Yuta. "Ih, Yut! Liat sini, dong."
"Lagi sibuk. Bentar."
"Liat doang bentar gak sampai lima detik juga," protes Ole yang terus memaksa Yuta agar menoleh kearahnya.
Dan Yuta pun menurutinya, daripada harus mendengar Ole mengomel lebih lama, ia pun menoleh singkat dan sesuai perkataan Ole hanya lima detik.
"Oh, udah dapat cheesecake-nya?" ucap Yuta basa-basi.
"Ih, ini kue dapat dari si Geri. Katanya ada orang ngasih di depan kost kamu, Yut."
Sontak saja membuat Yuta kembali menoleh pada Ole, lebih tepatnya pada benda yang berada di tangan wanita itu. Yuta yang tidak lagi fokus pada formulirnya itu malah berpikir tentang siapa sang pengirim yang kue itu.
"Ada nama pengirimnya gak?" tanya Yuta.
"Gak ada. Kata Geri juga yang antar ojol," jawab Ole lagi. "Tapi kalau aku ingat-ingat kayaknya cheesecake ini dari toko kue yang biasa aku beli. Iya gak?" Ole samabil menyodorkan kotak bening berisi cheesecake itu pada Yuta.
"Hm, mungkin ya."
"Terus siapa yang ngasih, Yut? Temen kamu ya?"
Yuta yang sebenarnya sudah menduga siapa yang pemberi kue itu hanya memberikan respon pendek dengan mengangkat kedua bahunya seakan tidak tahu apa-apa.
"Gak tau, secret admirer aku kali."
"Dih, emang punya? Bukannya fans kamu cuma si Lilis ya?" sewot Ole sambil duduk di sebelah Yuta dengan kue yang berada di pangkuannya.
