37 - Ditinggal

1.8K 289 10
                                    

Operasi Dale nyatanya berjalan dengan lancar usai sepuluh jam berjuang di dalam ruangan operasi, dokter mengucapkan rasa syukurnya di saat operasi pengangkatan tumor itu tidak mengalami kendala

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Operasi Dale nyatanya berjalan dengan lancar usai sepuluh jam berjuang di dalam ruangan operasi, dokter mengucapkan rasa syukurnya di saat operasi pengangkatan tumor itu tidak mengalami kendala. Begitu pula Yuta dan Ole yang tidak berhenti bersyukur karena Tuhan sudah menyelamatkan sang Papa kali ini.

Kini Dale sudah pindah ke ruang inap biasa, di mana mereka hanya menunggu pria itu sadar. Namun, yang menjadi kendala adalah Dale tidak kunjung membuka mata dan tidak menunjukan tanda-tanda kesadaran. Dan itu sudah berlangsung hampir satu minggu, di mana waktu yang cukup lama bagi Ole maupun Yuta untuk menunggu. Mereka jadi takut, jika hal ini adalah salah satu penyebab dari operasi kemarin. Bisa saja hal itu menjadi pengaruh akan kesadaran Dale, bukan?

Tapi, dokter mengatakan hal itu bisa saja terjadi karena belum siapnya organ tubuh Dale untuk kembali bekerja pasca operasi yang dilakukan secara dadakan itu. Katanya perlu waktu dan tidak menutup kemungkinan akan memakan waktu lama.

Kini Ole sedang berada di ruangan Dale berada, seraya memerhatikan pria itu yang masih berbaring berserta alat bantu pernafasannya di sana. Ole tidak tahu sudah berapa kali ia menangis beberapa hari ini, yang jelas tangisannya itu hanya untuk Dale seorang. Dan ia tidak peduli bagaimana kondisi tubuhnya yang semakin hari pun mengalami penurunan karena terlalu sering terjaga saat malam juga banyak melewati jam makan. Ole benar-benar tidak memerhatikan kondisinya sendiri demi menunggu Dale sadar.

"Pa..."

Ole berguman kecil sambil menatap Dale dengan mata yang mulai berlinang air mata.

"Sudah hampir satu minggu Papa belum buka mata. Papa lagi mimpi apa, sih? Kok betah banget tidur?" guman Ole lagi seakan sedang melayangkan protes pada papanya. "Apa papa lagi ketemu mama ya? Makanya gak mau bangun?"

Suara wanita itu bergetar di kala tangisannya mulai mengeras di sana.

"Papa gak lupa, 'kan kalau di sini masih ada Ole yang masih butuh papa? Pa, Ole belum bisa ditinggal sama papa. Aku belum sanggup, kalau papa pergi." Ole berbisik dengan isakan tangis yang tertahan, beserta air matanya yang mengalir deras melewati wajah sembabnya.

***

Yuta menatap nanar Ole yang masih menangis di samping ranjang Dale berada. Bohong jika Yuta tidak mendengar isakan Ole, karena sejak tadi ia tak berhenti untuk menatap sedih Ole di sana. Yuta tahu apa yang Ole rasakan, karena ia pun merasakan hal yang sama. Rasa sayang Yuta pun begitu besar untuk Dale, walau ia hanya seorang menantu bagi pria itu, namun Yuta tidak memungkiri jika Dale adalah salah satu orang yang paling berarti bagi hidupnya.

Rasanya ingin sekali Yuta menghampiri Ole. Menenangkannya dengan pelukan, namun ternyata ia tidak bisa melakukan itu. Yuta sadar jika Ole menghindarinya beberapa hari setelah ini. Tidak perlu ditanya, apa yang membuat Ole melakukan hal itu. Tentu saja berhubungan dengan apa yang telah terjadi pada Dale. Mengenai aksi bungkam Yuta atas penyakit Dale. Yuta tidak akan menyalahkan Ole, karena wanita itu pun berhak marah padanya. Berhak untuk merasa kecewa padanya.

Baby Maybe ✔️Where stories live. Discover now