46 - Hujan Panas

3.2K 330 12
                                    

Tidak sampai satu jam Yuta menyelesaikan acara mandinya yang semula tubuhnya telah terbalur tanah basah

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Tidak sampai satu jam Yuta menyelesaikan acara mandinya yang semula tubuhnya telah terbalur tanah basah. Yuta seperti baru jatuh di empang tadi, hingga tidak berani untuk menemui Ole karena yakin wanita itu akan menertawainya atau lebih parah mengabadikan moment memalukannya itu melalui foto. Dan demi menjujung tingga harga diri, maka Yuta memilih langsung menuju kamar mandi luar yang sebelumnya telah ia suruh Aris untuk memgambil baju gantinya di basecamp.

Kini Yuta sudah berada di basecamp dengan penampilan segar dan hanya memakai kaos tipis dan celana kain panjang. Sambil menggosok rambutnya yang basah, Yuta menghampiri Ole yang sedang duduk dengan posisi membelakanginya.

"Le, makanannya masih—" Yuta tidak melanjutkan kalimatnya karena mendapati Ole yang sedang menangis di sana. Entah karena apa wanita itu menangis, Yuta bingung sendiri.

"Ole, kenapa? Kok nangis?" tanya Yuta cemas segera mengambil posisi duduk di depan wanita itu.

Sedangkan Ole masih menangis tersedu semakin kencang di saat Yuta telah ada di sana.

"Le, kamu takut petir lagi? Atau ada ganggu kamu pas aku keluar tadi?" sela Yuta mulai berpikiran macam-macam atas menangisnya Ole.

Ole yang masih terisak mencoba untuk bersuara walau terputus-putus akibat nangisnya yang tidak berhenti.

"B-bukan Yut," jawabnya.

"Terus apa?"

Ole menatap Yuta dengan wajahnya yang memerah, matanya masih mengeluarkan air mata namun tidak sederas tadi.

"Aku nangis karena kamu, Yut."

Mendengarnya hanya bisa membuat Yuta terkejut. Memang apa lagi salahnya?

"Aku ada buat salah, Le?" tanya Yuta pelan.

Ole menggeleng, "gak ada. Justru aku nangis terharu karena lihat kamu berjuang keras di luar sana untuk bantu angkat tiang itu. Kamu tau gak, aku khawatir banget liat kamu ikut kamu kena hujan, terus takut kamu kesamber geledek, Yut."

Yuta tidak bisa berkata apa-apa lagi usai mendengar penjelasan dari Ole. Dia hanya blank sebentar sebelumnya akhirnya mendesahkan nafas lega.

"Ya ampun, Le. Liat kamu nangis aja aku gemeteran dan pas dengar alasannya aku makin kaget tau gak? Kenapa bisa terharu begitu ngeliat suami kamu sih? Ini udah biasanya aku lakuin tau," ujar Yuta mulai mengontrol diri untuk tetap relax. Ia pun sudah berpindah tempat di samping Ole.

Ole yang tidak lagi menangis hanya mengusap sisa air matanya dia pipi menjawab. "Ya karena aku baru pertama kali liat kamu kerja segigih itu. Aku kira kamu cuma males-malesan sama kayak Junod dan Henri."

"Yuta mah beda! Pekerja keras ni bos!"

"Iya. Terus udah jadi pahlawan belum?"

"Pahlawan di hati kamu aja ya."

Baby Maybe ✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz