23 - Kata Junod

1.9K 283 3
                                    

Berakhir di restoran ikan bakar yang menjadi pilihan Yuta untuk meneraktir teman-temannya sebagai bentuk syukur atas kelulusan sidangnya pada hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Berakhir di restoran ikan bakar yang menjadi pilihan Yuta untuk meneraktir teman-temannya sebagai bentuk syukur atas kelulusan sidangnya pada hari ini. Di sana sudah ada tujuh orang minus Adam yang tidak ikut karena ada panggilan rapat mendadak, atau memang pria itu menghindar dari kerumunan yang berisikan teman-teman monyetnya itu, oh ya juga ada dua orang asing tahu-tahu saja ikut dalam acara traktiran Yuta itu. Katanya itu sahabat Entong, yang lagi krismon dan butuh asupan gizi. Yuta sih, tidak memusingkan itu, asal jangan rakus dalam memesan makanan dan jangan norak!

Hidangan sudah tersaji di depan mata sesuai dengan pesanan. Yuta yang memang menahan lapar sejak pagi tadi segera menyantap makanannya dengan lahap, sementara Junod di hadapannya itu menatap Yuta dengan sinis.

"Tuy, lo sadar gak, sih?" Junod berkata dengan nada agak pelan namun terbesit nada jengkel pula di sana.

"Sadar apaan? Ikannya banyak duri?" balas Yuta.

"Ya kagak lah! Lo sadar gak, kalau si Ole tuh keliatan sayang banget sama lo?" lanjut Junod yang seketika membuat Yuta berhenti mengunyah makanannya dan menatap Junod dengan dahit berkerut.

"Maksud lo?"

Junod berdecak gregetan, "hih! Lo itu goblok apa emang pura-pura gak ngerti, sih, Yut? Lo tau, kalau Ole tuh dari pagi udah semangat banget nungguin lo sidang, bahkan si Adam aja berhasil dia seret ke sini. Besar 'kan perjuangan bini lo, Tuy?"

Sejujurnya Yuta masih tidak mengerti ke mana arah pembicaraan Junod itu. Ya, dia sadar saja jika Ole memang sejak kemarin selalu menyemangatinya dalam mempersiapkan sidang, tapi bukan berarti Ole memiliki rasa padanya, 'kan? Yah, sejak dulu, mereka memang sering menyemangati dan membantu satu sama lain, kok. Jadi, hal-hal begini menurut Yuta adalah hal yang biasa, tidak perlu dipikirkan apalagi dikategorikan seperti yang Junod bilang itu.

Yuta pun kembali melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda karena si sontoloyo Junod yang mengganggu kegiatan makannua, namun belum sampai sendok berisi nasi dan potongn ikan itu masuk ke dalam mulut, panggilan Junod kembali membuat perhatian Yuta teralihkan. Yuta sebenarnya kesal, namun entah kenapa ia menuruti apa yang ditunjuk Junod saat ini.

"Noh, coba lo liat baik-baik pake mata dan organ dalam lo, Tuy. Ole, istri lo, cantik banget, 'kan?" tukasnya sambil memandang Ole dari jauh yang mana Ole duduk agak jauh dari Yuta dan Junod, karena Ole sedang mengobrol bersama teman-teman Entong yang capernya nauzubillah bersama Henri pula.

Yuta tidak menjawab apa yang menjadi pertanyaan Junod, justru ia memandang Ole dengan intens sekarang. Mendengar kata cantik, Yuta akui Ole memang sangat cantik. Tidak lupa dengan tubuhnya yang terawat serta selera fashionnya yang sangat bagus. Dikatakan Ole adalah wanita idaman lah, fisik sudah sangat memandai, finasial yang cukup. Harusnya Yuta merasa sangat bangga bukan?

Baby Maybe ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang