Yusuf Thalius tidak pernah merencakan masa depan apa yang akan ia inginkan sebelumnya. Menyelesaikan kuliah saat umur dua puluh tujuh tahun adalah tujuan utama Yuta usai didapuk menjadi asisten sementara seorang direktur, yang beruntung adalah teman...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Untuk kesekian kali Ole berkunjung ke basecamp Yuta. Sama seperti biasa, wanita itu akan membawakan Yuta makan siang yang ia buat bersama Bik Minah. Ole sudah berada di dalam camp, dan langsung disambut oleh Junod dan Henri di sana.
"Wah, ada Ole!" sambut Junod sumringah. "Mau ngapelin Yuta ya?"
"Gue bawain makan siang nih, buat Yuta. Yuta di mana, Nod?" tanya Ole tidak mendapatkan kehadiran Yuta di sana.
"Oh, lagi keluar bentar, bentar lagi juga ke sini. Kamu masak ya, Le?" Junod melirik sebentar kotak makan yang Ole bawa, mengingatkannya beberapa waktu lalu ia pernah merasakan makanan yang berada di kotak makan itu.
Well, Junod tidak ingin mengingat rasanya kalau begitu.
"Terus ini makanan dari siapa, Nod? Kalian pesan online ya?"
Perhatian Ole beralih pada meja di depannya yang berisi banyak bungkus plastik yang berisi makanan. Membuat Henri langsung menyelanya dengan cepat walau Junod sudah mulai waspada di sana.
"Oh, ini kiriman dari Melisa. Sering banget dia kirim makanan ke sini," sela Henri yang langsung mendapatkan senggolan kecil dari Junod. Memang Henri ini tidak bisa menjadi orang yang menjaga rahasia! Sebenarnya bukan rahasia sih, hanya jika ia mengatakan hal itu di depan Ole, yah pasti wanita itu akan merasa tidak nyaman atau malah terkejut nantinya. Lalu yang kena getahnya siapa? Tentu saja Yuta.
"Dari siapa?" ulang Ole yang merasa jika pendengarannya agak keliru saat mendengar nama yang tidak asing dari Henri.
Henri yang sudah kebingungan sendiri hanya meringis, berserta Junod yang hendak menjawab dengan alibi namun tidak terlaksana karena Yuta keburu datang dan membuat perhatian Ole teralihkan.
"Loh, kamu di sini?" tegur Yuta agak terkejut mendapatkan Ole sudah berada di sini.
Ole membalas dengan senyum kecil. "Aku bawain makan siang."
"Ya udah kalau gitu, aku juga udah laper. Yuk makan." Yuta segera mengambil kotak makan dari tangan Ole, membawanya ke meja lalu membuka kotak makan itu dengan segera. Di sana Ole pun ikut duduk bersama Yuta, memperhatikan pria itu.
Sementara Junod dan Henri juga segera gerak cepat untuk mengambil seluruh makanan yang tadinya berada di meja itu dan membawanya ke meja lain untuk keduanya santap bersama. Mereka membiarkan Yuta dan Ole makan di meja besar itu, hitung-hitung juga sebagai peralihan jikalau Ole kembali mempertanyakan mengenai ucapan lepas dari Henri tadi. Bisa barabe jika Yuta mendengarnya, huh!
"Gimana Yut, rasanya?" tanya Ole saat Yuta sudah menyendok beberapa kali makanan buatanya itu.
"Enak, kok. Lebih berasa daripada yang kemaren," jawab Yuta dengan mulut penuh.
