44 - Memiliki Seutuhnya

3.8K 343 19
                                    

AdultContent

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AdultContent

skip bagi yang tidak nyaman dan untuk di bawah umur mohon undur diri dahulu ya



Yuta menghampiri Ole yang sedang melakukan perawatan wajah malam hari menjelang tidur. Senyum Yuta mengembang di kala memerhatikan wajah cantik milik Ole yang terpantul dalam bayangan cermin. Ole selalu cantik di mata Yuta, bahkan tanpa riasan apapun akan selalu menarik baginya. Maka dari itu Yuta tidak pernah bosan untuk memandang wajah wanita itu.

"Kenapa kok ngeliatinnya begitu banget?" tegur Ole merasa Yuta terlalu lama memandanginya dari belakang sana.

"Ya kamu cantik, sih. Sampai gak bosan aku ngeliatnya," jawab Yuta dengan jujur hingga berhasil membuat Ole tersenyum malu.

Kemudian usai menyelesaik acara memakai skincare-nya Ole berbalik untuk menghadap Yuta. "Yut, aku boleh tanya sesuatu gak?"

"Boleh, tanya aja."

Ole mengulum senyumnya lagi seraya mengusap rambut Yuta yang mulai memanjang di sana. Sepertinya besok Ole akan membawa Yuta ke salon, akan memangkas rambut pria itu lagi seperti yang sebelumnya ia lakukan.

"Apa arti aku bagi kamu?" Ole tidak tahu mengapa ia melontarkan pertanyaan seperti itu pada Yuta, mengingat pria itu tidak bisa membuat kata-kata romantis atau melakonis. Tetapi entah, Ole ingin tahu  apa arti dirinya bagi Yuta, karena sejak dulu mereka pun sudah bersama, Ole pikir sudah waktunya mereka saling mengutarakan perasaan yang lebih dalam dari sekedar kata cinta.

Sementara Yuta masih terlihat bingung untuk menjawab karena benar kata Ole, pikiran Yuta tidak terisi dengan ungkapan manis seperti pria lain. Yuta itu orangnya realistis dan sama sekali tidak romantis. Makanya pertanyaan seperti ini sulit untuk ia jawab.

"Tapi kalau kamu bingung, aku duluan, deh yang ngomong." Ole si pengertian dengan baik hati memberikan ungkapan terlebih dahulu yang mana akan menjadi gambaran bagi Yuta nantinya. "Bagi aku kamu itu kayak anak kucing."

"Anak kucing?" Yuta bertanya dengan bingung.

Ole mengangguk cepat. "Iya, kayak anak kucing soalnya gemoy bisa diuyel-uyel!" Melanjutkan dengan mencubit kedua pipi Yuta dengan gemas di sana.

Yuta sudah tahu jika Ole sedang bercanda, makanya ia terlihat pasrah saja. Toh, memang sebenanrnya Ole pun tidak jago untuk membuat kata-kata romantis yang menyentuh hati. Mereka berdua sama saja, sih. Sama-sama prik.

"Tapi Le, aku tau apa arti kamu bagi aku," ucap Yuta sambil menahan kedua tangan Ole yang masih bertengger di wajahnya.

Ole memiringkan wajahnya menatap Yuta dengan penasaran. "Apa memangnya, Yut?"

Seraya melepas tangan jahil Ole dan mengganti posisi dari wajahnya untuk ia genggam, Yuta menjawab.

"Kamu itu bagai sepatu heels yang selalu jalan di lantai marmer." Yuta berkata hingga membuat alis Ole terangkat sedikit. "Sedangkan aku bagai sendal jepit yang selalu jalan di jalan becek dan berdebu."

Baby Maybe ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang